Jumlah Mesin pada Industri TPT Indonesia Jumlah Produksi yang dihasilkan pada Industri TPT Indonesia

Industri hulu merupakan industri yang paling sedikit menyerap tenaga kerja. Semakin ke hilir, tenaga kerja yang diserap semakin banyak. Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa industri pakaian jadi garment menyerap tenaga kerja paling banyak. Kemudian diikuti oleh sub sektor kain, produk lainnya, benang dan serat. Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja periode 2000-2005 terbilang cukup lambat, hanya sebesar 1,3 persen per tahun. Tabel 4.2 Jumlah Tenaga Kerja pada Industri TPT Indonesia orang Komoditi 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Serat 24.277 29.682 29.447 29.447 29.447 29.447 Benang 166.175 207.871 209.426 207.764 207.764 207.811 Kain 307.487 355.566 343.158 343.923 343.988 344.026 Garment 323.946 376.584 350.901 352.457 353.590 353.179 Produk Lainnya 236.317 249.622 249.280 249.280 249.280 249.280 Total 1.192.165 1.219.325 1.182.212 1.182.871 1.184.079 1.183.743 Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia 2006

4.1.3 Jumlah Mesin pada Industri TPT Indonesia

Berdasarkan data yang diperoleh, rata-rata pertumbuhan jumlah mesin industri TPT nasional periode 1999-2005 adalah sebesar 0,8 persen per tahun. Pertumbuhan terbesar berasal dari sektor indutri weaving dan garment, masing- masing sebesar 1,96 persen dan 1,68 persen per tahun. Jumlah total mesin di industri ini pada tahun 2005 adalah 8.386.077 unit. Penurunan jumlah mesin terjadi pada tahun 2005 yaitu di sektor pakaian jadi garment. Pertumbuhan jumlah mesin yang terbesar terjadi pada tahun 2000-2001, yaitu sebesar 1,9 persen, meningkat dari 8.199.538 unit pada tahun 2000 menjadi 8.354.305 unit di tahun 2001. Data mengenai jumlah mesin pada industri TPT Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Jumlah Mesin pada Industri TPT Indonesia unit Komoditi satuan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Serat Unit 28 28 29 29 29 29 Benang Spindle 7.651.641 7.803.158 7.803.241 7.803.241 7.803.241 7.803.241 Loom 230.261 230.261 234.866 248.957 248.957 248.957 Kain Mesin 41.312 41.312 41.312 41.312 41.312 41.312 Garment Unit 276.296 279.546 285.136 290.838 292.878 292.538 Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia 2006

4.1.4 Jumlah Produksi yang dihasilkan pada Industri TPT Indonesia

Industri TPT menghasilkan berbagai komoditi, diantaranya serat. Serat merupakan bahan baku industri tekstil bagian hulu. Serat berasal dari serat alam dan diperoleh dari olahan minyak bumi. Produksi serat dalam negeri berupa rayon viscose dan polyster staple. Rata-rata pertumbuhan produksi serat per tahun sebesar -0,39 persen. Penurunan terbesar terjadi pada periode 2001-2002 yaitu mencapai 19 persen. Sedangkan pertumbuhan terbesar terjadi pada periode 1999- 2000 yaitu sebesar 15,6 persen. Jenis lain dari industri TPT adalah benang. Produksi benang merupakan hasil pengolahan serat yang dipintal. Industri benang merupakan industri antara, yaitu industri yang menjembatani antara serat dan industri hilirnya. Produksi benang dalam negeri berupa nylon filament, polyster filament dan spun yarn. Pertumbuhan rata-rata produksi benang sekitar -2,01 persen per tahun 1999- 2004. Penurunan terbesar terjadi periode 2001-2002 yaitu sebesar 18,6 persen. Setelah serat dan benang, jenis industri TPT lainnya adalah kain. Kain tekstil merupakan hasil dari proses penganyaman benang yang ditenun dan dirajut. Produk yang dihasilkan adalah woven fabric dan knit fabric, dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 0,054 persen 1999-2004. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode 1999-2000 yaitu sebesar 14,7 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2001-2002 yaitu mencapai -18,3 persen. Jenis industri TPT dari sub sektor hulu adalah pakaian jadi. Rata-rata pertumbuhan produksi periode 1999-2004 sebesar -0,5 persen per tahun. Pertumbuhan produksi terbesar terjadi pada periode 2003-2004 yaitu sebesar 12 persen. Sub sektor pakaianj jadi sempat mengalami penurunan yang terbesar pada periode 2001-2002 yaitu mencapai 18,25 persen. Produk tekstil lainnya memiliki rata-rata pertumbuhan 18,6 persen per tahun pada periode 1999-2004. Pertumbuhan pada sub sektor ini lebih masih lebih baik jika dibandingkan dengan sub sektor industri lainnya. Pertumbuhan produksi yang tertinggi mencapai 87 persen yang terjadi pada periode 1999-2000. Sedangkan yang terendah terjadi pada periode 2001-2002 yaitu turun mencapai - 17,8 persen. Tabel 4.4 Jumlah Produksi yang dihasilkan pada Industri TPT Indonesia Ribu ton Komoditi 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Serat 839,56 970,75 961,04 777,39 776,20 796,33 808,21 Benang 1.912 2.056 2.025 1.649 1.646 1.692 1.750 Kain 1.348 1.546 1.562 1.275 1.273 1.312 1.315 Garment 534,15 554,44 565,52 462,34 461,63 517,00 400.05 Produk Lainnya 22,53 42,15 42,99 35,33 35,28 43,67 45,65 Total 4.656 5.169 5.156 4.200 4.193 4.361 4.319 Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia 2006

4.2 Perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia