Langkah-langkah Menulis Karangan Persuasi

34 5 menggunakan data dan fakta secukupnya, dan 6 karangan persuasi harus hidup dan bersemangat.

2.2.2.3 Langkah-langkah Menulis Karangan Persuasi

Para pakar membagi kegiatan mengarang itu menjadi menjadi tiga tahap, yakni 1 tahap kegiatan prapenulisan prewriting, 2 tahap kegiatan penulisan writing, dan 3 tahap kegiatan pascapenulisan post-writing. Dengan kata lain, kegiatan mengarang adalah kegiatan yang mengikuti alur proses yang bertahap dan berurutan. Menurut Widyamartaya 1996:9 mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain, atau kepada diri sendiri, dalam tulisan. Kegiatan mengarang ini adalah suatu kegiatan manusiawi yang sadar dan berarah, mempunyai swakerja atau mekanika yang perlu diperhatikan agar karangan yang dibuat berhasil dengan baik. Swakerja ini meliputi kegiatan-kegiatan pada tahap penegasan ide dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan karangan. Berikut ini adalah swakerja mengarang, yaitu 1 memilih bahan pembicaraan topik, 2 menentukan tema dari bahan pembicaraan itu, 3 menentukan tujuan karangan yang akan dibuat serta bentuk karangan, 4 menentukan pendekatan terhadap tema pembicaraan, 5 membuat bagan atau rencana pembicaraan, 6 pandai memulai karangan, 7 pandai membangun paragraf dan menjalin kesinambungan paragraf, 8 pandai mengakhiri atau menutup karangan, dan 9 pandai membuat judul karangan. 35 Pada dasarnya, penyusunan karangan persuasi tidak jauh berbeda dengan karangan argumentasi. Nursisto 1999:76 mengemukakan bahwa menulis karangan persuasi sama persis dengan argumentasi, bedanya hanya pada penutup yaitu berupa imbauan dan ajakan. Lebih lanjut lagi, menurutnya agar sebuah hasil karangan argumentasi menjadi baik, runtut, dan tidak menyimpang dari tujuan penyusunan karangan, perlu ditempuh langkah-langkah yaitu 1 menentukan topik, 2 menentukan tujuan, 3 mengumpulkan bahan, 4 menyusun kerangka, 5 mengembangkan kerangka, 6 koreksi dan revisi, dan 7 menulis naskah. Untuk melengkapi pendapat di atas, Akhmadi dalam Suparno dan Yunus 2007:5.49-5.51 mengatakan bahwa untuk dapat menyusun karangan persuasi yang efektif diperlukan kemampuan menciptakan persuasi, yaitu kemampuan memanfaatkan alat-alat persuasi seperti 1 bahasa, 2 nada, 3 detail, 4 pengaturan organisasi, dan 5 kewenangan. Inilah alat-alat persuasi yang dapat dipakai untuk mengembangkan sebuah karangan persuasi. Bahasa adalah alat yang cukup primer dalam mewujudkan paparan persuasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat dijadikan alat yang paling ampuh untuk memengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu sesuai kehendak penulis. Selain itu, bahasa yang digunakan dalam mengadakan persuasi juga harus diperhatikan karena sifat dan kepribadian seseorang bisa dilihat dari bahasa yang digunakan dan ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan pembaca. Nada yang dimaksud adalah nada pembicaraan. Nada tersebut berkaitan dengan sikap pengarang dalam menyampaikan gagasannya. Sebagai pengarang, 36 kita harus dapat menentukan nada karangan persuasi kita. Kita harus bisa membayangkan respon apa yang ada pada pembaca. Dalam karangan persuasi, detail cukup penting dalam kedudukannya sebagai alat persuasi. Yang dimasksud detail adalah uraian terhadap ide pokok sampai ke bagian yang sekecil-kecilnya. Dengan kehadiran detail yang baik, usaha penalaran dan tujuan persuasi menjadi lebih jelas. Organisasi menyangkut masalah pengaturan detail dalam sebuah karangan. Dalam persuasi, pengaturan detail menggunakan prinsip “mengubah keyakinan dan pandangan”. Artinya, detail-detail itu bagaimana pun pengaturannya harus kita usahakan mampu mengarahkan keyakinan dan pandangan pembaca. Kewenangan dapat disebut sebagai alat persuasi. Kewenangan menyangkut “penerimaan dan kesadaran” pembaca terhadap pengarang. Setiap orang mempunyai kewenangan untuk membuat persuasi atas dasar kualitas pola berpikir yang bagus dan bermutu. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis karangan persuasi yaitu: 1 menentukan topiktema, 2 merumuskan tujuan, 3 menyusun kerangka karangan, 4 mengumpulkan data dan fakta yang mendukung dari berbagai sumber, 5 mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi, dan 6 koreksi dan revisi karangan persuasi.

2.2.2.4 Karangan Persuasi yang Baik

Dokumen yang terkait

Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi pada Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Cibitung

0 6 88

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 14 264

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

0 4 47

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 8

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI TEKNIK INQUIRY DENGAN PENDEKATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI TEKNIK INQUIRY DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS X SMA NEGE

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X KEPERAWATAN SMK

0 0 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI TEKNIK KUMON DENGAN MEDIA LUKISAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KALIGIRI BREBES.

0 0 244

Peningkatan Keterampilan Menulis Poster dengan Media Iklan Layanan Masyarakat di Televisi Siswa Kelas VIIIC SMP Negeri 4 Cilacap.

0 2 144

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

0 0 12