Tabel 4.11. Dekomposisi Varians Kurs Riil Dollar Per Rupiah Pada Jalur Transmisi Langsung
Guncangan Periode
RER
us
IHI
us
NX
us
GDP 1 100 0 0 0
3 49.47 46.56
2.22 1.73
5 46.23 40.60
2.03 11.12
10 36.99 43.50
3.62 15.87
15 35.76 43.55
3.99 16.67
25 35.42 43.62
4.08 16.86
35 35.36 43.64
4.09 16.89
50 35.36 43.64
4.09 16.89
Sumber: Lampiran 30, data diolah
Tabel 4.12. Dekomposisi Varians Kurs Yen Per Rupiah Pada Jalur Transmisi Langsung
Guncangan Periode
RER
jpg
IHI
jpg
NX
jpg
GDP 1 100 0 0 0
3 68.41 20.25
0.72 10.60
5 68 19.71
1.99 10.29
10 67.49 19.38
2.01 11.11
15 67.41 19.31
2.01 11.25
25 67.40 19.30
2.01 11.26
35 67.40 19.30
2.01 11.26
50 67.40 19.30
2.01 11.26
Sumber: Lampiran 31, data diolah
4.4.2.2.2 Analisis Jangka Panjang
Simulasi pada Tabel 4.13 dan Gambar 4.19 menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi guncangan kurs riil Dollar per Rupiah adalah
varibel kurs itu sendiri. Artinya faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya fluktuasi kurs Rupiah adalah faktor-faktor yang terkait dengan kurs, sementara
faktor harga impor, ekspor neto dan pendapatan nasional memiliki kontribusi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kurs itu sendiri.
20 40
60 80
100
1 5
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 GDP
ekspor neto hrg brg impor
kurs riil Rp
Gambar 4.19. Dekomposisi Varians Kurs Riil Dollar Per Rupiah Pada Jalur Transmisi Langsung
Guncangan kurs riil Dollar per Rupiah dalam jalur transmisi langsung pada kuartal pertama dipengaruhi oleh dirinya sendiri sebesar 100 persen,
sementara variabel lainnya tidak berpengaruh. Pada kuartal ketiga, proporsi sumber guncangan kurs riil yang berasal dari dirinya sendiri sebesar 81.30 persen,
harga barang impor sebesar 17.56 persen, nilai ekspor neto sebesar 0.67 persen, dan pendapatan nasional sebesar 0.45 persen. Sementara itu, pada kuartal 50
guncangan kurs masih didominasi oleh dirinya sendiri mengecil menjadi sebesar 45.68 persen, sedangkan harga barang impor sebesar 25.02 persen, ekspor neto
sebesar 13.16 persen, dan pendapatan nasional sebesar 16.13 persen. Pada saat terjadinya fluktuasi kurs riil Dollar per Rupiah maka akan
terjadi fluktuasi pula terhadap harga barang impor, dimana harga barang impor tersebut didenominasi oleh Dollar sehingga apabila terjadi Rupiah terdepresiasi
terhadap Dollar maka harga barang impor menjadi relatif lebih mahal apabila
dinilai dengan satuan mata uang domestik. Sedangkan untuk variabel ekspor neto dimana dalam penghitungannya memasukkan komponen ekspor dan impor
memiliki pengaruh yang relatif kurang besar, hal tersebut dikarenakan saat terjadinya depresiasi rupiah maka akan meningkatkan volume barang yang di
ekspor karena saat ini produk domestik memiliki nilai yang relatif lebih murah di pasaran internasional sehingga seharusnya nilai ekspor neto menjadi meningkat
dan diharapkan dapat meningkatkan devisa negara, tetapi karena produk barang yang diekspor tidak hanya memakai komponen bahan baku domestik saja tetapi
juga memasukkan komponen barang impor sehingga dalam menghitung biaya produksi juga harus memperhatikan komponen impor, hal ini membuat nilai
ekspor neto memiliki pengaruh yang relatif lebih kecil.
20 40
60 80
100
1 5
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 gdp
ekspor neto harga impor
kurs riil YenRp
Gambar 4.20. Dekomposisi Varians Kurs Riil Yen Per Rupiah Pada Jalur Transmisi Langsung
Tabel 4.14 dan Gambar 4.20 menyajikan simulasi guncangan kurs riil Yen per Rupiah dalam jalur transmisi langsung, menunjukkan bahwa pada kuartal
pertama guncangan kurs riil dipengaruhi oleh variabel kurs riil itu sendiri sebesar 100 persen. Pengaruh guncangan kurs seiring dengan bertambahnya waktu
semakin menurun, dan variabel lain mulai memberikan kontribusi terhadap adanya guncangan tersebut. Pada kuartal ketiga guncangan kurs riil Yen per
Rupiah dipengaruhi oleh dirinya sendiri sebesar 72.35 persen, harga barang impor sebesar 17.49 persen, ekspor neto sebesar 4.78 persen dan pendapatan nasional
sebesar 5.36 persen. Pada kuartal 50, guncangan kurs riil Yen per Rupiah dipengaruhi oleh dirinya sendiri sebesar 26.42 persen, harga barang impor sebesar
40.54 persen, ekspor neto sebesar 22.49 persen dan pendapatan nasional sebesar 10.53 persen.
Dapat disimpulkan bahwa guncangan kurs riil Dollar per Rupiah dalam jalur transmisi langsung dalam jangka pendek relatif sangat dipengaruhi oleh kurs
riil itu sendiri, dan harga barang impor, sementara itu untuk variabel ekspor neto, dan pendapatan nasional relatif memberikan kontribusi yang lebih rendah. Namun
pada jangka panjang kontribusi dari ekspor neto dan pendapatan nasional tidak dapat diabaikan peranannya walaupun tidak sebesar kontribusi dari kurs riil dan
harga impor. Untuk itu upaya yang penting dilakukan oleh pemerintah adalah memelihara kestabilan kurs Rupiah karena pemerintah harus berhati-hati dalam
menjaga daya saing produk domestik. Sementara itu guncangan kurs riil Yen per Rupiah dalam jalur transmisi kurs langsung dalam jangka pendek relatif sangat
dipengaruhi oleh variabel nilai tukar riil itu sendiri dan harga impor, sementara itu untuk variabel lain memberikan kontribusi yang relatif lebih rendah. Dalam
jangka panjang variabel kurs memberikan kontribusi yang semakin rendah, sedangkan variabel harga barang impor mendominasi dalam jangka panjang.
Tabel 4.13. Dekomposisi Varians Kurs Riil Dolar Per Rupiah Pada Jalur Transmisi Langsung
Guncangan Periode
RER
us
IHI
us
NX
us
GDP 1 100 0 0 0
3 81.30 17.56
0.67 0.45
5 67.63 19.75
1.66 10.94
10 49.97 24.27
11.59 14.15
15 47.95 24.08
12.55 15.40
25 46.35 25.14
12.38 16.11
35 45.87 25.10
12.93 16.08
50 45.68 25.02
13.16 16.13
Sumber: Lampiran 34, data diolah
Tabel 4.14. Dekomposisi Varians Kurs Yen Per Rupiah Pada Jalur Transmisi Langsung
Guncangan Periode
RER
jpg
IHI
jpg
NX
jpg
GDP 1 100
0 0 3 72.35
17.49 4.78
5.36 5 58.20
25.30 5.79
10.68 10 47.55
31.15 10.19
11.09 15 40.73
34.22 13.91
11.11 25 33.36
37.51 18.30
10.81 35 29.56
39.17 20.60
10.65 50 26.42
40.54 22.49 10.53
Sumber: Lampiran 35, data diolah
Berdasarkan hasil simulasi IRF dan FEVD menunjukkan bahwa baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang diperlukan kestabilan nilai tukar,
karena nilai tukar yang berfluktuasi akan mempengaruhi fluktuasi pada variabel makroekonomi lainnya yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai tukar seperti
barang tradable ekspor dan impor, inflasi, suku bunga dan investasi asing.
Setelah Indonesia menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas nilai tukar Rupiah relatif lebih berfluktuasi dari waktu kewaktu dibandingkan rezim
mengambang terkendali, hal tersebut dapat dilihat pada analisis IRF dan FEVD yang menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah relatif sangat dipengaruhi oleh
fluktuasi Dollar dan Yen. Sementara itu, arah kebijakan bank sentral saat ini Inflation Targetting Framework
yang memiliki tujuan utama untuk mencapai kestabilan harga dalam arti untuk menjaga nilai tukar Rupiah dan tingkat inflasi.
Dimana Bank Sentral mengumumkan atau membuat pernyataan resmi ke publik mengenai target inflasi untuk jangka waktu beberapa tahun kedepan.
Berdasarkan hasil FEVD dapat dilihat bahwa dalam jangka panjang kontribusi dari inflasi relatif lebih rendah dibandingkan dengan jangka pendek, hal
tersebut mungkin dikarenakan arah kebijakan BI saat ini yang selalu menjaga tingkat inflasi agar tetap rendah. Namun pada kenyataannya tidaklah mudah untuk
mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan karena yang mempengaruhi perkembangan inflasi tidak hanya kebijakan moneter, tetapi juga oleh kebijakan
pemerintah dibidang harga seperti perubahan harga BBM, upah minimum, tarif listrik dan telepon, serta oleh gangguan di sisi produksi dan distribusi barang
karena kondisi sektor riil yang belum pulih. Selain itu juga melemahnya nilai tukar menjadi faktor lain penyebab tidak mudahnya mengendalikan dan mencapai
sasaran inflasi. Warjiyo, 2004.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Pengaruh guncangan kurs Dollar dan Yen terhadap kurs riil Rupiah akan ditransmisikan melalui dua jalur, yaitu jalur kurs langsung dan jalur kurs tidak
langsung. Pada jalur transmisi tidak langsung melalui perubahan harga barang impor yang dipengaruhi oleh fluktuasi kurs Yen dan Dollar, kemudian perubahan
harga barang impor tersebut akan mempengaruhi harga barang yang dikonsumsi oleh konsumen. Perubahan harga tersebut akan mempengaruhi inflasi, suku
bunga, investasi dan nilai pendapatan nasional. Sementara itu untuk jalur transmisi langsung, kurs akan ditransmisikan pada perubahan harga barang impor,
perubahan ekspor neto yang selanjutnya akan mempengaruhi output nasional. Guncangan kurs Dollar dan Yen dalam jangka pendek dan jangka panjang
mengakibatkan depresiasi yang sangat tinggi terhadap kurs riil Rupiah. Amerika memberikan pengaruh yang relatif lebih kuat terhadap variabel kurs riil Rupiah
baik dalam jalur kurs langsung maupun tidak langsung, dimana dengan adanya guncangan Dollar terhadap kurs riil Rupiah akan mengakibatkan fluktuasi pada
variabel makroekonomi dalam waktu yang relatif lebih lama untuk menuju ke kondisi kestabilan dibandingkan dengan pengaruh guncangan Yen terhadap kurs
riil Rupiah dan variabel makroekonomi lain. Terkait dengan depresiasi yang tajam akibat dari guncangan kurs riil Yen
per Rupiah dalam jangka pendek dan Dollar per Rupiah dalam jangka pendek dan jangka panjang pada jalur transmisi kurs tidak langsung akan direspon dengan