Kestasioneran Data Pengujian Pra Estimasi

pemerintah berupaya untuk mengendalikan depresiasi nilai tukar rupiah dengan meningkatkan suku bunga. Kebijakan tersebut terpaksa harus dilakukan apalagi didukung oleh IMF, walaupun kebijakan ini merupakan disinsentif bagi investasi dan menggoyahkan sektor riil. Setelah tahun 1998 suku bunga turun kembali ketingkat semula, lalu pada tahun 2000-2002 SBI kembali meningkat dan turun kembali pada tahun 2003 untuk menuju kondisi stabil.

4.2. Pengujian Pra Estimasi

4.2.1. Kestasioneran Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, data time series deret waktu memerlukan pengujian terlebih dahulu terhadap kestasionerannya. Apabila pada data time series langsung dilakukan analisis akan menghasilkan hasil yang spourious lancung karena adanya akar unit unit root pada variabel Verbeek, 2000. Oleh karena itu sebelum masuk pada tahapan analisis SVAR maka terlebih dahulu dilakukan uji Augmented Dickey Fuller ADF, dimana dalam pengujian ini melihat ada atau tidaknya unit root dalam variabel. Kriteria uji dalam ADF ini membandingkan antara nilai statistik dengan nilai kritikal dalam tabel Dickey Fuller. Apabila nilai ADF statistik lebih kecil dari nilai Mc Kinnon Critical Value maka data bersifat stasioner. Tetapi apabila nilai ADF statistik lebih besar dari nilai Mc Kinnon Critical Value maka data bersifat non- stasioner. Dimana hipotesis yang diuji adalah : Ho : δ = 0 data tidak stasioner atau mengandung unit root H1 : δ 0 data stasioner Keputusan uji ADF adalah tolak H yang berarti data tidak mengandung unit root yang berarti data stasioner dan sebaliknya. Pemeriksaan kestasioneran data time series pada setiap variabel dalam tingkat level dengan mengunakan uji ADF dapat dilihat dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1. Uji Akar Unit Level Variabel Nilai ADF Nilai Kritis Mc Kinnon 1 5 10 Keterangan LRER us -1.36115 -3.548208 -2.912631 -2.594027 Tidak stasioner LRER jpg -2.3030013 -3.548208 -2.912631 -2.594027 Tidak stasioner LIHI us -0.570088 -3.548099 -2.911730 -2.593551 Tidak stasioner LIHI jpg -1.194338 -3.54063 -2.910860 -2.593090 Tidak stasioner LCPI -0.508671 -3.548099 -2.911730 -2.593551 Tidak stasioner SBI -3.180638 -3.542097 -2.910019 -2.592645 Stasioner LFDI -3.775521 -3.542097 -2.910019 -2.592645 Stasioner LNX jpg -1.198614 -3.544063 -2.910880 -2.593090 Tidak stasioner LNX us -1.445024 -3.548099 -2.911730 -2.593551 Tidak stasioner LGDPI -0.5451279 -3.548099 -2.911730 -2.593551 Tidak stasioner Sumber: Lampiran 2, data diolah Berdasarkan hasil dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa data kurs Dollar Amerika Serikat per Rupiah RER us , kurs Yen Jepang per Rupiah RER jpg , indeks harga impor menurut negara asal Amerika Serikat IHI us , indeks harga impor menurut negara asal Jepang IHI jpg , indeks harga konsumen Indonesia CPI, rasio ekspor terhadap impor sebagai proksi dari ekspor neto yang dipengaruhi oleh kurs Dollar NX us , rasio ekspor terhadap impor sebagai proksi dari ekspor neto yang dipengaruhi oleh kurs Yen NX jpg , dan Gross Domestik Produc t GDPI tidak stasioner karena nilai ADF kedelapan variabel tersebut lebih besar dari nilai kritis Mc Kinnon. Sedangkan untuk variabel suku bunga stasionel pada level untuk tingkat kritis 5 dan 10 dan untuk variabel investasi stasioner pada level untuk tingkat kritis 1, 5, dan 10. Oleh karena data untuk delapan variabel lainnya tidak stasioner maka perlu dilanjutkan pada uji akar unit pada first difference. Konsekuensi dari tidak terpenuhinya asumsi stasioneritas pada tingkat level atau derajat nol atau I0 maka akan dilakukan uji derajat integrasi. Pada uji ini, data dideferensiasikan pada derajat tertentu sampai semua data menjadi stasioner pada derajat yang sama. Berdasarkan hasil akar unit tingkat derajat terintegrasi satu I1 atau first difference semua data bersifat stasioner, hal tersebut dikarenakan nilai ADF-nya lebih kecil daripada nilai kritis Mac Kinnon. Hasil uji akar unit derajat satu atau I1 dapat dilihat pada Tabel 4.2. Penggunaan data perbedaan pertama first difference , menurut Sims dalam Enders 2000 tidak direkomendasikan sebab akan menghilangkan informasi jangka panjang. Oleh karena itu untuk menganalisis informasi jangka panjang akan digunakan data level sehingga model SVAR akan dikombinasikan dengan model koreksi kesalahan error correction model menjadi VECM. Tabel 4.2. Uji Akar Unit First Difference Variabel Nilai ADF Nilai Kritis Mc Kinnon 1 5 10 Keterangan LRER us -5.426798 -3.548208 -2.192631 -2.594027 Stasioner 5 LRER jpg -5.178878 -3.548208 -2.192631 -2.594027 Stasioner 5 LIHI us -4.469376 -3.546099 -2.911730 -2.593351 Stasioner 5 LIHI jpg -11.28465 -3.544063 -2.910860 -2.593090 Stasioner 5 LCPI -4.417372 -3.546099 -2.911730 -2.593551 Stasioner 5 SBI -4.265940 -3.542097 -2.910019 -2.592645 Stasioner 5 LFDI -8.153216 -3.546099 -2.911720 -2.993551 Stasioner 5 LNX us -10.88466 -3.546099 -2.911730 -2.593551 Stasioner 5 LNX jpg -9.628396 -3.544063 -2.910860 -2.593090 Stasioner 5 LGDPI -4.844783 -3.546099 -2.911730 -2.593551 Stasioner 5 Sumber: Lampiran 3, data diolah

4.2.2. Pengujian Lag Optimal