Koefisien Determinasi HASIL DAN PEMBAHASAN

ketentuan yang harus dipatuhi dan integrasi yaitu iklim kerja dimana pekerja merasa memiliki ikatan yang kuat dalam organisasi serta kepercayaan kepada sesama rekan kerja maka kondisi tempat bekerja akan kondusif yang memacu pagawai untuk lebih produktif.

b. Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur kemampuan variabel independen menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen, seperti terlihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate d i m e n s i o n 1 .776 a .602 .587 .26104 a. Predictors: Constant, Pengawasan, Budaya organisasi b. Dependent Variable: produktivitas kerja Sumber: Data primer yang diolah, 2011 Tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R square sebesar 0,602 atau 60,2. Hal ini berarti variabel independen yaitu budaya organisasi dan pengawasan mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap produktivitas kerja sebesar 60,2 sedangkan sisanya sebesar 39,8 dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti. Budaya organisasi dan pengawasan berpengaruh cukup signifikan terhadap produktivitas kerja. Produktivitas kerja yang dapat dipertahankan dengan baik dalam jangka panjang akan mempengaruhi kinerja organisasi perusahaan. Hal ini sejalan Universitas Sumatera Utara dengan pernyataan Kotter dan Heskett dalam Soetjipto 2007:74 bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja jangka panjang organisasi. Indikator pengawasan yang paling banyak dipilih pegawai adalah koreksi perbaikan terus-menerus yang artinya pegawai telah menyadari pentingnya koreksi untuk pencapaian produktivitas. Koreksi perbaikan mutlak diperlukan demi tercapainya tujuan, bahkan harus berlangsung terus menerus. Hal ini sejalan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas menurut Blunchor dan Kapustin yang dikutip oleh Sinungan 2008:9, pertama-pertama adalah adanya perbaikan terus- menerus. Indikator budaya organisasi yang terbanyak dipilih pegawai adalah keteraturan, dimana pengertian keteraturan ini adalah kondisi lingkungan kerja yang menunjukkan adanya aturan-aturan yang harus dipatuhi anggota organisasi. Tujuannya adalah untuk menjamin keseragaman dalam pelaksanaan, memudahkan koordinasi dan pengawasan. Hal ini berarti budaya organisasi berkaitan erat dengan pengawasan. Dapat juga dikatakan bahwa dimensi dalam budaya organisasi mensyaratkan pengawasan untuk membentuk budaya organisasi yang berkualitas. Akan tetapi perubahan budaya organisasi dapat menyebabkan ketidakteraturan yang dapat menghalangi produktivitas pegawai. Untuk itulah peranan pemimpin sangat diperlukan. Kepemimpinan dalam hal ini adalah kemauan pemimpin untuk terlibat dalam pekerjaan bawahannya, baik untuk urusan kantor maupun di luar kantor. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Serempak Uji F