Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas Uji Multikolinieritas

Sebaliknya bila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H diterima dan H 1 ditolak. Selanjutnya ditentukan faktor mana dari variabel bebas yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel terikat dengan melihat nilai standardized coefficients nya.

3.9 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regressi berganda telah dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik ini telah terpenuhi, maka alat uji statistik regressi linear berganda sudah dapat digunakan.

3.9.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regressi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji coba statistik. Menurut Sugiyono 2008, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regressi memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya jika data menyebar menjauhi garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regressi tidak memenuhi asumsi normalitas. Secara statistik, uji normalitas pada penelitian ini juga dilakukan dengan uji Kolmogorov – Smirnov. Menurut Sugiyono 2008, jika angka signifikansi yang ditunjukkan dalam tabel lebih kecil dari α 5, maka dikatakan data tidak memenuhi asumsi normalitas, Universitas Sumatera Utara sedangkan sebaliknya, jika angka signifikansi dalam tabel lebih besar dari α 5, maka data sudah memenuhi asumsi normalitas.

3.9.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model regressi itu terjadi perbedaan varians dari residual satu pengematan dengan pengamatan lain. Sebuah model analisis regressi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas, yang artinya varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tidak tetap atau berbeda. Menurut Trihendradi 2007, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat gejala yang dapat dilihat pada Scatterplot yang dihasilkan oleh program SPSS dengan ciri-ciri : 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3. Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang, melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

3.9.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regressi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Ada tidaknya masalah multikolinieritas di dalam model regressi, dapat dilihat dari nilai Variation Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas Universitas Sumatera Utara multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, angka tolerance mendekati 1 Sugiyono ; 2008. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian a. Sejarah Singkat Bank BNI

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional. Universitas Sumatera Utara