menganggu atau merusak fungsi mata air, termasuk tidak boleh ada budidaya keramba di atas mata air tersebut.
Gambar 6.11 Peta Zona Mata Air
Untuk lebih jelasnya rangkuman lokasi zonasi pemanfaatan perairan Danau Rawapening Alternatif Satu dapat dilihat pada Tabel 6.11.
Tabel 6.11 Zonasi Pemanfaatan Perairan Danau Rawapening Alternatif Satu Dengan Tanggul
No. Zonasi
Pemanfaatan Perairan
Lokasi
1. Perikanan Keramba
Jaring Apung Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa
Kelurahan Tambak Boyo Kecamatan Bawen Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru
Desa Candirejo Kecamatan Tuntang
Zona Mata Air
ba
No. Zonasi
Pemanfaatan Perairan
Lokasi
2. Perikanan Tangkap
Berada tengah perairan 3.
Pariwisata Kecamatan Banyu Biru Desa Kebondowo di Bukit Cinta,
Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang Jenis wisata Panorama dan Wisata Air
4. Dermaga
Kecamatan Banyu Biru di Desa Kebondowo yakni Bukit Cinta dan Kecamatan Tuntang di Desa Tuntang
5. Sempadan Danau
Seluruh Perairan Danau 6.
Eceng Gondok Luas 21 Ha atau 5 dari luas eceng gondok eksisting
Lokasi berada di : - 8 Ha di Kecamatan Banyubiru yakni di Desa
Banyubiru, Desa Kebondowo, Desa Rowoboni; - 13 Ha di Kecamatan Tuntang yakni di Desa
Candirejo Luas 43,6 Ha atau 10 dari luas eceng gondok
eksisting
-
39,6 Ha Kecamatan Banyu Biru, berada di Desa Banyubiru, Desa Rowoboni, dan Desa Kebondowo
-
4,2 Ha Kecamatan Tuntang, berada di Desa Rowosari,
Luas 87,6 Ha atau 20 dari luas eceng gondok eksisting
-
39,9 Ha Kecamatan Banyu Biru, berada di Desa Banyubiru, Desa Rowoboni, dan Desa Kebondowo
-
47 Ha Kecamatan Tuntang, berada di Desa Candirejo, Desa Rowosari, dan Desa Kesongo
Luas 131 Ha atau 30 dari luas eceng gondok eksisting, yaitu:
-
45 Ha di kecamatan Banyubiru yang berada di Desa Banyubiru, Desa Roowoboni, Desa Kebon Dowo,
-
85,9 Ha berada di Kecamatan Tuntang yang
No. Zonasi
Pemanfaatan Perairan
Lokasi
berada di Desa Rowosari, Desa Lopait, Desa Candirejo, Desa Kesongo,
7. Mata Air
Daerah Bukit Cinta, Kecamatan Banyubiru 8.
Tanggul Sekeliling Danau Rawapening, terbagi 3 bagian:
Bagian timur
: Zona Tanggul sepanjang 3859,34 m yang berada di Desa Tuntang Kecamatan Tuntang
hingga Desa Candirejo Kecamatan Tuntang
Bagian Selatan
: Zona tanggul sepanjang 2097 m pada Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru, dan zona
tanggul di Desa Rowosari Kecamatan Tuntang sepanjang 1291,97 m dari tepi perairan ke bantaran
Kali Kraten
Bagian Barat dan Utara:
Zona tanggul sepanjang 6987.64 m dari Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru
hingga Kelurahan Tambakboyo
6.3 Usulan Zonasi Pemanfaatan Perairan Danau Rawapening Alternatif Kedua,
dengan Pemanfaatan Pertanian Satu Kali Panen Kontur Volume 462,05 m Sampai 462,30
Pemanfaatan penanaman padi pada saat air surut musim kemarau dapat memberikan nilai manfaat untuk sektor budidaya, selain itu ditinjau dari aspek ekonomi juga dapat
memberikan manfaat pada peningkatan aspek mata pencaharian masyarakat sekitar Danau Rawapening, serta dapat memberikan kontribusi pangan pada daerah sekitar
Rawapening. Pemanfaatan perairan danau disini lebih ditekankan pada hak menanam padi pada saat musim kemarau pada sawah-sawah yang terletak di antara garis kontur
volume 462,05 m
3
sampai dengan 462,30 m. Pemanfaatan tersebut dapat dilakukan pada produksi satu kali panen.
Gambar 6.12 Zonasi Pemanfaatan Perairan dengan Pertanian Pasang Surut
6.3.1 Pola Pemanfaatan Lahan Pertanian Tanaman Padi Satu Kali Panen
Pertanian satu kali panen pada kontur tersebut berada pada sekeliling Danau Rawapening. Waktu tanam sangat ditentukan menurut ketentuan yang berlaku.
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam budidaya tersebut adalah pemanfaatan pestisida maupun pupuk buatan atau urea yang akan mempengaruhi lingkungan
terutama pada tanah dan perairan danau, yang secara langsung akan terkena dampaknya. Sehingga pola tanam yang tepat dengan memperhatikan kaidah
kelestarian lingkungan danau sangat diperlukan. Kriteria yang diperlukan adalah :
1. Zona Pertanian tidak berada di daerah saluran inlet maupun outlet, karena akan
mengganggu fungsi sistem pengairan. Sehingga apabila dalam keadaan air surut maka tidak diperkenankan budidaya padi yang mampu menutupi daerah sekitar
inlet.
2. Zona Pertanian tidak berada pada daerah dermaga perahu, karena bagaimanapun
ceceran oli dari perahu kapal bermotor akan mempengaruhi pertanian. Selain itu zona pertanian juga tidak mengganggu lintasan perahu.
3. Diperlukan pengaturan jarak yang aman antara dermaga dengan pertanian agar
tidak terjadi tumpang tindih fungsi.
6.3.2 Zonasi Enceng Gondok
Secara umum luas zona enceng gondok pada alternatif pertama dengan alternatif kedua tidak mengalami perubahan, namun ditinjau dari aspek lokasi akan
terjadi pergeseran yaitu antara lain mempengaruhi wilayah bentuk keberadaan enceng gondok. Pada alternatif pertama bentuk wilayah enceng gondok mengikuti lekukan
dinding tanggul yang cendrung lurus, sedangkan pada alternatif kedua, wilayah bentuk enceng gondok mengikuti alur bantaran danau yang dibatasi dengan zona
tanam padi satu kali panen. Seperti halnya pada usulan pertama, usulan zona enceng gondok terbagi
menjadi 3 tiga alternatif, yaitu: Strategi penetapan zona enceng gondok adalah dengan mengurangi enceng
gondok dari luas 438, Ha menjadi 43,6 Ha atau pengurangan sebesar
10
dari luas 438 Ha Gambar 6.11;
Strategi penetapan zona enceng gondok adalah dengan mengurangi enceng gondok dari luas 438, Ha menjadi 87,6 atau pengurangan sebesar
20
dari luas 438 Ha Gambar 6.12;
Strategi penetapan zona enceng gondok adalah dengan mengurangi eceng gondok dari luas 438, Ha menjadi 131 Ha atau pengurangan sebesar
30
dari luas 438 Ha Gambar 6.13.
Gambar 6.13 Zonasi Enceng Gondok Luas 10 Dari Luas Enceng Gondok Eksisting