lebih kurang lima puluh tahun akan berakhir, market share TPT akan cair dari kebekuannya selama ini, sehingga pasar akan semakin bebas melalui persaingan
internasional.
4.3.1 Perjanjian TPT dalam Ketentuan MFA Multi Fibre Arrangement
Multi Fibre Arrangement MFA adalah persesetujuan antara sejumlah
negara maju yang mengimpor tekstil dan pakaian jadi dengan sejumlah negara berkembang yang mengekspor tekstil dan pakaian jadi. Latar belakang munculnya
persetujuan bilateral MFA yang berlaku sejak 1 Januari 1974 adalah dampak dari pembatasan ekspor tekstil dari kapas yang mengakibatkan produk tekstil dan
pakaian jadi dari serat buatan dan bahan sintetis dari berbagai negara meningkat pesat, dimana saat itu belum dikenakan pengaturan. Pesatnya perkembangan
produk jenis tekstil ini akibat besarnya impor dunia dan meningkatnya impor AS. MFA merupakan sistem pengaturan yang mengijinkan negara-negara
pengimpor Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk membatasi impor TPT. Pembatasan tersebut diterapkan secara kuantitatif melalui persetujuan bilateral.
Tujuan pembentukan MFA tercermin dari bunyi artikel MFA antara lain mendorong perkembangan ekonomi negara berkembang, meningkatkan
perdagangan, mengurangi hambatan serta libelisasi perdagangan. Tujuan utama MFA yaitu menjamin perdagangan yang teratur dengan menghindari akibat
pengrusakan pasaran dan produksi di negara pengimpor dan pengekspor. Pengaturan perdagangan TPT diawali oleh pesatnya pertumbuhan industri
TPT di negara-negara berkembang. Perkembangan tersebut menghasilkan produk yang bersaing dan dapat memasuki pasaran negara-negara Eropa serta AS.
Tingginya tingkat daya saing yang ditandai dengan rendahnya harga produk TPT di negara berkembang, ternyata kemudian mengancam industri TPT di negara
pengekspor utama. Pesatnya perkembangan industri TPT negara berkembang ini mengakibatkan terjadinya penurunan produksi TPT di Eropa Barat dan AS yang
berpengaruh terhadap masalah tenaga kerja. Ketentuan-ketentuan pokok MFA yaitu adanya kesepakatan bilateral
bilateral agreement di antara negara-negara pengekspor dan pengimpor TPT. Hal inilah yang mendorong pemerintah Indonesia menandatangani MFA dan
Indonesia menyepakati perjanjian bilateral dalam perdagangan TPT dengan Amerika Serikat, Masyarakat Eropa Uni Eropa, Kanada, Norwegia, Swedia dan
Finlandia. Swedia dan Finlandia telah mengakhiri perjanjian dan tidak memperpanjang lagi sejak tahun 1987. Tetapi pada tahun 1995, Turki menganut
sistem Custom Union dengan Masyarakat Eropa, sehingga Turki memberlakukan ketentuan perjanjian bilateral Masyarakat Eropa dibidang perdagangan TPT
terhadap Indonesia. Dengan ikut serta sebagai anggota MFA, Indonesia dan negara berkembang lainnya mempunyai forum untuk duduk berhadapan dengan
negara pengimpor. Bilateral Agreement
tersebut prinsipnya mengatur mengenai batas maksimal jumlah produk TPT yang disepakati dapat memasuki negara pengimpor
dan ketentuan fleksibilitas serta tatacara dokumentasi dari pelaksanaan bilateral agreement
tersebut. Penentuan kuota dasar base level pada prinsipnya ditentukan dari kinerja ekspor pada tahun sebelumnya dan ditetapkan oleh negara
pengimpor. Kemudian terdapat tambahan yang berasal dari pertumbuhan kuota growth rate sebesar 6 persen dari tahun ke tahun.
4.3.2 Perjanjian TPT di Bawah Kerangka WTO World Trade Organization