80
tulisannya di depan kelas. Siswa yang lain memerhatikan dan memberi tanggapan terhadap tulisan temannya.
Pada  kegiatan  penutup,  merefleksi  dan  menyimpulkan  kegiatan pembelajaran  yang  telah  dilakukan.  Pada  akhir  pembelajaran,  peneliti
memberikan penguatan kepada siswa berupa motivasi dan penghargaan. Karangan persuasi  yang  dihasilkan  siswa  kemudian  dikumpulkan  dan  dinilai  untuk
mengetahui  keberhasilan  dan  peningkatan  keterampilan  menulis  karangan persuasi siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual
melalui media iklan layanan masyarakat pada siklus II ini.
3.1.2.3 Observasi
Observasi  pada  siklus  II  masih  sama  dengan  siklus  I,  yaitu  observasi dilakukan  bersamaan  dengan  pelaksanaan  tindakan  yang  dititikberatkan  pada
segala  peristiwa  yang  berhubungan  dengan  pembelajaran.  Melalui  observasi  ini, diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas
siswa  selama  mengikuti  kegiatan  pembelajaran  maupun  responsikap  siswa terhadap pendekatan dan media pembelajaran serta keaktifan siswa selama proses
pembelajaran. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan  berupa  lembar  deskripsi  perilaku  ekologis,  lembar  catatan  harian,
pedoman  wawancara,  sosiometri,  dan  dokumentasi  foto.  Pelaksanaannya melibatkan  siswa,  guru  mata  pelajaran  bahasa  dan  sastra  Indonesia  yang
bersangkutan, dan rekan sejawat yang membantu peneliti. Data hasil observasi ini digunakan  untuk  mengetahui  perubahan  sikap  dan  tingkah  laku  siswa  selama
81
pembelajaran  menulis  karangan  persuasi  dengan  pendekatan  kontekstual  melalui media  iklan  layanan  masyarakat  pada  siklus  II.  Berdasarkan  data  tersebut,  dapat
dilakukan  refleksi  akhir  untuk  mengukur  keberhasilan  pembelajaran  menulis karangan  persuasi  dengan  pendekatan  kontekstual  melalui  media  iklan  layanan
masyarakat.
3.1.2.4 Refleksi Siklus II
Berdasarkan  hasil  tes  dan  nontes  yang  telah  dilaksanakan  pada  siklus  II, pembelajaran  menulis  karangan  persuasi  sudah  dapat  diikuti  dengan  baik  oleh
siswa  dan  berjalan  sesuai  dengan  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  yang  telah disusun.  Sebagian  besar  siswa  sudah  paham  dan  mengerti  terhadap  materi  yang
disampaikan  oleh  guru.  Keterampilan  menulis  karangan  persuasi  siswa berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran siklus II menunjukkan peningkatan
dibandingkan  dengan  siklus  I.  Pada  siklus  II  ini,  nilai  tes  siswa  tidak  ada  yang berada  dalam  kategori  kurang.  Nilai  rata-rata  kelas  pada  keterampilan  menulis
karangan persuasi dari seluruh aspek siklus I hanya mencapai 65,52 dan termasuk dalam  kategori  cukup,  sedangkan  pada  siklus  II  nilai  rata-rata  kelas  mencapai
77,36  dan  termasuk  dalam  kategori  baik.  Dari  pencapaian  nilai  rata-rata  kelas siklus I dan siklus II ini diperoleh peningkatan sebesar 11,84 atau sebesar 18,07.
Rata-rata  kelas  pada  siklus  II  telah  mampu  mencapai  batas  minimal  ketuntasan belajar klasikal sebesar 70. Meskipun demikian, masih terdapat tujuh siswa yang
berada  dalam  kategori  cukup  dan  belum  memenuhi  kriteria  ketuntasan  minimal. Untuk  itu,  peneliti  berkolaborasi  dengan  guru  mata  pelajaran  bahasa  dan  sastra
82
Indonesia untuk melakukan remidial terhadap beberapa siswa tersebut.  Penelitian yang  dilakukan  peneliti  mengalami  peningkatan,  karena  lebih  dari  80  siswa
sudah memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan uraian hasil nontes siklus II yang diperoleh melalui deskripsi
perilaku  ekologis,  catatan  harian  guru,  catatan  harian  siswa,  sosiometri, wawancara, dan dokumentasi foto, diketahui perilaku siswa selama melaksanakan
pembelajaran  menulis  karangan  persuasi  dengan  pendekatan  kontekstual  melalui media iklan layanan masyarakat pada siklus II sudah berubah menjadi lebih baik.
