negeri menurunkan dan sebagai konsekuensinya terjadi penurunan nilai ekspor neto seperti yang terjadi dalam jalur kurs langsung.
Dapat disimpulkan bahwa kurs riil Rupiah dalam jangka pendek mengalami fluktuasi terhadap Dollar dan Yen sehingga akan memicu fluktuasi
terhadap variabel makroekonomi lainnya yaitu harga barang impor, inflasi, suku bunga, investasi asing langsung dan pendapatan nasional. Kurs Dollar relatif
memberikan pengaruh yang relatif lebih kuat terhadap pergerakan nilai Rupiah dan variabel makroekonomi yang terpengaruh oleh shock Dollar relatif lebih lama
untuk menuju kekondisi keseimbangan.
4.4.1.1.2. Analisis Jangka Panjang
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa guncangan sebesar satu standar deviasi kurs riil USD per Rupiah pada kuartal pertama akan mengakibatkan
peningkatan apresiasi kurs riil Rupiah sebesar 6.97 persen, penurunan harga barang impor 2.49 persen, penurunan inflasi sebesar 0.67 persen, suku bunga
sebesar 0.56 persen, penurunan investasi asing langsung sebesar 6.7 persen, penurunan pendapatan nasional sebesar 0.96 persen. Setelah kuartal kedua hingga
kelima guncangan kurs USD akan membuat kurs riil Rupiah terdepresiasi pada level terendah.
.00 .01
.02 .03
.04 .05
.06 .07
.08
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LRER_US to LRER_US
-.08 -.04
.00 .04
.08 .12
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LIHI_US to LRER_US
-.030 -.025
-.020 -.015
-.010 -.005
.000
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LCPI to LRER_US
-0.4 0.0
0.4 0.8
1.2 1.6
2.0 2.4
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of SBI to LRER_US
-.2 -.1
.0 .1
.2 .3
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LFDI to LRER_US
-.028 -.024
-.020 -.016
-.012 -.008
-.004
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LGDP to LRER_US
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Gambar 4.7. Respon Variabel Makroekonomi Terhadap Shock Dollar Dalam Jalur Transmisi Tidak Langsung
Guncangan sebesar satu standar deviasi kurs riil USD per Rupiah pada kuartal lima akan mengakibatkan kurs riil Rupiah melemah sebesar 0.07 persen,
peningkatan harga barang impor 7.88 persen, peningkatan inflasi sebesar 2.11 persen, peningkatan suku bunga sebesar 0.09 persen, penurunan investasi asing
langsung sebesar 12.91 persen dan peningkatan PDB sebesar 1.99 persen. Kuartal ke-6 hingga kuartal 13 kurs riil Rupiah terus menerus mengalami peningkatan,
dimana guncangan kurs USD sebesar satu standar deviasi pada kuartal 13 akan meningkatkan apresiasi kurs riil Rupiah sebesar 2.93 persen, penurunan harga
impor sebesar 0.31 persen, penurunan inflasi sebesar 0.54 persen, penurunan suku bunga sebesar 1.25 persen, penurunan investasi sebesar 1.59 persen dan
penurunan PDB sebesar 1.43 persen. Pengaruh guncangan variabel kurs terhadap variabel makroekonomi
semakin berkurang, begitu pula pada variabel harga impor, inflasi, suku bunga, investasi dan PDB. Setelah kuartal 25 pengaruh guncangan kurs USD terhadap
kurs riil Rupiah, harga impor, inflasi, suku bunga, investasi, PDB menjadi semakin berkurang dan mulai konvergen. Pada kuartal ke-25 terjadi apresiasi kurs
riil Rupiah sebesar 2.2 persen, penurunan harga impor 0.88 persen, penurunan inflasi 0.44 persen, penurunan suku bunga 1.13 persen, penurunan investasi 2.72
persen, penurunan pendapatan nasional 1.19 persen. Apresiasi kurs akan menurunkan harga barang impor bila dinilai dalam satuan mata uang domestik.
Jika barang yang diimpor tersebut merupakan bahan baku untuk proses produksi maka akan membuat biaya produksi menjadi relatif lebih murah dan akan
membuat produsen dapat berproduksi lebih banyak dan akan menurunkan harga barang domestik sehingga akan menurunkan tingkat inflasi domestik. Bank
Sentral akan menurunkan tingkat suku bunga domestik supaya masyarakat dapat membelanjakan uangnya. Turunnya suku bunga domestik akan menurunkan
ketertarikan para investor asing untuk berinvestasi sehingga akan menurunkan pendapatan nasional.
Dalam Gambar 4.8 menunjukkan bahwa guncangan kurs riil Yen per Rupiah akan mengakibatkan fluktuasi terhadap kurs riil Rupiah, harga impor,
inflasi, suku bunga, investasi asing langsung dan pendapatan hingga kuartal kelima puluh.
Guncangan kurs riil Yen per Rupiah pada kuartal kedua hingga kuartal kelima akan membuat kurs riil Rupiah terdepresiasi, dimana guncangan kurs
sebesar satu standar deviasi akan mengakibatkan depresiasi yang tajam pada kurs riil Rupiah pada kuartal kelima sebesar 2.2 persen, peningkatan harga impor
sebesar 3.9 persen, peningkatan inflasi sebesar 1.1 persen, peningkatan suku bunga sebesar 0.63 persen, penurunan investasi sebesar 14.8 persen, peningkatan
pendapatan nasional sebesar 0.09 persen. Setelah kuartal lima hingga kuartal 50 pengaruh guncangan kurs Yen terhadap kurs riil Rupiah, harga impor, inflasi,
suku bunga, investasi, PDB terus mengalami fluktuasi. Pada kuartal lima puluh guncangan kurs riil Yen per Rupiah akan
mengakibatkan depresiasi kurs Rupiah sebesar 4.8 persen, peningkatan harga impor sebesar 5 persen, penurunan inflasi sebesar 1.6 persen, peningkatan suku
bunga sebesar 5.03 persen, peningkatan investasi asing langsung sebesar 33.9 persen, penurunan pendapatan nasional sebesar 3.9 persen. Adanya guncangan
Yen mengakibatkan kurs riil Rupiah terdepresiasi sangat tajam, meningkatnya harga barang impor bila dinilai dalam satuan mata uang domestik, dan memicu
peningkatan suku bunga untuk menekan laju inflasi dan depresiasi kurs. Dengan
adanya peningkatan suku bunga ini diharapkan dapat menarik para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, namun yang terjadi sebaliknya pada
jangka pendek. Kondisi ini diakibatkan oleh tidak stabilnya perekonomian domestik yang dicirikan dengan melemahnya kurs Rupiah dan meningkatnya laju
inflasi sehingga investor menilai investasi di Indonesia relatif kurang menguntungkan karena saat ini daya beli masyarakat melemah. Berkurangnya
para investor ini membuat pendapatan nasional pun berkurang. Namun dalam jangka panjang nilai kurs riil Rupiah mulai membaik dan laju inflasi pun mulai
menurun dengan adanya intervensi dari otoritas moneter dan pemerintah dan kepercayaan para investor asing untuk berinvestasi pun semakin membaik seiring
dengan membaiknya perekonomian domestik. Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya guncangan kurs Dollar dan
Yen dalam jangka pendek akan membuat variabel makroekonomi domestik berfluktuasi. Namun pengaruh guncangan kurs Dollar terhadap variabel
makroekonomi Indonesia relatif lebih kuat, dimana dalam jangka panjang fluktuasi variabel makroekonomi terhadap guncangan Dollar mulai berkurang dan
mulai menuju ke kondisi keseimbangan. Sementara itu, terdapat fenomena bahwa guncangan kurs Yen akan membuat variabel makroekonomi terus menerus
berfluktuasi dalam jangka panjang.
-.04 .00
.04 .08
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LRER_JPG to LRER_JPG
-.2 -.1
.0 .1
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LIHI_JPG to LRER_JPG
-.03 -.02
-.01 .00
.01 .02
.03 .04
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LCPI to LRER_JPG
-6 -4
-2 2
4 6
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of SBI to LRER_JPG
-.8 -.6
-.4 -.2
.0 .2
.4 .6
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LFDI to LRER_JPG
-.05 -.04
-.03 -.02
-.01 .00
.01 .02
.03 .04
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of LGDPI to LRER_JPG
Response to Cholesky One S.D. Innovations
Gambar 4.8. Respon Variabel Makroekonomi Terhadap Shock Yen Dalam Jalur Transmisi Tidak Langsung
4.4.1.2. Respon Dinamis Guncangan Kurs Terhadap Variabel