diaplikasikan ketika variabel-variabel adalah I0. Di lain pihak, hanya ada beberapa variabel ekonomi yang terintegrasi. Umumnya kointegrasi
merujuk pada kasus dimana variabel-variabelnya adalah CI 1,1. Ada beberapa cara untuk melakukan uji kointegrasi, diantaranya adalah
Eangle-Granger Cointegration Test , Johansen Cointegration Test dan
Cointegrating Regresion Durbin-Watson CRDW Test.
Menurut Enders 2004, metodologi Engle-Granger memiliki beberapa kelemahan, yaitu :
1. Tidak memiliki prosedur sistematis untuk mengestimasi vektor kointegrasi
berganda multiple cointegration secara terpisah. 2.
Prosedur estimasi Engle-Granger terdiri atas dua tahap yang saling berkaitan. Tahap pertama adalah menghasilkan residual
ε
t
. Tahap kedua adalah mengestimasi regresi dalam bentuk
Δ
ε
t
=
a
1
ε
t-1.
Akibatnya, koefisien a
1
diperoleh dengan cara mengestimasi regresi dengan menggunakan residual dari regresi lainnya. Hal ini mengakibatkan
error yang dihasilkan pada tahap pertama dilanjutkan pada tahap kedua.
2.4 Kerangka Pemikiran Operasional
Tekstil dan Produk Tekstil TPT merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang diandalkan dari kelompok industri manufaktur yang berperan
dalam perluasan lapangan kerja, peningkatan kesejahteraan buruh dan perolehan devisa negara. Seiring dengan semakin banyaknya permintaan TPT akibat dari
semakin banyaknya model atau ciri khas TPT yang dimiliki Indonesia
menyebabkan industri TPT mempunyai prospek yang baik terutama untuk pasar internasional.
Salah satu negara importir utama yang membutuhkan tekstil dan produk tekstil dalam jumlah yang sangat besar yaitu Amerika Serikat. Amerika Serikat
merupakan negara yang jumlah penduduknya besar serta pendapatan per kapitanya juga besar, sehingga negara tersebut layak menjadi salah satu pasar
utama bagi Indonesia. Pada saat ini, khususnya setelah kebijakan penghapusan kuota, persaingan
dalam perdagangan TPT semakin ketat. Negara yang dianggap menjadi pesaing utama Indonesia dalam perdagangan TPT adalah Cina. Nilai ekspor TPT Cina ke
Amerika Serikat selalu lebih tinggi dibanding Indonesia, pertumbuhannya pun naik demikian pesat dari tahun ke tahun. Walaupun demikian, bila dilihat dari segi
komparatif, daya saing TPT Indonesia di pasar Amerika Serikat masih lebih tinggi dibanding Cina, terutama untuk komoditi pakaian jadi. Hal ini dikarenakan TPT
Indonesia masih memiliki kontribusi yang cukup besar yakni sekitar 20 persen – 30 persen terhadap total ekspor Indonesia ke Amerika Serikat.
Selama periode tahun 1999 – 2006, ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat masih mengalami fluktuasi. Hal tersebut diduga oleh pengaruh fluktuasi
dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti harga ekspor TPT, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, harga domestik TPT, produksi domestik dan kebijakan
yang berhubungan dengan ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat. Peningkatan ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat diduga karena peningkatan
pada produksi dan harga ekspor komoditi tersebut serta melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis daya saing, perkembangan ekspor serta mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat. Semua variabel uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan hasil dari
rujukan penelitian-penelitian terdahulu dan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini.
