Zonasi Perikanan A. Usulan Zonasi Pemanfaatan Perairan Danau Rawapening Alternatif Kedua,

Gambar 6.18 Zonasi Pariwisata 6.3.6 Zonasi Lindung A. Sempadan Danau Sempadan danau masuk ke dalam wilayah zona lindung sekitar danau yaitu 50 m – 100 m dari pinggiran danau. Zona sempadan danau berguna untuk mengurangi beban pencemaran danau akibat aktivitas manusia yang menghasilkan limbah domestik, maupun kegiatan lainnya. Kriteria Zonasi Sempadan Danau Rawapening dapat dilihat pada Tabel 6.12. Tabel 6.12 Kriteria Zonasi Sempadan Danau Rawapening No. Zonasi Persayaratan Lokasi 1. Sabuk Hijau a. Tanaman keliling danau b. Jenis tanaman tidak banyak menyerap air c. Tanaman semusim 2. Paparan banjir a. Tanaman semusim b. Budidaya perikanan sistem pagar tidak menyisakan limbah pupuk dan limbah pakan. ZONASI PARIWISATA – . k

B. Mata Air

Mata air merupakan zona perlindungan, lokasinya sama dengan yang ada pada zonasi alternatif satu, yaitu di wilayah Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru. Lokasi tersebut dekat dengan kawasan wisata Bukit Cinta. Kriteria tersebut sama dengan kriteria zona alternatif satu yaitu berbagai kegiatan tidak boleh menganggu atau merusak fungsi mata air, termasuk tidak boleh adanya budidaya keramba di atas mata air tersebut. Namun ada kriteria yang terpenting berkaitan dengan zona budidaya pertanian tanaman padi satu kali panen, yaitu pola tanam budidaya hendaknya tidak menggunakan pupuk atau sejenis pestisida yang dapat mencemari zona mata air secara khusus dan secara umum untuk perairan danau. Untuk lebih jelasnya zonasi mata air Danau Rawapening dapat dilihat pada Gambar 6.19. Gambar 6.19 Zonasi Mata Air Untuk lebih jelasnya rangkuman lokasi zonasi pemanfaatan perairan Danau Rawapening Alternatif Dua dapat dilihat pada Tabel 6.13. ZONASI MATA AIR Tabel 6.13 Zonasi Pemanfaatan Perairan Danau Rawapening Alternatif Dua Dengan Padi Satu Kali Panen No. Zonasi Pemanfaatan Perairan Lokasi 1. Perikanan Keramba Jaring Apung KJA Tancap Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa Kelurahan Tambak Boyo Kecamatan Bawen Desa Kebondowo Kecamatan Banyubiru Desa Candirejo Kecamatan Tuntang 2. Perikanan Tangkap Berada di tengah perairan 3. Pariwisata Kecamatan Banyu Biru Desa Kebondowo di Bukit Cinta, Kecamatan Tuntang Desa Tuntang Jenis wisata Panorama dan Wisata Air 4. Dermaga PerahuKapal Kecamatan Banyu Biru di Desa Kebondowo yakni Bukit Cinta dan Kecamatan Tuntang di Desa Tuntang 5. Sempadan Danau Seluruh Perairan Danau 6. Enceng Gondok Luas 43,6 Ha atau 10 dari luas eceng gondok eksisting - 39,6 Ha Kecamatan Banyu Biru, berada di Desa Banyubiru, Desa Rowoboni, dan Desa Kebondowo - 4,2 Ha Kecamatan Tuntang, berada di Desa Rowosari, Luas 87,6 Ha atau 20 dari luas eceng gondok eksisting - 39,9 Ha Kecamatan Banyu Biru, berada di Desa Banyubiru, Desa Rowoboni, dan Desa Kebondowo - 47 Ha Kecamatan Tuntang, berada di Desa Candirejo, Desa Rowosari, Desa Kesongo an a No. Zonasi Pemanfaatan Perairan Lokasi Luas 131 Ha atau 30 dari luas eceng gondok eksisting, yaitu: - 45 Ha di kecamatan Banyubiru yang berada di Desa Banyubiru, Desa Rowoboni, Desa Kebon Dowo, - 85,9 Ha berada di Kecamatan Desa Rowosari, Desa Lopait, Desa Candirejo, Desa Kesongo Kecamatan Tuntang, 7. Mata Air Daerah Bukit Cinta, Kecamatan Banyubiru 8. Pertanian Padi Zona padi di rencanakan pada sekeliling Danau Rawa dengan syarat tidak menutupi saluran masuk dan saluran keluar danau.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian penentuan daya tampung beban pencemaran air dan zonasi Danau Rawapening dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : A. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Rawapening 1. Ekosistem Danau Rawapening telah rusak akibat pendangkalan, penyempitan dan pencemaran; 2. Sumber utama pendangkalan dan penyempitan wilayah perairan danau adalah erosi lahan DAS dan pelumpuran sungai yang mendangkalkan danau, serta pertumbuhan biomasa gulma air yang meningkatkan pengendapan, pendangkalan dan pembusukan; 3. Sumber utama pencemaran air adalah limbah penduduk, limbah ternak, limbah pertanian dan limbah pakan ikan; 4. Limbah ternak merupakan sumber potensi beban pencemaran air yang terbesar; 5. Daya tampung beban pencemaran air danau sangat rendah karena pendangkalan tersebut, serta debit air minimal yang relatif rendah, akibat volume danau yang tidak dapat menampung debit air besar selama musim hujan.

