Tabel 4.9 dapat dilihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, nilai tolerance variabel x1 dan x2 adalah 0,82 dan 0,82 lebih kecil dari 1, dan nilai
VIF variabel x1 dan x2 adalah 1,110 dan 1,110 lebih besar dari 1 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas.
4.1.5 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis a. Persamaan Regresi Berganda
Budaya Organisasi dan Pengawasan berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Regresi
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
1.115 .416
2.678 .010
Budaya Organisasi 3.222
.899 .063
3.585 .006
Pengawasan .809
.107 .813
7.542 .000
Dari Tabel 4.10 maka koefisien model regresi dapat dibentuk menjadi :
Y = 1,115 + 3,222 X1 + 0,809 X2 + e
Hasil tersebut menunjukkan : 1
Nilai konstanta sebesar 1,115 artinya apabila nilai Budaya Organisasi dan Pengawasan bernilai nol, maka nilai Produktivitas Kerja akan menjadi sebesar
1,115. 2
Koefisien regresi variabel Budaya Organisasi sebesar 3,222 bermakna jika variabel Budaya Organisasi meningkat 1 maka akan meningkatkan satu satuan
Universitas Sumatera Utara
Produktivitas Kerja sebesar 3,222 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
3 Koefisien regresi variabel Pengawasan sebesar 0.809 bermakna jika variabel
Pengawasan meningkat 1 maka akan meningkatkan satu satuan Produktivitas Kerja sebesar 0,809 dengan asumsi variabel lainnya tetap atau sama dengan nol.
Persamaan matematis tersebut dapat dijelaskan dengan teori menurut Blunchor dan Kapustin yang dikutip oleh Sinungan 2008:9, peningkatan
produktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain 1 Perbaikan terus- menerus, 2 Peningkatan mutu hasil pekerjaan, 3 Pemberdayaan sumber daya
manusia, 4 Kondisi tempat bekerja, 5 Umpan Balik. Faktor-faktor peningkatan produktivitas tersebut merupakan beberapa indikator dari budaya organisasi dan
pengawasan. Perbaikan terus-menerus dan umpan balik merupakan indikator dari pengawasan yaitu evaluasi dan koreksi. Mutu hasil pekerjaan dan pemberdayaan
sumber daya dapat ditingkatkan dengan meningkatkan profesionalisme, kepemimpinan dan penyelesaian konflik yang menjadi indikator budaya organisasi.
Profesionalisme merupakan ukuran kecakapan atau keahlian yang dimiliki pekerja dalam organisasi, demikian juga kepemimpinan merupakan tingkat keterlibatan
atasan terhadap masalah-masalah diluar pekerjaan yang dialami oleh bawahan serta penyelesaian konflik untuk menyelesaikan ketidakharmonisan dalam suatu organisasi
yang menimbulkan ketidaknyamanan. Kondisi tempat bekerja dipengaruhi oleh keteraturan, integrasi dan kepercayaan kepada sesama rekan kerja yang menjadi
indikator budaya organisasi. Dengan adanya keteraturan yaitu adanya aturan atau
Universitas Sumatera Utara
ketentuan yang harus dipatuhi dan integrasi yaitu iklim kerja dimana pekerja merasa memiliki ikatan yang kuat dalam organisasi serta kepercayaan kepada sesama rekan
kerja maka kondisi tempat bekerja akan kondusif yang memacu pagawai untuk lebih produktif.
b. Koefisien Determinasi