Pertumbuhan ekspor suatu negara dipengaruhi oleh efek pertumbuhan dunia atau efek ekspansi dan efek daya saing. Efek ekspansi yaitu pertumbuhan
ekspor suatu negara akan terjadi bila mempertahankan pangsa pasarnya, artinya ekspor akan meningkat di pasar yang sedang mengalami peningkatan permintaan,
sedangkan efek daya saing yaitu daya saing relatifnya. Efek ekspansi terbagi menjadi dua, yakni efek pangsa makro dan efek pangsa mikro. Pangsa makro
berhubungan dengan posisi Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia terhadap total impor Amerika Serikat, sedangkan pangsa mikro adalah posisi TPT Indonesia di
pasar Amerika Serikat. Ketiga efek yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor TPT Indonesia tersebut efek pangsa makro, efek pangsa mikro dan efek daya saing
dapat dianalisis dengan menggunakan analisis CMS Constant Market Share. Dari ketiga efek tersebut hanya efek daya saing saja yang dapat
dikendalikan dan diestimasi oleh suatu industri, dalam hal ini industri TPT karena hanya berhubungan dengan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat. Daya
saing TPT Indonesia di pasar Amerika Serikat dapat dilihat berdasarkan
keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Analisis keunggulan komparatif pada penelitian ini menggunakan analisis RCA Revalead Comparatif
Advantage . Nilai RCA diperoleh dari perbandingan pangsa pasar TPT Indonesia
di pasar Amerika Serikat dengan pangsa pasar TPT dunia di pasar Amerika Serikat, sehingga jika nilai RCA sama dengan satu berarti pangsa pasar TPT
Indonesia di pasar Amerika Serikat sama dengan pangsa pasar TPT dunia pesaing Indonesia di pasar Amerika Serikat. Daya saing TPT Indonesia di pasar Amerika
Serikat dikatakan kuat jika nilai RCA lebih dari satu, artinya pangsa pasar TPT Indonesia di pasar Amerika Serikat lebih tinggi daripada pangsa pasar TPT dunia
pesaing Indonesia di pasar Amerika Serikat. Daya saing TPT Indonesia berdasarkan keunggulan kompetitif dianalisis dengan menggunakan Porter’s
Diamond . Analisis ini melihat daya saing berdasarkan kondisi faktor faktor
sumberdaya manusia, faktor sumberdaya alam, faktor sumberdaya ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor sumberdaya modal dan infrastruktur, kondisi
permintaan, industri terkait dan pendukung, strategi perusahaan, struktur dan persaingan. Data yang digunakan untuk perhitungan metode CMS dan RCA dalah
data time series tahunan. Kemudian untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor
TPT Indonesia ke Amerika Serikat pada penelitian ini data yang digunakan adalah time series
bulanan, mulai bulan Januari 1999 hingga Desember 2006. Peluang untuk terjadinya trend pada series cukup besar. Hal ini akan mengindikasikan
bahwa series mengandung unit root atau tidak stasioner. Apabila series yang tidak stasioner diregresikan, maka akan mendorong terjadinya spurious regresion, yaitu
tingkat R
2
yang tinggi, koefisien yang baik secara statistik T hitung dan F hitung signifikan namun memiliki Durbin-Watson yang sangat kecil terjadi
autokorelasi. Akibatnya model tersebut tidak akan baik dalam menerangkan fenomena-fenomena yang diteliti.
Sebelum menganalisis hubungan linear pada variabel-variabel uji yang diteliti maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian unit root, yaitu dengan
menggunakan uji Augmented Dickey Fuller Test ADF test. Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke Amerika Serikat dapat
dianalisis dengan menggunakan metode VECM Vector Error Correction Model. Pada akhirnya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan bagi
pemerintah maupun para pelaku industri TPT serta para pelaku eksportir TPT dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan daya saing dan ekspor TPT
Indonesia ke Amerika Serikat. Gambaran lengkap mengenai kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran Operasional
Kinerja Ekspor TPT di pasar Amerika Serikat
yang berfluktuatif
Pertumbuhan impor
efek pangsa makro
Analisis CMS
Daya saing Analisis
CMS Komposisi
komoditi Efek pangsa
Mikro Analisis
CMS Uji unit root
ADF
Secara Komparatif
Analisis RCA
Penentuan lag optimal
Uji kointegrasi
Estimasi VECM
Secara Kompetitif
Porter’s Diamond
Pertumbuhan ekspor TPT Indonesia ke
Amerika Serikat Faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor TPT Indonesia ke
Amerika Serikat
Kebijakan peningkatan daya saing dan ekspor
TPT Faktor-faktor yang
mempengaruhi ekspor TPT ke AS pada
jangka panjang
2.5 Hipotesis