▪ Infrastruktur yang tidak mendukung
Infrastruktur sangat dibutuhkan untuk kelancaran dan efisiensi dalam memproduksi suatu komoditi. Infrastruktur di Indonesia belum berkembang
secara optimal sehingga proses produksi dari produk tekstil tidak dapat berjalan lancar dan efisien.
5.4.2 Kondisi Permintaan
▪ Dilihat Dari Jumlah Penduduk
Kondisi jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar menjadikan industri TPT Indonesia memiliki pangsa pasar yang besar. Permintaan lokal yang terjadi
menjadi sangat tinggi. Karena terjadi permintaan lokal yang tinggi maka dapat merangsang para produsen domestik untuk meningkatkan penawaran
produksinya. Maka hal tersebut tentunya akan menyebabkan tingginya penawaran ekspor.
▪ Dilihat Dari Tahap Pembangunan Ekonomi
Indonesia sebagai negara berkembang, jumlah permintaan lokal masih sangat dipengaruhi oleh harga, dimana harga menjadi fokus utama yang paling
menentukan jumlah produk yang diminta. Hal inilah yang menyebabkan industri TPT banyak bersaing dalam harga. Tentu hal ini kurang efektif untuk
perkembangan industri TPT karena akan mengesampingkan kualitas dan produktivitas.
▪ Dilihat Dari Produk Yang Dihasilkan.
Produk yang dihasilkan tidak terdiferensiasi dan rancangannya masih mengasimilasi produk-produk impor atau bersifat imitasi. Ini menggambarkan
semakin melemahnya jati diri bangsa Indonesia yang tidak menyadari bahwa sesungguhnya bangsa Indonesia memiliki banyak corak khas budaya yang tidak
kalah bersaing dengan negara-negara lain,contoh: batik, sarung,ulos dll.
▪ Dilihat Dari Permintaan Luar Negeri
Karena Indonesia memiliki tingkat upah tenaga kerja yang relatif rendah. Menjadikan Industri tekstil yang padat karya dapat menghasilkan TPT dengan
harga yang dapat bersaing di pasaran internasional. Nilai rupiah yang juga lemah terhadap dollar AS, membuat harga produk Indonesia lebih murah dibanding dari
negara lain yang lebih maju. Hal-hal inilah yang menyebabkan permintaan TPT dari luar negeri cukup tinggi.
5.4.3 Strategi Perusahaan, Struktur, dan Persaingan
Ketidakstabilan politik dan ekonomi yang sering melanda Indonesia tentunya sangat tidak mendukung perkembangan semua usaha yang dijalankan di
Indonesia. Sehingga menyebabkan aliran dana investasi asing, relatif tidak bertahan lama atau hanya berorientasi pada jangka pendek.
▪ Stabilitas Politik dan Ekonomi
Perekonomian suatu negara tidak dapat terlepas dari kondisi politik di negara tersebut. Keduanya mempunyai keterkaitan yang sangat tinggi atau
relevan. Sentimen-sentimen positif terhadap politik suatu negara akan memberikan pengaruh yang baik kepada kondisi perekonomian negara di negara
tersebut. Dalam hal ini, industri TPT Indonesia yang mempunyai tujuan ekspor utama ke AS, Jepang, dan Singapura selalu berusaha menjaga kestabilan
hubungan diplomatik, khususnya hubungan politik di antara ketiganya. Pengaruh
kestabilan politik terhadap ekonomi terlihat jelas pada tingkat nilai tukar rupiah, terhadap mata uang asing masing-masing negara.
▪ Tingkat Campur Tangan Pemerintah
Rendahnya tingkat campur tangan pemerintah dalam industri TPT di Indonesia, ternyata memberikan angin segar bagi para produsen TPT di Indonesia.
Mereka produsen TPT tumbuh dan berkembang secara alami, membuka diri terhadap pihak-pihak bermodal baik dalam maupun luar negeri, membentuk
kamar-kamar dagang internasional, meningkatkan hubungan-hubungan kemitraan dan binaan kerja sama, dan lain-lain. Pemerintah dan swasta berkompetisi
mengadakan program-program yang mendukung perkembangan industri TPT di Indonesia.
▪ Kebijakan dalam
investasi
Investasi luar negeri dapat ditarik secara tiba-tiba jika terjadi keadaan yang kurang kondusif yang menyebabkan investor merasa tidak aman. Dalam hal ini
investasi dalam negeri diharapkan dapat memberikan kepastian, terutama dalam kontrak kesepakatan jangka waktu investasi. Dibandingkan dengan investasi luar
negeri yang masih mempunyai hambatan untuk masuk ke Indonesia, karena masih belum terciptanya keefisienan dan keefektifan birokrasi di Indonesia, investasi
dari pihak-pihak dalam negeri, baik pemerintah maupun swasta, tidak terlalu mempunyai banyak hambatan. Di samping berbentuk program binaan dan
kemitraan, pihak investor dalam negeri dapat secara langsung menilai kelayakan persyaratan yang ditetapkan dan memantau pertumbuhan dari binaannya. Jalinan
kerja sama antara pihak investor dengan pengusaha dalam program binaan ini dapat berupa:
1. Peningkatan skill; jika masih dijalankan dengan tradisional, untuk
meningkatkan daya saing. 2.
Penyediaan bahan baku; jika pengusaha mempunyai keterbatasan atas bahan baku tertentu karena harus bersaing dengan pengusaha yang sudah lebih
maju dan besar. 3.
Penyediaan informasi; berhubungan dengan informasi pasar baik dalam maupun luar negeri.
▪ Regulasi mengenai HAKI
Produsen TPT tidak hanya didorong untuk tumbuh dan besar, tetapi juga diharapkan dapat mempertahankan ke-orisinil-an produk, yang salah satunya
dipengaruhi oleh budaya, sehingga ketika memasuki pasar produk tersebut mempunyai nilai lebih dalam keunikan tersendiri dan memungkinkan akan dapat
menarik konsumen dari segmen pasar lain ketika produsen melakukan inovasi dengan tetap mempertahankan keunikan dari produknya. Telah diakui bahwa
industri TPT Indonesia mempunyai kekuatan khususnya dalam keunikan desain dan keragaman tekstil tradisional. Namun, hingga sekarang industri TPT
Indonesia masih mempunyai kelemahan, yakni harga yang tidak kompetitif karena ekonomi biaya tinggi, kualitas rendah, serta masih kurang peduli dengan hak
paten dan monoton.
5.4.4 Industri Terkait dan Industri Pendukung