Erosi dan Angkutan Sedimen

Tabel 3.8. Luas Lahan Kritis Daerah Kecamatan pada DAS Rawapening di Kabupaten Semarang Kecamatan Lahan Kritis Ha 1. Getasan 1739 2. Tuntang 542 3. Banyubiru 1111 4. Jambu 1562 5. Ambarawa 184 6. Bandungan 462 7. Bawen 784 Jumlah 6384 Sumber: Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Semarang, 2009 . Tabel 3.9. Potensi Sedimentasi di Sub DAS Rawapening Dirinci per Sub-DAS Sub-sub-DAS Luas hektar SDR Laju Erosi tonhektarth Potensi Sedimentasi tonhektar Sub-Sub-DAS Legi 931,50 0,532 405,23 215,58 Sub-Sub-DAS Parat 3.744,00 0,432 381,27 164,71 Sub-Sub-DAS Galeh 6.121,00 0,382 303,75 116,03 Sub-Sub-DAS Torong 2.687,00 0,468 115,72 54,16 Sub-Sub-DAS Panjang 4.893,00 0,397 73,37 29,13 Sub-Sub-DAS Sraten 2.822,26 0,461 290,49 133,92 Sub-Sub-DAS Kedungringin 918,00 0,532 78,47 41,75 Sub-Sub-DAS Rengas 1.751,00 0,497 29,15 14,49 Sub-Sub-DAS Ringis 1.211,00 0,513 17,84 9,15 Jumlah 25.079,00 778,93 Sumber : Perencanaan Tata Lingkungan DAS Rawapening Tahun 2000, dalam BPLH Prov.Jawa Tengah, 2009 Daya Tampung Beban Pencemaran Air dan Zonasi Danau Rawapening 3 8 ,00 7 1 ,00 5 3 ,00 2 ,16 ,00 ,37 ,13 ,26 9 2 7 ,75 ,00 ,15 ,49 ,00 ,84 5 Tabel 3.10. Debit Aliran dan Suspensi Sungai-Sungai yang Masuk ke Danau Rawapening No. Sungaidesa Debit aliran m3dt Kadar suspensi grdt Debit Suspensi grdt KGHARI TONTHN 1. Legi 0,11 0,5252 52,8 4,561.92 1,642.29 2. Mulungan 1 0,35 0,2040 + 71,4 6,168.96 2,220.83 3. Mulungan 2 0,18 0,3990 71,8 6,203.52 2,233.27 4. Parat 1,03 0,4277 440,6 38,067.84 13,704.42 5. Nagan 0,08 0,2497 + 20,0 1,728.00 622.08 6. Cengkar 1,65 0,3652 835,7 72,204.48 25,993.61 7. Torong 0,754 0,081 61,07 5,276.45 1,899.52 8. Panjang 1,192 0,053 63,18 5,512.32 1,984.44 9. Galeh Banjir 15,2 0,3865 5.3875,8 4,654,869.12 1,675,752.88 10. Tuntang 71,134 0,0538 3.829,38 330,858.43 119,109.04 5,125,451.04 1,845,162.37 Sumber : S. Sutanto B.R. dan Budi Sulaswono, Jurusan Geografi Fisik dan Lingkungan Fakultas Geografi UGM

3.4.3 Gulma Air dan Endapan Biomassa

Pemetaan gulma air di Danau Rawapening pada bulan September 2011 Gambar 3.10 menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Luas perairan danau yang 1520 Ha sebagian ditumbuhi gulma seluas 569 Ha pemetaan dengan alat GPS , 2011, lebih luas dari perhitungan dengan peta Google Tahun 2010 yaitu 444 Ha Tabel 3.12. Luas gulma tersebut sebesar 37,4 dari luas perairan saat muka air rendah. Tabel 3.11. Luas Gulma Air di Danau Rawapening Perhitungan Luas Luas Gulma Air Ha Perhitungan luas oleh Tim Ecoterra berdasarkan peta Google Juni 2010 443.8 Perhitungan luas oleh Tim Ecoterra berdasarkan alat GPS September 2011 569.0 Daerah pertumbuhan gulma air tersebut membentang hampir setengah keliling garis pantai danau dan menutup alur arus air sungai-sungai yang bermuara di danau. a Pada saat muka air tinggi di musim hujan lumpur yang terbawa air sungai akan terperangkap dan mengendap pada dearah tersebut sehingga mempersempit dan memperdangkal danau; b Biomasa yang mati dan sisa potongan eceng gondok yang ditebang semuanya akan mengendap dan membusuk di dasar danau yang juga menyebabkan pendangkalan; c Apabila muka air surut, maka akan terjadi suksesi berbagai jenis gulma termasuk hidrilla dan berbagai jenis rumput sehingga terjadi konversi dari perairan danau menjadi perairan rawa. Gabungan kondisi biomasa dan erosi serta sedimentasi tersebut berakibat kritis terhadap perairan danau yang cepat mendangkal dan menyempit. Potensi risikonya adalah hamparan gulma air seluas 569 Ha berpotensi berubah jadi daratan, yang menyusakan luas perairan hanya menjadi 951 ha saja Gambar 3.11. t Gambar 3.10. Daerah Pertumbuhan Gulma Air di Danau Rawapening Pemetaan Tim Ecoterra, September 2011