Trend dan Siklikal Variabel Kurs Riil Rupiah Terhadap USD dan Yen

4.1.1.1. Trend dan Siklikal Variabel Kurs Riil Rupiah Terhadap USD dan Yen

Trend kurs Rupiah terhadap Dollar dan Yen mengalami beberapa fase. Kurs relatif cenderung stabil dari tahun 1990 hingga tahun 1995. Setelah tahun 1995 hingga tahun 1998, trend kurs terus menerus mengalami penurunan yang mengindikasikan kurs Rupiah mengalami depresiasi terhadap USD dan Yen, hal inilah yang memicu terjadinya krisis ekonomi Indonesia. Trend kurs Rupiah mendatar yang mengindikasikan nilainya yang relatif mulai stabil setelah tahun 1999 hingga tahun 2001 dan setelah tahun 2001 hingga tahun 2004 trend kurs mulai meningkat yang berarti kurs terapresiasi. Siklikal kurs juga menunjukkan beberapa pola. Siklikal kurs riil Rupiah terhadap Dollar relatif tidak terlalu mengalami fluktuasi sampai dengan tahun 1995, sedangkan kurs riil Rupiah terhadap Yen berfluktuasi disekitar garis trend. Hal tersebut berkaitan dengan sistem nilai tukar yang dianut oleh pemerintah yaitu pada tahun 1990 hingga 13 Agustus 1997 Indonesia menganut sistem -10.0 -9.6 -9.2 -8.8 -8.4 -8.0 90 92 94 96 98 00 02 04 LRER_US HPTRENDLRER_US Trend Kurs Riil DollarRp Trend Kurs Riil YenRp -5.0 -4.8 -4.6 -4.4 -4.2 -4.0 -3.8 -3.6 90 92 94 96 98 00 02 04 LRER_JPG HPTRENDLRER_JPG Gambar 4.1. Trend dan Siklikal Kurs Riil Rupiah mengambang terkendali dan setelah mengalami krisis yaitu pada 14 Agustus 1997 beralih menjadi rezim nilai tukar mengambang bebas. Oleh karena itu siklus nilai tukar sebelum tahun 1997 relatif tidak terlalu fluktuatif sehubungan dengan sistem nilai tukar yang digunakan, dimana kurs diupayakan untuk berada dalam kisaran tertentu yang diputuskan oleh otoritas moneter, serta dalam menjaga kestabilan nilai Rupiah pemerintah melakukan intervensi apabila kurs mengalami fluktuasi melebihi batas atas atau batas bawah dari selisih atau spread tertentu. Sementara itu siklus kurs Rupiah terhadap USD dan Yen pada tahun 1997 hingga tahun 2004 cenderung fluktuatif, dimana pada periode ini Indonesia mengalami krisis ekonomi dan pemerintah mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas terkait dengan semakin terkurasnya cadangan devisa negara akibat dari depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Depresiasi yang terjadi berawal dari adanya tekanan yang berasal dari adanya serangan spekulasi terhadap mata uang Baht Thailand yang kemudian berdampak menjalar contagion efffect ke mata uang Indonesia. Melemahnya nilai tukar Rupiah telah mendorong investor asing menarik dananya pada waktu yang bersamaan dari Indonesia yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio surat-surat berharga, dan kepanikan mulai terjadi lagi di pasar valas terutama karena perusahaan dan bank- bank di dalam negeri ingin memborong devisa untuk membayar atau melindungi kewajiban luar negerinya dari resiko nilai tukar, sehingga pada tahun 1997-1998 kurs terdepresiasi secara signifikan pada level tertinggi dan pada tahun 1999-2004 kurs cenderung berfluktuasi sehubungan dengan kondisi perekonomian yang realtif belum stabil akibat dari krisis ekonomi yang terjadi dan adanya peningkatnya harga minyak mentah dunia yang mengharuskan Indonesia harus membayar impor minyak lebih mahal, dan pada tahun 2005 kurs mulai stabil.

4.1.1.2. Trend dan Siklikal Variabel Harga Barang Impor Menurut Negara Asal Amerika dan Jepang