Sebagian  besar  siswa  sudah  berperilaku  sesuai  dengan  empat  karakter  positif. Perilaku negatif yang tidak sesuai dengan empat karakter positif dan masih terjadi
pada  siklus  I  sudah  lebih  berkurang  pada  siklus  II.  Keaktifan  siswa  dalam melaksanakan  pembelajaran  mengalami  peningkatan  yang  signifikan.  Mereka
sudah  berani  bertanya  ketika  mengalami  kesulitan  dan  menanggapi  penjelasan guru. Sementara itu, siswa yang bercanda dengan teman dan tidak memperhatikan
penjelasan  guru  sudah  semakin  berkurang.  Sebagian  besar  siswa  sudah  mampu menunjukkan  sikap  yang  sopan  ketika  mendengarkan  penjelasan  guru  dan
mengerjakan  tugas  yang  diberikan  oleh  guru,  sehingga  suasana  kelas  menjadi lebih  tertib  dan  kondusif.  Siswa  yang  semula  tidak  bersemangat  dan  malas
menjadi  lebih  serius,  antusias,  dan  bersungguh-sungguh  dalam  mengikuti pembelajaran  menulis  karangan  persuasi.  Keaktifan  siswa  juga  semakin  terlihat
ketika kegiatan tanya jawab dan diskusi berlangsung. Rasa tanggung jawab siswa terhadap  tugas  yang  diberikan  guru  juga  semakin  meningkat.  Mereka  menjadi
83
lebih  termotivasi  dalam  pembelajaran  sehingga  nilai  tes  mereka  menjadi  lebih baik.
Berdasarkan  hasil  catatan  harian  siswa  dan  wawancara,  sebagian  besar siswa  merasa  senang  dan  sudah  tidak  mengalami  kesulitan  dalam  mengikuti
pembelajaran  menulis  karangan  persuasi  dengan  pendekatan  kontekstual  melalui media  iklan  layanan  masyarakat.  Adapun  kesulitan  yang  dialami  siswa,  yaitu
kurangnya  waktu  yang  diberikan  oleh  guru  untuk  menulis  karangan  persuasi. Siswa berminat dan tertarik dengan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Siswa
mengaku  senang  dan  memperoleh  kemudahan  dalam  pembelajaran  menulis karangan  persuasi  dengan  pendekatan  kontekstual  melalui  media  iklan  layanan
masyarakat. Hasil  refleksi  tersebut  menunjukkan  bahwa  pembelajaran  menulis
karangan  persuasi  dengan  pendekatan  kontekstual  melalui  media  iklan  layanan masyarakat pada siklus  II telah berlangsung dengan baik  dan menunjukkan hasil
yang memuaskan. Perbaikan yang sudah direncanakan telah dilaksanakan dengan baik  dalam  pembelajaran  siklus  II  sehingga  kekurangan-kekurangan  yang  terjadi
pada  siklus  I  dapat  teratasi.  Keterampilan  menulis  karangan  persuasi  siswa meningkat  secara  signifikan.  Selain  itu,  perilaku  siswa  selama  melaksanakan
pembelajaran  menulis  karangan  persuasi  siklus  II  telah  berubah  dari  negatif  ke arah  yang  positif.  Perilaku  siswa  telah  menunjukkan  karakter  keaktifan,  kerja
sama,  kesopanan,  dan  tanggung  jawab.  Dengan  demikian,  hasil  penelitian  yang ditargetkan telah tercapai secara maksimal.
84
3.2 Subjek Penelitian
Dalam  penelitian  tindakan  kelas  ini,  subjek  yang  menjadi  sasaran penelitian  adalah  keterampilan  menulis  karangan  persuasi  siswa  SMA  kelas  X.
Sumber  data  yang  digunakan  adalah  siswa  kelas  X-4  SMA  Negeri  1  Salem Kabupaten  Brebes  yang  berjumlah  42  siswa,  terdiri  atas  16  putra  dan  26  putri.
Dipilihnya  kelas  X-4  sebagai  sumber  data  didasarkan  pada  pertimbangan  bahwa apabila dibandingkan dengan kelas X-1, X-2, X-3, dan X-5, kemampuan menulis
mereka tergolong masih belum maksimal. Sebagian besar siswa kelas X-4 belum bisa membuat  karangan  persuasi  dengan baik.  Mereka masih  kebingungan untuk
mengangkat  sebuah  topik  karangan  dan  merasa  kesulitan  dalam  memunculkan ide-ide untuk dituangkan ke dalam sebuah karangan persuasi.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel  dalam  penelitian  ini  adalah  keterampilan  menulis  karangan persuasi  dan  penggunaan  pendekatan  kontekstual  melalui  media  iklan  layanan
masyarakat. Penjelasan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut.
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Karangan Persuasi
Variabel  yang  pertama  dalam  penelitian  ini  adalah  keterampilan  menulis karangan  persuasi.  Keterampilan  menulis  karangan  persuasi  merupakan
keterampilan  yang  harus  dimiliki  oleh  siswa  dalam  pembelajaran  bahasa Indonesia.  Dalam  menulis  karangan  persuasi,  siswa  dituntut  untuk  dapat
mengemukakan gagasan yang dapat meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap