Gulma Air dan Endapan Biomassa

Tabel 3.11. Luas Gulma Air di Danau Rawapening Perhitungan Luas Luas Gulma Air Ha Perhitungan luas oleh Tim Ecoterra berdasarkan peta Google Juni 2010 443.8 Perhitungan luas oleh Tim Ecoterra berdasarkan alat GPS September 2011 569.0 Daerah pertumbuhan gulma air tersebut membentang hampir setengah keliling garis pantai danau dan menutup alur arus air sungai-sungai yang bermuara di danau. a Pada saat muka air tinggi di musim hujan lumpur yang terbawa air sungai akan terperangkap dan mengendap pada dearah tersebut sehingga mempersempit dan memperdangkal danau; b Biomasa yang mati dan sisa potongan eceng gondok yang ditebang semuanya akan mengendap dan membusuk di dasar danau yang juga menyebabkan pendangkalan; c Apabila muka air surut, maka akan terjadi suksesi berbagai jenis gulma termasuk hidrilla dan berbagai jenis rumput sehingga terjadi konversi dari perairan danau menjadi perairan rawa. Gabungan kondisi biomasa dan erosi serta sedimentasi tersebut berakibat kritis terhadap perairan danau yang cepat mendangkal dan menyempit. Potensi risikonya adalah hamparan gulma air seluas 569 Ha berpotensi berubah jadi daratan, yang menyusakan luas perairan hanya menjadi 951 ha saja Gambar 3.11. t Gambar 3.10. Daerah Pertumbuhan Gulma Air di Danau Rawapening Pemetaan Tim Ecoterra, September 2011 Gambar 3.11. Daerah Pertumbuhan Gulma Air yang Berpotensi Berubah Menjadi Daratan di Danau Rawapening Seluas 569 Ha

BAB IV BEBAN PENCEMARAN AIR DANAU RAWAPENING

4.1 Sumber Pencemaran dari Daerah Tangkapan Air DTA

Wilayah administrasi yang berada pada Sub DAS Rawapening adalah Kota Salatiga, Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang, jumlah luas administrasi dalam Sub DAS Rawapening adalah 27.346 Hektar Yang terluas adalah Kabupaten Semarang yaitu 24.483 Ha 89,5 dari luas Sub DAS, kemudian Kota Salatiga 2.546 Ha 9,3 dan yang terendah Kabupaten Magelang 317 Ha 1,2 Tabel 4.1. Tabel 4.1.Luas Wilayah Administrasi pada Sub DAS Rawapening No. Kabupaten Luas Total Luas dalam DAS Luas dalam DAS 1. Kota Salatiga 5678.11 2546 9.31 2. Kabupaten Semarang 98195 24483 89.53 3. Kabupaten Magelang 108573 317 1.16 Jumlah 27346 100.00 Gambar 4.1. Luas Wilayah Kota Kabupaten Pada Sub DAS Rawapening Wilayah Kabupaten Semarang memiliki 8 delapan kecamatan yaitu Banyubiru, Jambu, Getasaan, Ambarawa, Tuntang, Bawen, Sumowona dan Bandungan sedangan Kota Salatiga hanya memiliki 3 tiga Kecamatan yaitu Sidomukti, Sidorejo dan Argomulyo. 9.31 89.53 1.16 Kota Salatiga Kabupaten Semarang Kabupaten Magelang Luas Kecamatan pada Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga dalam Daerah Tangkapan Air Danau Rawapening yang berada pada Sub DAS Rawapening adalah 25679.82 Ha yang terluas Kecamatan Ambarawa 5228,46 Ha, dan yang terendah Kecamatan Tuntang 188,1 Ha sedangkan persentase luas dalam sub DAS yaitu Kecamatan Banyubiru 99 dan yang terendah Kecamatan Sumowono 3 Tabel 4.2. Tabel 4.2. Luas Kecamatan di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga dalam Daerah Tangkapan Air Danau Rawapening No. Kecamatan Kabupaten Kota Luas Ha Persen Luas pada DAS Luas dalam DAS Ha 1. Banyubiru Kab. Semarang 6594.01 99 4574.23 2. Jambu Kab. Semarang 5193.52 82 2259.85 3. Getasan Kab. Semarang 4866.89 69 4821.72 4. Ambarawa Kab. Semarang 6364.98 95 5228.46 5. Tuntang Kab. Semarang 5646.90 44 188.11 6. Bawen Kab. Semarang 3534.59 19 3341.58 7. Sumowono Kab. Semarang 2901.13 3 1643.24 8. Bandungan Kab. Semarang 4718.26 57 904.10 9. Sidomukti Kota Salatiga 1145.85 97.44 1116.54 10. Sidorejo Kota Salatiga 1624.72 61.61 1001.05 11. Argomulyo Kota Salatiga 1852.69 32.44 600.94 Jumlah 44443.54 25679.82 uas .01 .23 .52 .85 .89 .72 .98 .46 .90 1 .59 .58 .13 .24 .26 .85 .54 . .72 .05 . .69 4 54 82 Gambar 4.2. Luas Wilayah pada Kecamatan Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga dalam Daerah Tangkapan Air Danau Rawapening 4.1.1 Limbah Penduduk Beban pencemaran air limbah penduduk dihitung berdasarkan data jumlah penduduk tahun 2009 yang diperoleh dari Statistik Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga tahun 2010. Jenis parameter pencemaran air yang berasal dari air limbah penduduk limbah tinja antara lain adalah TSS, BOD, COD, Nitrogen, Fospor dan bakteri coli tinja. Berdasarkan data jumlah penduduk 302467 jiwa Tabel 4.3, maka diperkirakan potensi beban BOD adalah sebesar 16031 kg hari Tabel 4.4. Sumber beban pencemaran tersebut tersebar pada 11 Kecamatan dengan jumlah yang bervariasi, namun yang merupakan sumber beban terbesar adalah kecamatan-kecamatan Getasan, Tuntang, Banyubiru, Jambu, Ambarawa , Bandungan, Sidomukti dan Siderejo Gambar 4.3. Beban pencemaran tersebut tidak semuanya memasuki air sungai dan Danau Rawapening, karena sebagian daerah permukiman memiliki septic tank. 99 82 69 95 44 19 3 57 97.44 61.61 32.44 Banyubiru Jambu Getasan Ambarawa Tuntang Bawen Sumowono Bandungan Sidomukti Sidorejo