Refleksi Siklus II Hasil Penelitian Siklus II

219 besar. Hal ini terlihat dari pendapat siswa yang mendapat nilai rendah, yaitu R-35 “Semoga pembelajaran tadi bermanfaat bagi kita semua.” Dari hasil wawancara terhadap siswa tersebut dapat ditarik simpulan bahwa siswa berminat, tertarik, dan merasa senang dengan pembelajaran menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat, karena selain pembelajarannya yang menyenangkan, mereka juga banyak mendapatkan manfaat sosial yang sangat berguna untuk kehidupannya di masyarakat. Selain itu, pembelajaran menulis karangan persuasi juga menjadi lebih mudah.

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Refleksi siklus II dilakukan berdasarkan hasil tes dan hasil nontes pembelajaran menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat yang telah terlaksana pada siklus II. Hasil tes menunjukkan bahwa target penelitian sudah tercapai. Keterampilan menulis karangan persuasi siswa berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran siklus II menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II ini, nilai tes siswa tidak ada yang berada dalam kategori kurang. Nilai rata-rata kelas keterampilan menulis karangan persuasi dari seluruh aspek pada siklus I hanya mencapai 65,52 dan termasuk dalam kategori cukup, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 77,36 dan termasuk dalam kategori baik. Dari pencapaian nilai rata-rata kelas siklus I dan siklus II ini diperoleh peningkatan sebesar 11,84 atau sebesar 18,07. Rata-rata kelas pada siklus II telah mampu mencapai batas minimal ketuntasan belajar klasikal sebesar 70. Siswa yang 220 memperoleh nilai di atas 70 atau yang termasuk tuntas sebanyak 35 siswa atau sebesar 83,33 dari jumlah siswa. Sementara itu, tujuh siswa atau sebesar 16,67 lainnya masih belum tuntas dan akan ditindaklanjuti dengan cara mengadakan remidial oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Meskipun demikian, hasil tes siklus II sudah memenuhi target ketuntasan penelitian, yaitu tingkat ketuntasan melebihi target 80 dari jumlah siswa. Berdasarkan uraian hasil nontes siklus II yang diperoleh melalui deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru, catatan harian siswa, sosiometri, wawancara, dan dokumentasi foto, diketahui perilaku siswa selama melaksanakan pembelajaran menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat pada siklus II sudah berubah menjadi lebih baik. Sebagian besar siswa sudah berperilaku sesuai dengan empat karakter positif. Perilaku negatif yang tidak sesuai dengan empat karakter positif dan masih terjadi pada siklus I sudah lebih berkurang pada siklus II. Keaktifan siswa dalam melaksanakan pembelajaran mengalami peningkatan yang signifikan. Mereka sudah berani bertanya ketika mengalami kesulitan dan menanggapi penjelasan guru. Sementara itu, siswa yang bercanda dengan teman dan tidak memperhatikan penjelasan guru sudah semakin berkurang. Sebagian besar siswa sudah mampu menunjukkan sikap yang sopan ketika mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga suasana kelas menjadi lebih tertib dan kondusif. Siswa yang semula tidak bersemangat dan malas menjadi lebih serius, antusias, dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan persuasi. Keaktifan siswa juga semakin terlihat 221 ketika kegiatan tanya jawab dan diskusi berlangsung. Rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru juga semakin meningkat. Mereka menjadi lebih termotivasi dalam pembelajaran sehingga nilai tes mereka menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil catatan harian siswa dan wawancara, sebagian besar siswa merasa senang dan sudah tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat. Adapun kesulitan yang dialami siswa, yaitu kurangnya waktu yang diberikan oleh guru untuk menulis karangan persuasi. Siswa berminat dan tertarik dengan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Siswa mengaku senang dan memperoleh kemudahan dalam pembelajaran menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat. Hasil refleksi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat pada siklus II telah berlangsung dengan baik dan menunjukkan hasil yang memuaskan. Perbaikan yang sudah direncanakan telah dilaksanakan dengan baik dalam pembelajaran siklus II, sehingga kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat teratasi. Keterampilan menulis karangan persuasi siswa meningkat secara signifikan. Selain itu, perilaku siswa selama melaksanakan pembelajaran menulis karangan persuasi siklus II telah berubah dari negatif ke arah yang positif. Perilaku siswa telah menunjukkan karakter keaktifan, kerja 222 sama, kesopanan, dan tanggung jawab. Dengan demikian, hasil penelitian yang ditargetkan telah tercapai secara maksimal.

4.2 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat didasarkan pada hasil tes dan nontes pada siklus I dan siklus II. Pembahasan meliputi peningkatan proses pembelajaran menulis karangan persuasi, peningkatan keterampilan menulis karangan persuasi siswa, dan perubahan perilaku siswa setelah melaksanakan pembelajaran menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat. Pembahasan ketiga hal tersebut dapat dilihat pada uraian berikut. 4.2.1 Peningkatan Proses Keterampilan Menulis Karangan Persuasi dengan Pendekatan Kontekstual melalui Media Iklan Layanan Masyarakat Proses pembelajaran menulis karangan persuasi dengan pendekatan kontekstual melalui media iklan layanan masyarakat dilakukan dalam dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas dua pertemuan. Setiap pertemuan terdiri atas tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan inti berisi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Meskipun demikian, proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I tidak sama persis dengan proses pembelajaran pada siklus II. Perbedaan tersebut dikarenakan adanya refleksi atas pembelajaran siklus I untuk proses perbaikan pada siklus II sehingga

Dokumen yang terkait

Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi pada Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Cibitung

0 6 88

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 14 264

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI TEKNIK INQUIRY DENGAN PENDEKATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI TEKNIK INQUIRY DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS X SMA NEGE

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X KEPERAWATAN SMK

0 0 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

Peningkatan Keterampilan Menulis Poster dengan Media Iklan Layanan Masyarakat di Televisi Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 4 Cilacap.

0 2 144

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 12