31
Berbeda dengan pendapat di atas, Suparno dan Yunus 2007:5.47 mengungkapkan bahwa karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan
berdaya-bujuk, berdaya-ajuk, ataupun berdaya imbau yang dapat yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti imbauan
implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk membujuk, mengajak dan memengaruhi
pembaca dengan pendekatan psikologis sehingga pembaca tertarik dan berminat serta mau melakukan apa yang diinginkan oleh penulis. Dalam karangan persuasi
mula-mula memaparkan gagasan dengan alasan yang logis, bukti atau fakta sebagai penunjang untuk meyakinkan pembaca. Selanjutnya, diikuti dengan
ajakan, bujukan, rayuan, imbauan, atau saran dengan menitikberatkan pada emosi atau perasaan pembaca.
2.2.2.2 Karakteristik Karangan Persuasi
Kajian tentang karangan persuasi dan argumentasi sering kali dijadikan satu karena memiliki banyak persamaan. Untuk itu, tidak heran kalau masih
banyak orang yang tidak dapat membedakan kedua jenis karangan tersebut. Akan tetapi, jika dilihat dari karakteristiknya, kedua jenis karangan itu sebenarnya
berbeda, meskipun perbedaannya sangat halus. Perbedaan itu terletak pada fokus dan penekanannya.
32
Tarigan 1982:108-109 mengatakan bahwa tulisan persuasif adalah tulisan yang dapat merebut perhatian pembaca, yang dapat menarik minat, dan
yang dapat meyakinkan mereka bahwa pengalaman membaca merupakan suatu hal yang amat penting. Ciri-ciri tulisan persuasif antara lain sebagai berikut: 1
tulisan persuasif haruslah jelas dan tertib. Maksud dan tujuan penulis dinyatakan secara terbuka atau dikemukakan dengan jelas. Bahan-bahan diatur sedemikian
rupa sehingga para pembaca mengalihkan perhatian pada sepenggal tulisan, maka seyogianyalah padanya ada beberapa pertanyaan yang jawabannya dapat ditemui
segera di situ, 2 tulisan persuasif haruslah hidup dan bersemangat. Segala sesuatu yang mempunyai daya tarik yang kuat terhadap indera adalah hidup.
Lebih khusus lagi, kata-kata yang hidup, cerah, bersemangat adalah kata-kata yang dapat menyentuh perasaan, suasana, pandangan, pikiran, selera, dan gairah,
3 tulisan persuasif beralasan kuat. Tulisan yang beralasan kuat berdasar pada fakta-fakta dan penalaran-penalaran. Bebas dari generalisasi-generalisasi yang
hampa serta pendapat-pendapat yang tidak mempunyai dasar dan prasangka yang tidak-tidak, dan 4 tulisan persuasif harus bersifat dramatik. Tulisan persuasif
harus dapat memanfaatkan ungkapan-ungkapan yang hidup dan kontras-kontras yang mencolok.
Pedapat berbeda diungkapkan oleh Suparno dan Yunus 2007:5.47-5.48 tentang karakteristik karangan persuasi bila dibandingkan dengan karangan
argumentasi. Adapun karakteristik karangan persuasi adalah sebagai berikut: 1 dalam karangan persuasi, selain menggunakan logika, perasaan juga memegang
peranan penting. Keterlibatan unsur logika dalam karangan persuasi itu
33
menyebabkan persuasi sering menggunakan prinsip-prinsip argumentasi, 2 diksi karangan persuasi mencari efek tanggapan emosional. Tidak jarang pula karangan
persuasi adalah suatu bentuk eksposisi yang dirangkai dengan deskripsi tetapi mempunyai tujuan tertentu, yakni menggoda pembaca untuk melakukan sesuatu
atau mengarahkan pembaca kepada suatu sikap tertentu, 3 karangan persuasi berusaha mencapai suatu persetujuan atau penyesuaian kehendak penulis dengan
pembacanya; ia merupakan proses untuk meyakinkan pembaca supaya pembaca mau menerima apa yang diinginkan penulis, dan 4 penyikapan terhadap ide yang
terdapat dalam dalam persuasi di samping penyikapan logika, juga penyikapan emosional. Karangan persuasi ini biasanya dipakai dalam dunia politik,
pendidikan, advertensi, dan dunia propaganda. Berbeda dengan pendapat-pendapat sebelumnya, Firdian 2008
mengungkapkan beberapa karakteristik dari karangan persuasi yaitu 1 harus menimbulkan kepercayaan pendengar atau pembacanya, 2 bertolak atas
pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah, 3 harus menciptkan kesesuaian melalui kepercayaan antara penulis dan pembaca, 4 harus menghindari konflik
agar kepercayaan tidak hilang dan tujuan tercapai, dan 5 harus ada fakta dan data secukupnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik karangan persuasi yaitu 1 bertujuan untuk menimbulkan kesesuaian antara
pembaca dan penulis, 2 bertolak dari pandangan bahwa manusia dapat diubah pikirannya, 3 selain logika, perasaan juga memegang peranan penting dalam
karangan persuasi, 4 diksi karangan persuasi mencari efek tanggapan emosional,
34
5 menggunakan data dan fakta secukupnya, dan 6 karangan persuasi harus hidup dan bersemangat.
2.2.2.3 Langkah-langkah Menulis Karangan Persuasi