Tabel 6.6 Luas Enceng Gondok Yang Disarankan pada Kecamatan di Danau Rawapening, Pengurangan Luas 20 dari Luas Enceng Gondok Eksisting
No. Kecamatan
Luas HA
1. Kecamatan Banyubiru
39.9 2.
Kecamatan Tuntang 47.52
3. Kecamatan Ambarawa
4. Kecamatan Bawen
Gambar 6.5 Zonasi Enceng Gondok Luas 20 Dari Luas Enceng Gondok Eksisting
d. Pengurangan Luas Enceng Gondok sebesar 30 dari Luas Enceng Gondok
Eksisting
Alternatif ketiga adalah pengurangan enceng gondok sebesar 20 dari luas enceng gondok eksisting atau sama dengan luas 131 Ha. Dan diarahkan pada
kecamatan Tuntang sebesar 47,26 Ha dan Kecamatan Banyubiru sebesar 85,87 Ha. Pada Kecamatan Banyubiru terdapat tujuh lokasi yang diarahkan untuk enceng
gondok dan yang terbanyak berada di Desa Rowoboni yaitu sebanyak 5 lokasi, karena di desa tersebut berdasarkan keadaan eksisting terdapat daerah rangkaian enceng gondok
yang cukup luas. Di Kecamatan Tuntang terdapat 4 empat lokasi yang diarahkan untuk enceng gondok, yaitu di Desa Candirejo, Desa Rowosari, dan Desa Kesongo Tabel 6.7
dan Tabel 6.8.
Tabel 6.7. Luas Enceng Gondok Yang Disarankan pada Desa-desa di Sekitar Danau Rawapening, Pengurangan Luas 30 dari Luas Enceng Gondok Eksisting
No. Desa
Kecamatan Luas Ha
1. Desa Banyubiru
Kec. Banyubiru 1.82
2. Desa Rowoboni
Kec. Banyubiru 3.99
4. Desa Rowoboni
Kec. Banyubiru 10.51
5. Desa Kebondowo
Kec. Banyubiru 4.46
7. Desa Rowoboni
Kec. Banyubiru 10.83
8. Desa Rowoboni
Kec. Banyubiru 7.21
9. Desa Rowoboni
Kec. Banyubiru 6.44
Jumlah 45.26
3. Desa Rowosari
Kec. Tuntang 4.21
6. Desa Lopait
Kec. Tuntang 15.92
10. Desa Candirejo
Kec. Tuntang 38.41
11. Desa Kesongo
Kec. Tuntang 9.30
12. Desa Kesongo
Kec. Tuntang 18.03
Jumlah 85.87
TOTAL 131.12
Tabel 6.8 Luas Enceng Gondok Yang Disarankan pada Kecamatan di Sekitar Danau Rawapening, Pengurangan Luas 30 dari Luas Enceng Gondok Eksisting
No. Kecamatan
Luas Ha
1. Kecamatan Banyubiru
45.3 2.
Kecamatan Tuntang 85.9
3. Kecamatan Bawen
4. Kecamatan Ambarawa
Gambar 6.6 Zonasi Enceng Gondok Luas 30 dari Luas Enceng Gondok Eksisting
o. 6.2.2 Zonasi Perikanan
A. Budidaya Perikanan Keramba Jaring Apung Tancap
Berdasarkan kajian potensi dan masalah, maka keramba jaring apung KJA tancap diarahkan pada wilayah Desa Kebondowo Kecamatan Banyu Biru, Desa Tambak
Boyo Kecamatan Bawen, Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa dan Desa Candirejo Kecamatan Tuntang.
Kriteria dalam penataan zonasi keramba jaring apung KJA, adalah sebagai berikut:
1. Kolom air tidak dangkal tergantung teknologi, sehingga perubahan pasang surut
muka air tidak mempengaruhi sarana KJA dan tidak menimbulkan penyebaran endapan sisa pakan ikan dan kotoran ikan ke permukaan air danau;
2. Terdapat arus air yang membawa kadar oksigen terlarut dan membuang sisa
pakan dan limbah ikan; 3.
Tidak berada di teluk dan di perairan dangkal yang umumnya digunakan untuk keperluan penduduk mandi dan renang;
4. Jarak dari pantai danau mencukupi untuk keperluan pengguna jalur lalu lintas
perairan; 5.
Jarak minimum dari garis pantai surut adalah 50 m; 6.
Antara kelompok budi daya KJA perlu ada jalur bebas untuk lalu lintas perairan, dengan jarak minimum 50 m;
7. Bangunan PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air tidak terganggu oleh sarana KJA
dan sampah atau bekas bahan KJA yang telah rusak karena akan mengganggu fungsi dan umur turbin;
8. Jarak minimum dari bangunan PLTA adalah 200 m;
9. Tidak diperkenankan adanya jaring apung pada radius 50
–
100 m pada zona wisata.
Saat ini jumlah KJA di perairan Danau Rawapening sebanyak 1759 unit Tabel 6.8 dan Gambar 6.5, kondisi ini perlu lebih ditertibkan dan ditata agar mendapatkan
keselarasan di perairan danau. Zonasi diarahkan pada 4 lokasi, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6.10 dan Gambar 6.8.
Penataan ini lebih diarahkan pada konsentrasi yang seimbang sehingga tidak akan mengganggu atau menghambat pemanfaaatan perairan lainnya secara umum.