menurut pendekatan output; sama dengan jumlah semua nilai tambah pada perekonomian, atau sama dengan nilai semua barang jadi yang dihasilkan pada
perekonomian. Sedangkan apabila dihitung dari sisi pengeluaran adalah jumlah
pengeluaran konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor-impor.
GDP dikategorikan menjadi dua, yaitu nominal dan riil. Dikatakan GDP nominal apabila GDP total yang dinilai pada harga-harga sekarang. Sedangkan
GDP yang dinilai pada harga-harga periode dasarnya disebut GDP riil, sering disebut sebagai pendapatan nasional riil.
2.7. Inflasi
2.7.1 Definisi Inflasi
Menurut Lipsey 1995, inflasi adalah kenaikan rata-rata semua tingkat harga. Kadang-kadang kenaikannya terus-menerus dan berkepanjangan. Menurut
Friedman dalam Mishkin 2001, inflasi adalah suatu fenomena moneter yang selalu terjadi dimanapun.
Inflasi dapat terjadi melalui dua sisi yaitu dari sisi penawaran cost-push inflation dan sisi permintaan demand-pull inflation. Inflasi dari sisi penawaran
terjadi apabila terdapat penurunan penawaran terhadap barang-barang dan jasa karena adanya kenaikan dalam biaya produksi yang diakibatkan oleh keinginan
meningkatnya tingkat upah riil pekerja karena adanya ekspektasi inflasi dimasa depan akan meningkat. Peningkatan upah ini akan membuat produsen untuk
menurunkan tingkat produksinya dibawah tingkat produksi optimal sehingga akan meningkatkan harga dan akan meningkatkan tingkat pengangguran. Jika
pemerintah memiliki target untuk menurunkan tingkat pengangguran dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka kegiatan ekonomi diarahkan untuk meningkatkan output sampai tingkat optimal full employment sehingga akan
meningkatkan tingkat permintaan secara agregat dan akan meningkatkan harga, apabila proses tersebut terus menerus berlangsung dan akan mengakibatkan
kenaikan dalam tingkat harga tanpa mengubah output dalam jangka panjang, maka kondisi ini disebut sebagai cost-push inflation.
Sementara itu, inflasi dari sisi permintaan demand-pull inflation terjadi apabila secara agregat terjadi peningkatan terhadap barang-barang dan jasa dalam
memenuhi permintaan yang mendorong produsen untuk menambah dana produksi dan menyebabkan pergeseran kurva permintaan. Kondisi ini secara langsung
dapat mengakibatkan inflasi karena menyebabkan naiknya harga output. Peristiwa ini dinamakan demand-pull inflation. Mishkin, 2001
2.7.2. Pengukuran Laju Inflasi 2.7.2.1. Consumer Price Indeks CPI
Menurut Lipsey 1995, Consumer Price Indeks CPI adalah suatu ukuran harga rata-rata berbagai komoditi yang biasanya dibeli rumah tangga.
Consumer Price Index CPI disebut juga Indeks Harga Konsumen IHK paling
banyak digunakan untuk menghitung laju inflasi, termasuk Indonesia. IHK dapat digunakan untuk menghitung laju inflasi bulanan, triwulan, semesteran dan
tahunan BPS, 2003. Perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: LI
t =
1 1
− −
−
t t
t
IHK IHK
IHK
X
100 2.3
dimana: LI
t
: Laju inflasi pada tahun atau periode t, IHK
: Indeks Harga Konsumen pada tahun atau periode t, IHK
t
: Indeks Harga Konsumen pada tahun atau periode t-1,
2.8. Penelitian Terdahulu