42
atau kehendak penulis. Imbauan dan ajakan akan membuka jalan agar keinginan, sikap, kepercayaan, keputusan, atau tindakan yang telah ditentukan oleh penulis
dapat diterima oleh pembaca. Imbauan atau ajakan menggunakan rangkaian kata- kata yang menarik dan meyakinkan sehingga dapat mempengaruhi pembaca
dengan mudah.
2.2.3 Pendekatan Kontekstual
2.2.3.1 Hakikat Pendekatan Kontekstual
Menurut Nurhadi dan Senduk 2003:4, pendekatan kontekstual merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke
dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi anak untuk memecahkan persoalan, berpikir kritis, dan
melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya.
Lebih lanjut, Nurhadi dan Senduk 2003:5 menambahkan bahwa pendekatan kontekstual adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar agar kelas lebih „hidup‟ dan lebih „bermakna‟ karena siswa „mengalami‟ sendiri
apa yang dipelajarinya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan
pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan
43
kehidupan di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, siswa dilatih untuk dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam suatu situasi, misalnya dalam
bentuk simulasi, dan masalah yang memang ada di dunia nyata. Senada dengan pendapat di atas, Trianto 2007:101-104 mengatakan
bahwa pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan
konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga, warga Negara, dan tenaga kerja US. Department of Education the National School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan
tujuh komponen utama pembelajaran kontekstual, yakni: konstruktivisme constructivism, bertanya questioning, menemukan inquiry, masyarakat
belajar learning community, pemodelan modelling, refleksi reflection, dan penilaian autentik authentic assessment.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual merupakan sebuah konsep belajar yang diciptakan secara alamiah, yaitu dengan
cara mengaitkan materi pelajaran yang diperoleh siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan, serta bagaimana cara siswa belajar. Dengan demikian,
hasil pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa untuk memecahkan persoalan,
44
berpikir kritis, dan melaksanakan observasi serta menarik kesimpulan dalam kehidupan jangka panjangnya.
2.2.3.2 Karakteristik Pembelajaran Kontekstual