Analisis Kondisi Ekosistem Terumbu Karang

Sementara Bengen 2004 mensyaratkan keserasian antara laju pembangunan dengan daya dukung lingkungan alam, agar asset sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang minimal sama untuk generasi yang akan datang atau memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Budimanta 2005 menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi yang akan datang untuk menikmati dan memanfaatkannya. Berdasarkan konsep pembangunan berkelanjutan tersebut, maka Sarosa 2005 menetapkan bahwa indikator pembangunan berkelanjutan terdiri dari aspek-aspek ekonomi, ekologilingkungan, sosial, politik, dan budaya. Pemikiran yang sama juga dikemukan oleh Djajadiningrat 2005 menyatakan bahwa dalam pembangunan yang berkelanjutan terdapat aspek keberlanjutan yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Keberlanjutan ekologis 2. Keberlanjutan di bidang ekonomi 3. Keberlanjutan sosial dan budaya 4. Keberlanjutan politik 5. Keberlanjutan pertahanan keamanan Dalam konteks pengelolaan kawasan konservasi yang mengandalkan sektor pariwisata maka Insula 1995 in Rachmawati 2003 menekankan bahwa pariwisata harus didasarkan pada kriteria yang berkelanjutan yang intinya adalah pembangunan harus didukung secara ekologis dalam jangka panjang dan sekaligus layak secara ekonomi, adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Multidimensional Scaling MDS akan digunakan untuk analisis keber- langsungan sumberdaya kawasan konservasi atau taman nasional. Multidimensional scaling merupakan suatu teknik analisis data eksplorasi yang dapat digunakan dalam pengujian hipotesis keberadaan dimensi tertentu atau struktur dalam kumpulan data. Penggunaan MDS dalam analisis data menawarkan beberapa keunggulan. Multidimensional Scaling adalah teknik yang sangat fleksibel, yang dapat menjadi model hubungan non-linear dan tidak terikat oleh berbagai asumsi yang terkait dengan model linier umum atau bahkan dengan analisis faktor Jaworska and Anastasova, 2009. MDS adalah alat statistik untuk membangun konfigurasi low-dimension untuk mewakili hubungan antara objek Huang et al. 2005. Multidimensional Scaling merupakan sekelompok prosedur untuk menggambarkan persepsi dan preferensi responden secara visual sebagai hubungan geometris antara beberapa hal dalam suatu ruang multidimensi. Tujuan utama multidimensional scaling adalah membentuk suatu spatial map yang terbaik dimana dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya dari suatu data. Peta yang terbentuk diharapkan mempunyai dimensi yang optimal untuk penginterpretasian hasil, sehingga analisa yang dilakukan akan menghasilkan suatu kevalidan dalam rangka pengambilan kebijakan-kebijakan. Prosedur dalam analisis multidimensional scaling adalah : 1 perumusan masalah, dalam perumusan masalah dibutuhkan suatu kejelasan tujuan untuk dapat menggunakan hasil MDS secara optimal, 2 memperoleh data input, data input dari analisis MDS adalah nilai kesamaan dan ketidaksamaan antara setiap atau sebagian besar pasangan dari n objek, 3 pemilihan prosedur MDS, prosedur MDS dapat berupa metrik dan nonmetrik, 4 penentuan dimensi, pedoman yang disarankan untuk menentukan banyak di- mensi, yaitu penelitian sebelumnya, penginterpretasian peta dimensi, kriteria plot, dan kemudahan dalam penggunaan, 5 penamaan dimensi dan penamaan konfigurasi, 6 uji reliabilitas dan validitas, Dua macam nilai yang dipakai untuk pengujian reliabilitas dan validitas, yaitu nilai Stress lack of fit measure, nilai stress yang tinggi mengindikasikan bahwa model kurang baik. Nilai stress yang sering digunakan untuk mengukur nilai kelayakan adalah Kruskal’s Stress, sebagai berikut: