K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
63
kredit tertinggi di Kab. Sukoharjo sebesar 33,87 yoy menjadi Rp901 miliar, dan pertumbuhan terendah di Kab. Karanganyar sebesar 13,11 yoy menjadi Rp829
miliar.
TABEL 3.7. PERKEM BANGAN BANK UM UM DI 6 EKS. KARESIDENAN JAWA TENGAH
RP M ILIAR
Sumber : LBU, Bank Indonesia
Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Surakarta cukup baik yang tercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 96,41 . Kinerja penyaluran kredit
di Eks. Karesidenan Surakarta juga cukup bagus yang tercermin dari rendahnya rasio
Aset DPK
Kredit LDR
NPL Aset
DPK Kredit
Aset DPK
Kredit
1 Kab. Semarang 773
541 743
137.41 0.90
22.43 7.84 23.35
0.66 0.59
0.90 2 Kab. Kendal
814 708
718 101.37
0.73 5.53
23.09 23.20 0.70
0.78 0.87
3 Kab. Demak 649
493 643
130.29 3.06
19.40 14.99 21.09 0.56
0.54 0.78
4 Kab. Grobogan 1,352
917 1,136
123.86 1.76
15.70 12.59 15.97 1.16
1.01 1.37
5 Kodya Semarang 46,281
36,473 28,665
78.59 2.37
11.30 14.36 8.67
39.68 39.99
34.61 6 Kodya Salatiga
983 889
650 73.15
1.76 10.42
5.18 19.35 0.84
0.97 0.79
Jumlah 50,852
40,021 32,555
81.34 2.28
11.55 14.16 9.91
43.60 43.88
39.31
1 Kab. Tegal 330
238 306
128.59 0.92
10.42 59.87 16.11 0.28
0.26 0.37
2 Kab. Brebes 1,259
848 1,180
139.24 1.05
19.54 15.79 19.90 1.08
0.93 1.43
3 Kab. Pemalang 848
595 798
134.26 1.05
16.81 21.51 21.48 0.73
0.65 0.96
4 Kab. Batang 677
413 609
147.43 1.06
27.01 16.09 22.54 0.58
0.45 0.74
5 Kodya Pekalongan 3,565
3,014 2,364
78.42 1.40
11.59 11.68 9.12
3.06 3.30
2.85 6 Kodya Tegal
4,358 3,500
3,120 89.14
1.78 9.14
2.97 14.20 3.74
3.84 3.77
Jumlah 11,037
8,607 8,377
97.33 1.42
12.64 10.01 14.75 9.46
9.44 10.11
1 Kab. Pati 1,572
1,345 1,402
104.20 1.64
19.53 17.51 16.24 1.35
1.47 1.69
2 Kab. Kudus 7,682
4,343 6,126
141.05 0.94
5.94 4.19 12.67
6.59 4.76
7.40 3 Kab. Jepara
899 753
801 106.35
7.34 9.89
11.95 13.52 0.77
0.83 0.97
4 Kab. Rembang 649
394 611
155.28 1.45
12.48 15.25 12.78 0.56
0.43 0.74
5 Kab. Blora 1,187
849 998
117.55 0.97
10.63 -2.53 16.21
1.02 0.93
1.21
Jumlah 11,988
7,683 9,937
129.33 1.59
8.65 6.75 13.59
10.28 8.42
12.00
1 Kab. Banyumas 6,072
4,629 4,274
92.33 2.14
16.93 11.39 16.04 5.21
5.07 5.16
2 Kab. Cilacap 3,006
2,742 1,778
64.86 2.26
10.10 9.69 21.80
2.58 3.01
2.15 3 Kab. Purbalingga
660 456
624 136.92
1.98 15.35 16.18 15.24
0.57 0.50
0.75 4 Kab. Banjarnegara
796 600
748 124.63
1.06 19.12 23.22 18.92
0.68 0.66
0.90
Jumlah 10,533
8,426 7,423
88.10 2.05
14.96 11.84 17.59 9.03
9.24 8.96
1 Kab. Magelang 232
215 183
84.97 2.21
21.65 23.19 16.92 0.20
0.24 0.22
2 Kab. Temanggung 590
498 530
106.30 1.10
17.45 26.81 18.57 0.51
0.55 0.64
3 Kab. Wonosobo 548
395 511
129.35 1.27
17.95 14.56 17.47 0.47
0.43 0.62
4 Kab. Purworejo 879
784 777
99.10 3.21
12.18 17.82 20.59 0.75
0.86 0.94
5 Kab. Kebumen 1,228
1,060 958
90.36 1.19
9.38 6.92 23.04
1.05 1.16
1.16 6 Kodya Magelang
4,565 4,011
2,752 68.62
2.31 10.72
8.00 5.53
3.91 4.40
3.32
Jumlah 8,041
6,964 5,711
82.01 2.41
11.90 10.83 12.66 6.89
