Zonasi Lindung 6.2.2 Zonasi Perikanan

menganggu atau merusak fungsi mata air, termasuk tidak boleh ada budidaya keramba di atas mata air tersebut. Gambar 6.11 Peta Zona Mata Air Untuk lebih jelasnya rangkuman lokasi zonasi pemanfaatan perairan Danau Rawapening Alternatif Satu dapat dilihat pada Tabel 6.11. Tabel 6.11 Zonasi Pemanfaatan Perairan Danau Rawapening Alternatif Satu Dengan Tanggul No. Zonasi Pemanfaatan Perairan Lokasi 1. Perikanan Keramba Jaring Apung Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa Kelurahan Tambak Boyo Kecamatan Bawen Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Zona Mata Air ba No. Zonasi Pemanfaatan Perairan Lokasi 2. Perikanan Tangkap Berada tengah perairan 3. Pariwisata Kecamatan Banyu Biru Desa Kebondowo di Bukit Cinta, Kecamatan Tuntang, Desa Tuntang Jenis wisata Panorama dan Wisata Air 4. Dermaga Kecamatan Banyu Biru di Desa Kebondowo yakni Bukit Cinta dan Kecamatan Tuntang di Desa Tuntang 5. Sempadan Danau Seluruh Perairan Danau 6. Eceng Gondok Luas 21 Ha atau 5 dari luas eceng gondok eksisting Lokasi berada di : - 8 Ha di Kecamatan Banyubiru yakni di Desa Banyubiru, Desa Kebondowo, Desa Rowoboni; - 13 Ha di Kecamatan Tuntang yakni di Desa Candirejo Luas 43,6 Ha atau 10 dari luas eceng gondok eksisting - 39,6 Ha Kecamatan Banyu Biru, berada di Desa Banyubiru, Desa Rowoboni, dan Desa Kebondowo - 4,2 Ha Kecamatan Tuntang, berada di Desa Rowosari, Luas 87,6 Ha atau 20 dari luas eceng gondok eksisting - 39,9 Ha Kecamatan Banyu Biru, berada di Desa Banyubiru, Desa Rowoboni, dan Desa Kebondowo - 47 Ha Kecamatan Tuntang, berada di Desa Candirejo, Desa Rowosari, dan Desa Kesongo Luas 131 Ha atau 30 dari luas eceng gondok eksisting, yaitu: - 45 Ha di kecamatan Banyubiru yang berada di Desa Banyubiru, Desa Roowoboni, Desa Kebon Dowo, - 85,9 Ha berada di Kecamatan Tuntang yang No. Zonasi Pemanfaatan Perairan Lokasi berada di Desa Rowosari, Desa Lopait, Desa Candirejo, Desa Kesongo, 7. Mata Air Daerah Bukit Cinta, Kecamatan Banyubiru 8. Tanggul Sekeliling Danau Rawapening, terbagi 3 bagian: Bagian timur : Zona Tanggul sepanjang 3859,34 m yang berada di Desa Tuntang Kecamatan Tuntang hingga Desa Candirejo Kecamatan Tuntang Bagian Selatan : Zona tanggul sepanjang 2097 m pada Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru, dan zona tanggul di Desa Rowosari Kecamatan Tuntang sepanjang 1291,97 m dari tepi perairan ke bantaran Kali Kraten Bagian Barat dan Utara: Zona tanggul sepanjang 6987.64 m dari Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru hingga Kelurahan Tambakboyo

6.3 Usulan Zonasi Pemanfaatan Perairan Danau Rawapening Alternatif Kedua,

dengan Pemanfaatan Pertanian Satu Kali Panen Kontur Volume 462,05 m Sampai 462,30 Pemanfaatan penanaman padi pada saat air surut musim kemarau dapat memberikan nilai manfaat untuk sektor budidaya, selain itu ditinjau dari aspek ekonomi juga dapat memberikan manfaat pada peningkatan aspek mata pencaharian masyarakat sekitar Danau Rawapening, serta dapat memberikan kontribusi pangan pada daerah sekitar Rawapening. Pemanfaatan perairan danau disini lebih ditekankan pada hak menanam padi pada saat musim kemarau pada sawah-sawah yang terletak di antara garis kontur volume 462,05 m 3 sampai dengan 462,30 m. Pemanfaatan tersebut dapat dilakukan pada produksi satu kali panen. Gambar 6.12 Zonasi Pemanfaatan Perairan dengan Pertanian Pasang Surut

6.3.1 Pola Pemanfaatan Lahan Pertanian Tanaman Padi Satu Kali Panen

Pertanian satu kali panen pada kontur tersebut berada pada sekeliling Danau Rawapening. Waktu tanam sangat ditentukan menurut ketentuan yang berlaku. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam budidaya tersebut adalah pemanfaatan pestisida maupun pupuk buatan atau urea yang akan mempengaruhi lingkungan terutama pada tanah dan perairan danau, yang secara langsung akan terkena dampaknya. Sehingga pola tanam yang tepat dengan memperhatikan kaidah kelestarian lingkungan danau sangat diperlukan. Kriteria yang diperlukan adalah : 1. Zona Pertanian tidak berada di daerah saluran inlet maupun outlet, karena akan mengganggu fungsi sistem pengairan. Sehingga apabila dalam keadaan air surut maka tidak diperkenankan budidaya padi yang mampu menutupi daerah sekitar inlet. 2. Zona Pertanian tidak berada pada daerah dermaga perahu, karena bagaimanapun ceceran oli dari perahu kapal bermotor akan mempengaruhi pertanian. Selain itu zona pertanian juga tidak mengganggu lintasan perahu. 3. Diperlukan pengaturan jarak yang aman antara dermaga dengan pertanian agar tidak terjadi tumpang tindih fungsi.

6.3.2 Zonasi Enceng Gondok

Secara umum luas zona enceng gondok pada alternatif pertama dengan alternatif kedua tidak mengalami perubahan, namun ditinjau dari aspek lokasi akan terjadi pergeseran yaitu antara lain mempengaruhi wilayah bentuk keberadaan enceng gondok. Pada alternatif pertama bentuk wilayah enceng gondok mengikuti lekukan dinding tanggul yang cendrung lurus, sedangkan pada alternatif kedua, wilayah bentuk enceng gondok mengikuti alur bantaran danau yang dibatasi dengan zona tanam padi satu kali panen. Seperti halnya pada usulan pertama, usulan zona enceng gondok terbagi menjadi 3 tiga alternatif, yaitu: Strategi penetapan zona enceng gondok adalah dengan mengurangi enceng gondok dari luas 438, Ha menjadi 43,6 Ha atau pengurangan sebesar 10 dari luas 438 Ha Gambar 6.11; Strategi penetapan zona enceng gondok adalah dengan mengurangi enceng gondok dari luas 438, Ha menjadi 87,6 atau pengurangan sebesar 20 dari luas 438 Ha Gambar 6.12; Strategi penetapan zona enceng gondok adalah dengan mengurangi eceng gondok dari luas 438, Ha menjadi 131 Ha atau pengurangan sebesar 30 dari luas 438 Ha Gambar 6.13. Gambar 6.13 Zonasi Enceng Gondok Luas 10 Dari Luas Enceng Gondok Eksisting