Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa.
Guru PAUD merupakan guru yang mengajar dalam bidang anak usia dini. Pendidikan usia dini merupakan pendidikan dasar untuk
membentuk kemampuan anak. Oleh karena itu apa yang diajarkan didalamnya akan sangat berpengaruh terhadap masa depannya. Sebagai guru
PAUD pastilah dituntut untuk bisa mengerti akan kebutuhan anak agar dalam menjalankan perannya dapat menyiapkan lingkungan belajar yang patut dan
menyenangkan bagi anak. Peraturan Pemerintah tentang Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan pasal 29 menyatakan, sebagai pendidik PAUD harus
memiliki : 1. kualifikasi pendidikan akademik minimal diploma IV DIV atau sarjana S1, 2. mempunyai latar belakang tinggi di bidang pendidikan
anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi, 3. dan sertifikat profesi guru untuk PAUD.
Guru sebagai social worker pekerja sosial sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Namun, kebutuhan masyarakat akan guru belum seimbang
dengan sikap sosial masyarakat terhadap profesi guru. Pada beberapa tahun lalu profesi guru merupakan profesi yang kurang diminati oleh masyarakat.
Berbeda bila dibandingkan dengan penghargaan mereka terhadap profesi lain, seperti dokter, pengacara, dan sebagainya. Mereka lebih memilih pekerjaan
yang dianggapnya lebih baik dari pada profesi guru, karena dianggapnya profesi guru merupakan pekerjaan yang hanya mendapatkan gaji kecil, tidak
sebanding dengan pengorbanannya.
Dalam Kompas edisi 5 Maret 2012, Kadek Hendrayadi warga Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, menerima gaji Rp 400.000 per bulan dengan
mengajar 50 anak per kelas dan masih harus bersedia menggantikan guru lainnya jika berhalangan hadir. Masih banyak kita menemukan gaji guru di
bawah upah standar, terutama guru honorer dan guru swasta. Sementara kita mengharapkan jaminan mutu yang baik, sulit rasanya bagi guru untuk
konsentrasi dengan upah yang tidak seimbang. Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap guru, menurut Budi
Waluyo Tunjangan Sertifikasi dan Kinerja Guru disebabkan beberapa faktor yaitu: 1. Adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa siapa pun
dapat menjadi guru, asalkan ia berpengetahuan, walaupun tidak mengerti didaktik metodik. 2. Kekurangan tenaga guru di daerah terpencil
memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai kewenangan profesional untuk menjadi guru. 3. Banyak tenaga guru sendiri
yang belum menghargai profesinya sendiri, apalagi berusaha mengembangkan profesi tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas nampak jelas bahwa guru merupakan suatu jabatan atau profesi yang menuntut suatu keahlian khusus. Memang
tidak setiap orang bisa menjadi guru, karena harus didukung dengan komponen-komponen yang menunjang profesi tersebut, seperti kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Juga untuk menjadi guru dibutuhkan keahlian khusus, maka ia
harus lulus pendidikan keguruan atau pendidikan profesi dan harus lulus ujian sertifikasi, baik ujian tertulis, kinerja maupun portofolio.
Keberadaan guru sudah seharusnya mendapatkan prioritas dalam pembangunan bangsa, dalam hal ini juga diperlukan pengakuan bahwa
profesi guru merupakan profesi terhormat sehingga mampu sejajar dengan profesi-profesi lainnya. Disamping membutuhkan pengakuan, kesejahteraan
guru juga perlu diperhatikan, karena setiap orang pasti mengharapkan akan kesejahteraan dalam kehidupannya, begitu juga dengan seorang yang
berprofesi menjadi guru dengan kesejahteraan yang baik seorang guru tidak lagi bersusah payah untuk mencari penghasilan tambahan di luar profesinya
sebagai guru. Mulyasa dalam Tilaar 2003, mengungkapkan bahwa proses sertifikasi guru menuju profesionalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya
harus dibarengi dengan kenaikan kesejahteraan guru, sistem rekruitmen guru, pembinaan, dan peningkatan karir guru.
Pemerintah mulai menyadari peranan tenaga guru dalam mengantarkan generasi muda untuk menjadi sumber daya manusia SDM
yang berkualitas dan kompetitif sehingga mampu mewujudkan suatu kesejahteraan bersama. Berbagai upaya terhadap tenaga guru sebenarnya
telah dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia, melalui berbagai bentuk kebijakan. Ditetapkannya Undang Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru
dan dosen merupakan dasar kebijakan untuk memperkuat eksistensi tenaga kependidikan sebagai tenaga profesional, seperti profesi-profesi yang lainnya.
Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1
menyatakan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dengan ditetapkannya Undang Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, menimbulkan peningkatan terhadap profesi guru.
Serta diberlakukannya sertifikasi untuk guru masyarakat mulai banyak yang memperhatikan berprofesi sebagai guru.
Dalam wawancara saya terhadap beberapa mahasiswa PAUD FIP UNNES tentang profesi guru, Ningsih mengatakan bahwa profesi guru
merupakan profesi yang bagus, profesi guru cukup banyak menarik banyak peminat, terutama dikalangan generasi muda. Profesi guru tersebut tidak
menyita banyak waktu, sehingga masih bisa meluangkan waktu untuk keluarga. Minat menjadi guru ini juga berkaitan dengan adanya program
sertifikasi guru yang dilakukan oleh pemerintah, beberapa diantaranya mengatakan bahwa minat mereka masuk Jurusan PG PAUD FIP UNNES
adalah untuk menimba ilmu dan kemudian akan merealisasikan ke dalam wujud nyata, dengan mendirikan sebuah lembaga PAUD secara mandiri
dengan bekal hasil belajarnya di bangku kuliah. Mengenai kesejahteraan guru PAUD mereka menyatakan bahwa
kesejahteraan guru PAUD masih kurang diperhatikan oleh pemerintah. Soraya menyebutkan berdasarkan informasi yang diterima dari guru-guru
PAUD yang berada di daerahnya, gaji guru PAUD masih dibawah UMR,
berkisar antara 200-300 per bulan. Kebanyakan dari guru PAUD saat ini adalah bukan dari orang yang memang benar-benar dari bidangnya, bahkan
hanya lulusan SMP, atau SMA. Mahasiswa tersebut berharap dengan belajar di Jurusan PAUD FIP UNNES ini dapat menggantikan guru PAUD yang
bukan berasal dari bidangnya. Sehingga dapat memberikan pendidikan kepada anak didik sesuai dengan ilmu yang telah didapatnya dari bangku
kuliah. Selain itu masih jarangnya lembaga PAUD di daerah- daerah terpencil mendorong mahasiswa untuk menjadi pelopor pendirian dan pengembangan
lembaga PAUD. Dalam perkembangannya hal tersebut mendorong terbentuknya
persepsi pada mahasiswa bahwa nantinya belajar di Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FIP UNNES akan mempunyai masa depan yang
cerah. Pada proses persepsi ini terjadi penginderaan, pengorganisasian dan interpretasi. Lebih jelasnya stimulus yang diterima oleh individu melalui alat
indera kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti tentang apa yang diindera Walgito,2004:88. Stimulus
yang berupa objek profesi dan kesejahteraan guru diindera oleh alat indera kemudian diinterpretasikan oleh individu dengan dipengaruhi faktor
pengalaman, pengetahuan dan perasaan. Berkaitan dengan penelitian ini, penelitian yang sejalan antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Bisri Musthofa 2009 meneliti Korelasi Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesi Guru Dan Motivasi Berprestasi hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu hal
mempunyai korelasi dengan prestasinya, dapat diasumsikan pula, bahwa terdapat korelasi signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap profesi guru
dengan prestasi studinya. Penelitian lain seperti yang dilakukan oleh Fauziah Ahmad dan Jamaluddin Aziz 2009 meneliti tentang Students’ Perception of
the Teachers’ Teaching of Literature Communicating and Understanding Through the Eyes of the Audience. Penelitian ini tujuannya adalah
mengetahui persepsi siswa atas kinerja seorang guru dalam mengajar di dalam kelas. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa guru yang baik dalam
mengajar sebaiknya yang melibatkan kooperatifan siswa, dan suasana kelas yang nyaman akan menghasilkan kegiatan belajar yang maksimum.
Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Ali Muhson 2006 meneliti tentang Sikap Mahasiswa FISE UNY Terhadap Profesi Guru dan
Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan keluarga dan teman sebaya memiliki pengaruh langsung
yang positif terhadap sikap mahasiswa tentang profesi guru. Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Persepsi
Terhadap Kesejahteraan Guru PAUD dengan Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa PG PAUD FIP UNNES”.