B. Zonasi Danau Rawapening

Tinjauan eksisting Danau Rawapening menghasilkan berbagai permasalahan pokok, yaitu sebagai berikut: 1. Terdapat budidaya keramba jaring apung yang masih berada di sekitar daerah konservasi dan dekat dengan daerah objek wisata; 2. Enceng gondok menjadi masalah utama dalam pemanfaatan perairan danau karena mengganggu pemanfaatan dan fungsi danau; 3. Sumber utama pendangkalan dan penyempitan areal perairan danau adalah erosi lahan DAS dan pelumpuran sungai yang mendangkalkan danau, serta pertumbuhan biomassa gulma air yang meningkatkan pengendapan, pendangkalan dan pembusukan. Berdasarkan permasalahan yang ada dilakukan studi zonasi pemanfaatan perairan Danau Rawapening, yang mana dalam kajiannya juga dilakukan secara komparatif. Berdasarkan kajian zonasi pemanfaatan perairan Danau Rawapening dihasilkan dua usulan konsep pemanfaatan perairan danau, yaitu: 1. Alternatif pertama adalah: konsep pemanfaatan perairan danau terutama pada garis pantai yang dibangun bangunan tanggul, yang mencakup keliling danau sehingga berfungsi sebagai bangunan pengaman danau, selain juga berfungsi untuk konservasi danau; 2. Alternatif kedua adalah konsep pemanfaatan perairan Danau Rawapening dengan elevasi 462,05 meter sampai dengan 462,30 meter yang dimanfaatkan untuk pertanian padi satu kali panen. Budidaya tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan waktu tanam. Kajian zonasi juga menghasilkan usulan terhadap zonasi pemanfaatan enceng gondok, budidaya perikanan, pariwisata, dermaga, dan zona mata air, sebagai berikut: 1. Zonasi Enceng Gondok. Terjadi pengurangan luas sebaran enceng gondok dengan mengurangi luas berdasarkan luas enceng gondok eksisting, yang merupakan satu pilihan dari pengurangan luas menjadi seluas 30 , 20 , dan 10 dari luas enceng gondok eksisting. Pengurangan enceng gondok diprioritaskan berdasarkan kondisi eksisting; 2. Zonasi Keramba Jaring Apung KJA lebih diarahkan di tengah perairan, yaitu terbagi menjadi 4 lokasi, sehingga KJA tidak mengganggu fungsi pemanfaatan yang ada di bantaran danau dan daerah sempadan danau; 3. Zonasi Pariwisata diarahkan pada 2 lokasi yaitu yang berada daerah Bukit Cinta Kecamatan Banyu Biru, dan Desa Tuntang Kecamatan Tuntang. Penentuan wilayah tersebut Karena sudah memiliki berbagai potensi yang telah ada sebelumnya, terutama yang berada di daerah wisata Bukit Cinta; 4. Zonasi Dermaga juga diarahkan pada daerah yang dekat dengan zona wisata, guna memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana wisata, sehingga pariwisata memiliki nilai positif. Dermaga ini dapat berfungsi sebagai prasarana wisata, dan juga untuk kapal atau perahu sebagai alat transportasi umum; 5. Zonasi Mata Air diarahkan pada perairan di dekat objek wisata Bukit Cinta. Daerah ini perlu mendapatkan pengawasan dan perlindungan untuk menjaga keberadaan sumber daya air dan konservasi; 6. Zonasi Sempadan Danau yang mengitari sekeliling danau difungsikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dalam zona pemanfaatan perairan di atas tentunya tidak banyak perubahan kecuali penempatan lokasi enceng gondok yang mengalami pergeseran karena tepian bantaran danau memiliki perbedaan morfologi berdasarkan konsep alternatif usulan yang pertama dan kedua .

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

A. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau Rawapening

1. Prioritas pengendalian kerusakan ekosistem DAS Rawapening adalah pengerukan enceng gondok sampai batas maksimal 5 , dengan menyisakan sebagian enceng gondok tersebut untuk konservasi dan untuk produksi kerajinan; 2. Pengerukan dasar danau yang telah mendangkal diperlukan, terutama pada wilayah yang telah berubah fungsi menjadi daerah rawa; 3. Pembangunan tanggul diperlukan untuk memperbesar volume danau dan meningkatkan daya dukungnya; 4. Pengendalian pencemaran air pada DAS Rawapening diprioritaskan pada limbah penduduk dan limbah ternak.

B. Zonasi Danau Rawapening

1. Prioritas pengendalian kerusakan ekosistem Danau Rawapening dapat dilakukan dengan berbagai alternatif yaitu pengurangan enceng gondok sampai batas maksimum. Apabila dilakukan secara bertahap maka akan menyisakan luas enceng gondok sebesar 5 , 10 , 20 , dan 30 dari luas enceng gondok eksisting;