Kerangka Konseptual TINJAUAN KEPUSTAKAAN

berarti peningkatan hasil yang dicapai dengan penggunaan sumberdaya secara efektif dan efisien; dan b hal tersebut akan memberikan sumbangan besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih kuat. Kaitannya dengan upah meliputi: a aspek peningkatan produktivitas dapat berupa penurunan biaya produksi dan peningkatan kemampuan bersaing karena hasil jumlah produksi bertambah dan harga ditekan lebih rendah; b apabila hal tersebut dibarengi dengan pembinaan pasar maka keuntungan akan meningkat; c bertambah besarnya keuntungan antara lain dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan tingkat upah dan perluasan usaha. Hubungannya dengan aspek kesejahteraan mencakup: a peningkatan produktivitas dapat mempengaruhi kenaikan taraf hidup dan b jika upah meningkat maka dapat untuk membiayai kebutuhan hidup akan lebih baik.

2.4 Kerangka Konseptual

Setiap perusahaan mendambakan adanya suatu budaya organisasi yang menjadikan pegawai-pegawainya produktif yang pada akhirnya bermuara pada pencapaian laba dan peningkatan reputasi. Untuk mencapai hal tersebut pihak manajemen suatu perusahaan membutuhkan pengawasan supervisi agar antara perencanaan yang ditetapkan di awal berjalan sesuai dengan hasil output. Menurut Hasibuan 2001 bahwa : ”produktivitas adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”. Produktivitas merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu, kemampuan dan minat seorang Universitas Sumatera Utara pekerja, kemampuan dan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat pengawasan pada seorang pekerja. Budaya organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi lain. Sistem makna bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu. Riset yang dilakukan Chatman dan John dalam Tunggal 2004 mengemukakan dimensi-dimensi budaya organisasi yang digambarkan sebagai berikut : Sumber: Chatman dan John dalam Tunggal 2004:5 Gambar 2.5. : Dimensi-dimensi Budaya Organisasi Gambar tersebut menerangkan dimensi-dimensi budaya organisasi yang meliputi : 1. Inovasi dan pengambilan risiko. Sejauh mana para karyawan didorong Inovasi dan Mengambil Risiko Rendah…..Tinggi Perhatian pada detail Rendah…..Tinggi Orientasi Hasil Rendah…..Tinggi Budaya Organisasi Stabilitas Rendah…..Tinggi Orientasi Tim Rendah…..Tinggi Orientasi Individu Rendah…..Tinggi Agresivitas Rendah…..Tinggi Universitas Sumatera Utara untuk inovatif dan mengambil risiko; 2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan presisi kecermatan, analisis, dan perhatian terhadap detail; 3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen lebih fokus pada hasil- hasil dan keluaran dari pada kepada teknik-teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai keluaran tertentu; 4. Orientasi terhadap individu. Sejauh mana keputusan- keputusan yang diambil manajemen ikut untuk mempertimbangkan efek-efek hasil terhadap individu yang ada dalam organisasi; 5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja lebih diorganisasi dalam tim, bukan secara perorangan; 6. Agresivitas. Sejauh mana orang-orang berlaku agresif dan bersaing dan tidak bersikap santai, dan 7. Stabilitas, sejauh mana kegiatan-kegiatan keorganisasian lebih menekankan status quo dibanding dengan pertumbuhan. Dengan perubahan global sekarang ini, organisasi menghadapi tantangan untuk mengadopsi budaya organisasi yang tidak hanya harus fleksibel, tetapi juga harus sensitif terhadap berbagai perbedaan budaya yang dihadapi oleh anggota organisasi. Djokosantoso 2003 menyatakan bahwa : “ada keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja organisasi. Semakin baik kualitas faktor- faktor yang terdapat dalam budaya organisasi, maka makin baik kinerja organisasi tersebut”. Fungsi pengawasan adalah merupakan fungsi yang inheren dalam sistem dan dalam diri semua orang yang terlibat dalam organisasi yang sepakat untuk mencapai tujuan. Handoko 2004 menyatakan bahwa ”Pengawasan sebagai suatu proses untuk menjamin tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai”. Beliau juga mengatakan Universitas Sumatera Utara bahwa pada pokoknya controlling Kedua hal tersebut budaya organisasi dan pengawasan mendukung tercapainya tujuan suatu organisasi. Dalam hal ini, tujuan suatu organisasi digerakkan oleh sumber daya manusianya yaitu pegawai. Hal yang dapat diukur dan diteliti dari pegawai adalah produktivitas. Pemikiran ini dituangkan dalam gambar berikut : atau pengawasan adalah keseluruhan dari kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Gambar 2.6. Kerangka Berpikir

2.5 Hipotesis Penelitian