terjadi pada periode 1999-2000 yaitu sebesar 14,7 persen. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2001-2002 yaitu mencapai -18,3 persen.
Jenis industri TPT dari sub sektor hulu adalah pakaian jadi. Rata-rata pertumbuhan produksi periode 1999-2004 sebesar -0,5 persen per tahun.
Pertumbuhan produksi terbesar terjadi pada periode 2003-2004 yaitu sebesar 12 persen. Sub sektor pakaianj jadi sempat mengalami penurunan yang terbesar pada
periode 2001-2002 yaitu mencapai 18,25 persen. Produk tekstil lainnya memiliki rata-rata pertumbuhan 18,6 persen per
tahun pada periode 1999-2004. Pertumbuhan pada sub sektor ini lebih masih lebih baik jika dibandingkan dengan sub sektor industri lainnya. Pertumbuhan produksi
yang tertinggi mencapai 87 persen yang terjadi pada periode 1999-2000. Sedangkan yang terendah terjadi pada periode 2001-2002 yaitu turun mencapai -
17,8 persen.
Tabel 4.4 Jumlah Produksi yang dihasilkan pada Industri TPT Indonesia Ribu ton
Komoditi 1999 2000
2001 2002
2003 2004 2005
Serat 839,56 970,75
961,04 777,39
776,20 796,33 808,21
Benang 1.912 2.056
2.025 1.649
1.646 1.692 1.750
Kain 1.348 1.546
1.562 1.275
1.273 1.312 1.315
Garment 534,15 554,44
565,52 462,34
461,63 517,00 400.05
Produk Lainnya
22,53 42,15 42,99
35,33 35,28
43,67 45,65
Total 4.656 5.169
5.156 4.200
4.193 4.361
4.319
Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia 2006
4.2 Perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia
Tekstil dan Produk Tekstil dalam kegiatan ekspor Indonesia memiliki peranan yang sangat penting. Industri tekstil dan pakaian jadi merupakan
penyumbang devisa terbesar di sektor industri, karena memiliki daya saing yang relatif baik di pasar internasional. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki
industri yang lengkap dari hulu ke hilir, yakni dari produk benang pemintalan, pertenunan, rajutan dan produk akhir. Untuk industri tekstil, sampai tahun 2005
Indonesia menjadi negara pengekspor ke-11 terbesar di dunia dengan pangsa pasar 3,15 persen dari total pasar tekstil dunia. Sedangkan ekspor pakaian jadi
menempati urutan ke-9 dengan pangsa pasar 4,45 persen dari total nilai pasar tekstil dunia.
Perkembangan ekspor pakaian jadi sempat terpuruk pada tahun 2002 yang turun sebesar 13,17 persen dibanding tahun sebelumnya. Namun di tahun
berikutnya selalu meningkat hingga mencapai puncaknya terjadi pada tahun 2005 yang meningkat sebesar 14,13 persen atau meningkat dari US 4351,9 juta
menjadi US 4967,0 juta. Sementara ekspor tekstil pada tahun 2002-2003 turun masing-masing sebesar 3,85 persen dan 0,37 persen, tetapi pada dua tahun
berikutnya mengalami peningkatan cukup signifikan, masing-masing sebesar 9,46 persen pada tahun 2004 dan 10,42 persen pada tahun 2005.
Kontribusi terbesar dalam ekspor TPT Indonesia adalah komoditi pakain jadi. Kemudian diikuti oleh komoditi kain dan benang. Rata-rata pertumbuhan
ekspor TPT periode 2000-2005 adalah 1,78 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode 2004-2005, yaitu sebesar 12,45 persen. Sedangkan penurunan
terbesarnya terjadi periode tahun 2001-2002 yaitu -9,93 persen.
Tabel 4.5 Nilai Ekspor dan Impor Industri TPT Indonesia Juta US Komoditi
2000 2001
2002 2003
2004 2005 X
135 122
182 136
197 228
Serat
M
1.009 1.336
921 949
955 820
X
1.326 1.243
1.229 1.208
1.480 1.519
Benang
M
276 261
220 190
245 226
X
1.913 1.661
1.404 1.523
1.420 1.540
Kain
M
926 752
588 459
433 453
X
4.281 4.344
3.805 3.926
4.289 4.672
Garment
M
8 11
11 4
3 12
X
519 276
267 233
259 638
Produk Lainnya
M
61 72
66 60
57 127
X
8.174 7.646
6.887 7.026
7.645 8.597
Total M
2.280 2.432
1.806 1.662
1.693 1638
X
- -6,46
-9,93 2,02
8,81 12,45
Pertumbu han
M
- 6,66
-25,74 -7,97
1,86 -3,25
Sumber : Asosiasi Pertekstilan Indonesia 2006
Sub sektor yang merupakan pengimpor terbesar adalah serat. Hal ini disebabkan karena kurang tersedianya bahan baku untuk pembuatan serat alam
yaitu kapas. Hingga saat ini kebutuhan kapas sebesar 98 persen masih harus dipenuhi dari impor. Sedangkan sub sektor yang paling sedikit dalam mengimpor
adalah pakaian jadi garment. Hal ini disebabkan karena sub sektor pakaian jadi merupakan industri hilir, dimana semua kebutuhan bahan bakunya telah dipenuhi
pada industri hulu. Rata-rata pertumbuhan impor TPT selama periode 2000-2005 adalah -5,69
persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada periode 2000-2001, yaitu sebesar 6,66
persen. Sedangkan penurunan terbesarnya terjadi periode tahun 2001-2002 yaitu mencapai -25,74 persen.
4.3 Ketentuan Perdagangan Tekstil dan Produk Tekstil di Pasar Internasional