7.63 6.90
1 Kab. Klaten 1,181
1,055 1,022
96.84 1.70
8.88 18.01 16.58
1.01 1.16
1.23 2 Kab. Boyolali
807 617
786 127.32
2.95 16.42 19.96 20.68
0.69 0.68
0.95 3 Kab. Sragen
1,111 651
1,087 167.08
1.97 21.12 15.41 24.75
0.95 0.71
1.31 4 Kab. Sukoharjo
959 745
901 120.92
1.92 34.34 29.84 33.87
0.82 0.82
1.09 5 Kab. Karanganyar
853 577
829 143.81
1.42 10.89 13.00 13.11
0.73 0.63
1.00 6 Kab. Wonogiri
902 628
877 139.76
1.81 13.94
4.73 16.41 0.77
0.69 1.06
7 Kodya Surakarta 18,376
15,239 13,308
87.33 4.54
13.55 16.08 17.78 15.75
16.71 16.07
Jumlah 24,190
19,512 18,811
96.41 3.78
14.35 16.25 18.62 20.74
21.39 22.72
116,642 91,213
82,814 90.79
2.41 12.24 13.05 13.59
100.00 100.00
100.00 Eks. Karisidenan Pekalongan
Eks. Karisidenan Pati
Eks. Karisidenan Banyumas
Eks. Karisidenan Kedu
Eks. Karisidenan Surakarta
Jumlah Jawa Tengah KabKota
Indikator Umum Kinerja Perbankan Miliar Rp Eks. Karisidenan Semarang
Pertumbuhan yoy Pangsa di Jawa Tengah
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
64
kredit bermasalah yang hanya sebesar 3,78 , w alaupun menjadi rasio NPLs yang tertinggi dibandingkan Eks. Karisidenan yang lain.
3.6. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat BPR
Pada triw ulan IV-2009, perkembangan BPR di Jaw a Tengah secara umum menunjukkan adanya pertumbuhan positif, baik secara triw ulanan
maupun tahunan. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya indikator- indikator
utama kinerja perbankan yaitu total aset, Dana Pihak Ketiga DPK yang dihimpun, dan penyaluran kredit. Demikian juga dengan kualitas kredit yang mengalami
perbaikan, tercermin dari menurunnya Non Performing Loans NPLs
Tabel 3.8.
. TABEL 3.8.
PERKEM BANGAN INDIKATOR BPR DI JAWA TENGAH Rp. M ILIAR
Tw -I Tw -II
Tw -III Tw -IV
Tw -I Tw -II
Tw -III Tw -IV
Aset 6.860
7.200 7.395
7.790 7.996
8.207 8.551
8.953 DPK
4.857 5.007
5.070 5.395
5.620 5.786
5.982 6.287
- Tabungan 1.947
2.032 2.054
2.304 2.320
2.366 2.380
2.560 - Deposito
2.910 2.975
3.017 3.091
3.300 3.420
3.602 3.726
Kredit 5.520
5.938 6.374
6.424 6.736
7.060 7.275
7.380 LDR
113,64 118,60
125,64 117,66
119,86 122,02
121,61 117,38
NPLs 11,46
10,40 9,78
9,26 9,30
8,75 9,27
9,13 Indikator Usaha
2008 2009
Sumber : LBPR Bank Indonesia, November 2009
Total aset BPR pada triw ulan IV-2009 tercatat sebesar Rp. 8.953 miliar, meningkat
sebesar 14,94 dibanding
dengan triw ulan
IV-2008, atau meningkat 4,70
dibanding triw ulan III-2009. Peningkatan aset tersebut
didorong oleh peningkatan DPK sebesar 16,53 yoy dan 5,09 qtq menjadi Rp. 6.287 miliar. Berdasarkan jenis produk, sebagian besar DPK ditanamkan dalam
bentuk deposito yang hingga triw ulan IV-2009 mengalami pertumbuhan sebesar 20,57 yoy atau 3,45 qtq mencapai Rp. 3.726 miliar. Untuk tabungan pada
triw ulan IV-2009, secara nominal masih berada dibaw ah nilai deposito, yaitu sebesar Rp.2.560 miliar namun mengalami pertumbuhan yang positif. Hal tersebut tercermin
dari tingkat pertumbuhan tabungan sebesar 11,12 yoy atau 7,58 qtq
Grafik
3.14.
. Relatif tingginya DPK yang berhasil dihimpun oleh BPR pada triw ulan ini merupakan salah satu indikator semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat
kepada BPR serta indikator peningkatan ekonomi masyarakat skala mikro, kecil dan menengah.
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
65
1 .9
4 7
2 .0
3 2
2 .0
5 4
2 .3
4 2
.3 2
2 .3
6 6
2 .3
8 2
.5 6
2 .9
1 2
.9 7
5 3
.0 1
7 3
.0 9
1 3
.3 3
.4 2
3 .6
2 3
.7 2
6
- 500
1.000 1.500
2.000 2.500
3.000 3.500
4.000
Tw-I Tw-II
Tw-III Tw-IV
Tw-I Tw-II
Tw-III Tw-IV
2008 2009
Rp. Mil iar
2 4
6 8
10 12
14 Growth
Tabungan Deposito
g Tabungan g Deposito
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.14. Perkembangan Produk BPR di Jaw a Tengah Triw ulan IV-2009
Penyaluran kredit BPR pada triw ulan IV-2009 mengalami peningkatan sebesar 14,87 yoy dan 1,44 qtq. Walaupun penyaluran kredit mengalami peningkatan
namun tingkat LDR pada triw ulan ini mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan triw ulan III-2009. Dimana tingkat LDR pada triw ulan III-2009 sebesar 121,61 turun
sebesar -4,23 menjadi 117,38 pada triw ulan IV-2009. Diperkirakan penurunan LDR tersebut
merupakan imbas dari
turunnya penyaluran
kredit di
sektor perdagangan sebesar -0,23 qtq, padahal Pangsa penyaluran kredit untuk sektor
perdagangan sebesar 35,91 dari total kredit yang disalurkan. Selain itu, sektor perdagangan merupakan salah satu sektor terbesar yang menyerap tenaga kerja di
Jaw a Tengah 21,86 .
La inla in 46,49
Ja s a ja s a 9,08
Perda ga nga n 35,91
Perindustria n 1,35
Perta nia n 7,17
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.15. Kredit BPR Berdasarkan Sektor Jaw a Tengah Triw ulan IV-2009
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
66
Dari sisi kinerja, perkembangan BPR di Jaw a Tengah pada triw ulan IV-2009 mengalami sedikit peningkatan. Terlihat dari tingkat NPLs yang sedikit turun jika
dibandingkan triw ulan III-2009. Tercatat NPLs pada triw ulan IV-2009 sebesar 9,13 , turun -0,14 dari triw ulan sebelumnya yang tercatat 9,27 . Walaupun secara
umum NPL mengalami penurunan, namun selama dua tahun terakhir tingkat NPL BPR masih berada diatas ketentuan 5 dengan rata-rata NPL berkisar 9 .
Dengan jumlah BPR yang mencapai 290 BPR yang tersebar di w ilayah Jaw a Tengah maka tingginya tingkat NPLs BPR perlu disikapi secara lebih serius. Tingkat
NPLs yang tinggi tersebut tidak hanya akan mempengaruhi likuiditas BPR namun juga merupakan gambaran potensi ekonomi masyarakat. Sehingga untuk menekan NPLs
diperlukan peningkatan
pengaw asan kepada
nasabah. Terlebih
menjelang diterapkannya kebijakan ACFTA yang diperkirakan akan mempengaruhi beberapa
sektor ekonomi di Indonesia tidak terkecuali di Jaw a Tengah, BPR diharapkan mampu lebih dapat berkontribusi dalam menjaga pertumbuhan perekonomian melalui
penyaluran kredit produktif dan memperketat pengawasan kinerja kredit.
110 115
120 125
130
Tw-I Tw-II
Tw-III Tw-IV
Tw-I Tw-II
Tw-III Tw-IV
2008 2009
NPLs
6 7
8 9
10 11
12 LDR
LDR NPLs
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.16. Kinerja BPR di Jaw a Tengah Triw ulan IV-2009
Macet 5,45
Kurang Lancar 2,13
Diragukan 1,55
Lancar 90,87
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.17. Status Kredit BPR di Jaw a Tengah Triw ulan IV-2009
Dari sisi penggunaan, kredit yang disalurkan masih didominasi oleh kredit modal kerja sebesar 50,24 dan konsumsi sebesar 44,29 . Sedangkan dari sisi skala
usaha, 78,04 kredit BPR disalurkan pada skala usaha mikro. perdagangan dan Lain- lain masih mendominasi kredit yang disalurkan, masing-masing sebesar 37,73 dan
44,68 . Namun demikian kredit yang disalurkan tersebut masih terkonsentrasi pada skala usaha mikro 79,07
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
67
Modal Kerja
50,24
Investasi 5,47
Konsumsi 44,29
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.18.
Kredit BPR
Berdasarkan Penggunaan Jaw a Tengah
Triw ulan IV-2009
Kecil 19,81
Menengah 2,15
Mikro 78,04
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.19. Kredit BPR Berdasarkan
Plafon di Jaw a Tengah Triw ulan IV-2009
3.6.1. Perkembangan BPR 6 eks-Karesidenan di Jaw a Tengah
3.6.1.1. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Semarang
Pangsa aset, DPK dan kredit BPR di w ilayah eks karesidenan Semarang pada triw ulan IV-2009 masing-masing sebesar 23,88 , 24,43 , dan 24,29 dari total
indikator kinerja BPR Jaw a Tengah. Total aset yang dimiliki oleh BPR di w ilayah eks Karesidenan Semarang pada triw ulan laporan sebesar Rp. 2,138 triliun. DPK, pada
triw ulan ini mencapai Rp. 1,535 triliun. Sedangkan kredit yang disalurkan hingga triw ulan IV-2009 sebesar Rp. 1,792 triliun.
Kota Semarang masih menjadi pusat perkembangan BPR di eks Karesidenan Semarang. Hal tersebut tercermin dari Pangsa aset, DPK dan kredit terhadap indikator
kinerja di eks Karesidenan Semarang yang masing-masing sebesar 38,87 , 41,53 dan 39,04
Grafik 3.20, 3.21 dan 3.22. Relatif tingginya indikator-indikator
kinerja BPR di w ilayah Kota Semarang diperkirakan selain penyebaran jumlah BPR yang lebih banyak 19 BPR serta beragamnya tingkat ekonomi dan level usaha di
Kota Semarang ditambah juga dengan adanya kaw asan industri yang dekat dengan Kota Semarang.
Secara umum tingkat LDR BPR di w ilayah eks karesidenan Semarang sangat tinggi mencapai 116,72 , namun tingkat NPLs di w ilayah ini juga cukup tinggi
mencapai 10,04 . Hal ini mengindikasikan bahw a kinerja BPR dari sisi intermediasi di w ilayah eks karesidenan Semarang sudah cukup baik namun dari sisi kualitas masih
perlu ditingkatkan lagi terutama untuk w ilayah kabupaten Grobogan dan kabupaten Semarang dimana masing-masing NPLs mencapai 12,41 dan 11,27 . Salah satu
faktor tingginya NPLs di kedua daerah tersebut diperkirakan karena sektor pertanian
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
68
yang menjadi tulang punggung perekonomian daerah tersebut terkendala oleh perubahan cuaca sehingga mempengaruhi tingkat pendapatan petani.
Kota Semarang 38,87
Kab. Kendal 17,78
Kab. Demak 9,50
Kab. Grobogan 13,35
Kota Salatiga 4,44
Kab. Semarang 16,06
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.20. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan
Semarang Triw ulan IV-2009
Kab. Semarang 16,21
Kota Salatiga 4,54
Kab. Grobogan 13,57
Kab. Demak 8,62
Kab. Kendal 15,52
Kota Semarang 41,53
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.21. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan
Semarang Triw ulan IV-2009
Kab. Semarang 16,75
Kota Salatiga 4,38
Kab. Grobogan 13,82
Kab. Demak 9,67
Kab. Kendal 16,34
Kota Semarang 39,04
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.22. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Semarang Triw ulan IV-2009
3.6.1.2. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Pekalongan
Pangsa indikator kinerja BPR seperti aset, DPK dan kredit di w ilayah eks karesidenan Pekalongan pada triw ulan IV-2009 mencapai 6,40 dari keseluruhan
indikator kinerja BPR di Jaw a Tengah. Aset BPR di w ilayah eks karesidenan Pekalongan pada triw ulan IV-2009 sebesar
Rp. 573,2 miliar, sedangkan DPK mencapai Rp. 407,03 miliar dan kredit yang
disalurkan sebesar Rp. 454,28 miliar. Ketiga indikator tersebut terpusat di w ilayah kabupaten Tegal, dimana Pangsa aset dan DPK BPR di kabupaten Tegal sebesar
28,29 dari total aset dan DPK BPR w ilayah eks karesidenan Pekalongan. Sedangkan Pangsa kredit BPR kabupaten Tegal sebesar 28,45 dari total kredit BPR w ilayah eks
karesidenan Pekalongan. Secara umum tingkat LDR di w ilayah eks karesidenan Pekalongan sangat baik
mencapai 111,61 , namun tingkat NPLs di w ilayah ini termasuk salah satu yang tertinggi jika dibandingkan daerah lain di Jaw a Tengah yang mencapai 10,31 . Hal
ini menuntut kerja keras berbagai pihak dalam upaya meningkatkan kinerja BPR di w ilayah ini.
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
69
Kab. Pemalang 16,64
Kota Tegal 2,75
Kab. Brebes 12,18
Kab. Batang 16,10
Kab. Pekalongan 16,08
Kab. Tegal 28,29
Kota Pekalongan 7,97
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.23. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan
Pekalongan Triw ulan IV-2009
Kab. Pemalang 18,98
Kota Tegal 2,50
Kab. Brebes 12,25
Kab. Batang 12,30
Kab. Pekalongan
17,66 Kab. Tegal
29,36 Kota
Pekalongan 6,95
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.24. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan
Pekalongan Triw ulan IV-2009
Kab. Tegal 28,45
Kab. Pekalongan
16,32 Kab. Batang
16,22 Kab. Brebes
11,73 Kota Tegal
2,31
Kab. Pemalang 16,61
Kota Pekalongan
8,36
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.25. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan
Pekalongan Triw ulan IV-2009
3.6.1.3. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Pati
Pangsa aset, DPK dan kredit BPR di w ilayah eks karesidenan Pati terhadap indikator kinerja BPR di Jaw a Tengah pada triw ulan IV-2009 masing-masing mencapai
11,13 , 11,81 dan 11,74 . Dimana aset BPR di w ilayah eks karesidenan Pati sebesar Rp. 996,53 miliar sedangkan DPK yang berhasil dihimpun dan kredit yang
disalurkan pada triw ulan ini masing-masing sebesar Rp. 742,46 miliar dan Rp. 866,33 miliar. Ketiga indikator kinerja tersebut terpusat di w ilayah kabupaten Pati dengan
masing-masing Pangsa sebesar 33,65 , 32,06 dan 35,29 . Tingkat LDR di w ilayah kabupaten Pati secara umum sangat baik mencapai
116,68 , namun NPLs yang tertinggi di Jaw a Tengah sebesar 10,66 . Hanya di w ilayah kabupaten Jepara yang memiliki NPLs di baw ah 5 , yaitu 4,41 .
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
70
Kab. Pati 33,65
Kab. Jepara 20,30
Kab. Blora 13,67
Kab. Kudus 13,64
Kab. Rembang 18,75
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.26. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan Pati Triw ulan IV -
2009
Kab. Pati 32,06
Kab. Jepara 19,43
Kab. Blora 13,17
Kab. Kudus 14,21
Kab. Rembang 21,13
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.27. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan Pati Triw ulan IV-
2009
Kredit Kab. Rembang
18,78
Kab. Kudus 12,93
Kab. Blora 12,24
Kab. Jepara 20,77
Kab. Pati 35,29
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.28. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan Pati Triw ulan IV -
2009
3.6.1.4. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Kedu
Pangsa indikator kinerja BPR seperti aset, DPK dan kredit di w ilayah eks karesidenan Kedu pada triw ulan IV-2009 masing -masing mencapai 19,02 , 19,56
dan 17,58 dari keseluruhan indikator kinerja BPR di Jaw a Tengah. Secara nominal aset BPR di w ilayah eks karesidenan Kedu pada triw ulan IV-2009
sebesar Rp. 1,703 triliun, sedangkan DPK mencapai Rp. 1,230 triliun dan kredit yang disalurkan sebesar Rp. 1,297 triliun. Ketiga indikator tersebut terpusat di w ilayah
kabupaten M agelang, dimana Pangsa aset dan DPK BPR di kabupaten M agelang sebesar 44,26 dan 45,05 dari total aset dan DPK BPR w ilayah eks karesidenan
Kedu. Sedangkan Pangsa kredit BPR kabupaten M agelang sebesar 40,31 dari total kredit BPR w ilayah eks karesidenan Kedu.
Secara umum tingkat LDR di w ilayah eks karesidenan Kedu sangat baik mencapai 105,46 , namun tingkat NPLs di w ilayah ini masih relatif tinggi yang
mencapai 7,76 . Hanya w ilayah kabupaten M agelang yang memiliki NPLs di baw ah 5 yaitu 4,91 .
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
71
Kab. Wonosobo 12,35
Kab. Kebumen 12,69
Kota Magelang 6,09
Kab. Magelang 44,26
Kab. Temanggung
18,05 Kab. Purworejo
6,56
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.29. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan
Kedu Triw ulan
IV-2009
Kab. Wonosobo 9,17
Kab. Kebumen 13,76
Kota Magelang 5,61
Kab. Magelang 45,05
Kab. Temanggung
19,45 Kab. Purworejo
6,97
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.30. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan Kedu Triw ulan
IV-2009
Kab. Purworejo 7,21
Kab. Temanggung
17,95 Kab. Magelang
40,31
Kota Magelang 6,34
Kab. Kebumen 14,07
Kab. Wonosobo 14,12
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.31. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan
Kedu Triw ulan
IV-2009
3.6.1.5. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Surakarta
Pada triw ulan IV-2009, Pangsa aset, DPK dan Kredit BPR di w ilayah eks karesidenan Surakarta masing-masing sebesar 22,47 , 21,81 , dan 22,54 dari
total indikator kinerja BPR Jaw a Tengah. Total aset yang dimiliki oleh BPR di w ilayah eks Karesidenan Surakarta pada
triw ulan laporan sebesar Rp. 2,012 triliun. Dimana aset terbesar di w ilayah ini berada di kabupaten Karanganyar 22,26 .
Untuk DPK, pada triw ulan ini mencapai Rp. 1,371 triliun dengan w ilayah penghimpunan DPK terbesar berada di kabupaten
Karanganyar 20,83 . Sedangkan kredit yang disalurkan hingga triw ulan IV-2009 sebesar Rp. 1,663 triliun. Kabupaten Karanganyar menjadi daerah penyaluran kredit
BPR terbesar di w ilayah eks karesidenan Surakarta dengan Pangsa sebesar 22,60
Grafik 3.32, 3.33 dan 3.34. Secara umum tingkat LDR di w ilayah eks karesidenan
Surakarta sangat baik mencapai 121,35 , namun tingkat NPLs di w ilayah ini cukup tinggi mencapai 10,07 . Hal ini menunjukkan bahw a kinerja BPR dari sisi
intermediasi di w ilayah eks karesidenan Surakarta sudah cukup baik namun dari sisi kualitas masih perlu ditingkatkan.
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
72
Kab. Sukoharjo 16,10
Kab. Wonogiri 7,51
Kab. Boyolali 14,36
Kab. Klaten 13,76
Kab. Sragen 15,66
Kab. Karanganyar
22,26 Kota Surakarta
10,36
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.32. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan
Surakarta Triw ulan IV-2009
Kota Surakarta 11,17
Kab. Sukoharjo 15,82
Kab. Wonogiri 8,57
Kab. Boyolali 12,96
Kab. Klaten 12,92
Kab. Sragen 17,71
Kab. Karanganyar
20,83
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.33. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan
Surakarta Triw ulan IV-2009
Kab. Karanganyar
22,60
Kab. Sragen 15,35
Kab. Klaten 13,78
Kab. Boyolali 15,56
Kab. Wonogiri 7,99
Kab. Sukoharjo 15,29
Kota Surakarta 9,43
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.34. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan
Surakarta Triw ulan IV-2009
3.6.1.6. Perkembangan BPR di Eks. Karesidenan Banyumas
Pangsa aset, DPK dan kredit BPR di w ilayah karesidenan Banyumas terhadap indikator kinerja BPR di Jaw a Tengah pada triw ulan IV-2009 masing-masing mencapai
17,09 , 15,92 dan 17,70 . Dimana aset BPR di w ilayah eks karesidenan Banyumas sebesar Rp. 1,530 triliun, sedangkan DPK yang berhasil dihimpun dan
kredit yang disalurkan pada triw ulan ini masing-masing sebesar Rp. 1,001 triliun dan Rp. 1,306 triliun.
Ketiga indikator kinerja tersebut terpusat di w ilayah kabupaten Banjarnegara dengan masing-masing Pangsa sebesar 40,09 , 35,19 dan 42,01 . Tingkat LDR
di w ilayah kabupaten Banyumas secara umum sangat baik mencapai 130,49 , namun NPLs masih relatif tinggi sebesar 5,50 . Hanya di w ilayah kabupaten Cilacap
yang memiliki NPLs di baw ah 5 , yaitu 3,55 .
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
73
Kab. Purbalingga
11,48
Kab. Banjarnegara
40,09 Kab. Banyumas
24,93 Kab. Cilacap
23,49
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.35. Komposisi Aset BPR di eks Karesidenan
Banyumas Triw ulan IV-2009
Kab. Cilacap 22,38
Kab. Banyumas 27,71
Kab. Banjarnegara
35,19 Kab.
Purbalingga 14,72
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.36. Komposisi DPK BPR di eks Karesidenan
Banyumas Triw ulan IV-2009
Kab. Purbalingga
10,29
Kab. Banjarnegara
42,01 Kab. Banyumas
23,20 Kab. Cilacap
24,50
Sumber : LBPR, diolah
Grafik 3.37. Komposisi Kredit BPR di eks Karesidenan
Banyumas Triw ulan IV-2009
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
74
TABEL 3.9. PERKEM BANGAN INDIKATOR BPR DI ENAM eks KARESIDENAN JAWA TENGAH
Rp. M ILIAR
Jumlah BPR Aset
Kredit Tabungan
Deposito DPK
LDR NPL
Kab. Demak 10
203 173
57 75
132 130,97
9,44 Kab. Grobogan
5 285
248 114
95 208
118,81 12,41
Kab. Kendal 16
380 293
102 136
238 122,86
10,22 Kab. Semarang
15 343
300 64
185 249
120,61 11,27
Kota Semarang 19
831 700
102 536
638 109,72
9,32 Kota Salatiga
3 95
79 12
58 70
112,60 4,95
68 2.138
1.792 451
1.085 1.536
116,72 10,04
Kab. Batang 3
92 74
34 16
50 147,11
11,97 Kab. Brebes
6 70
53 31
19 50
106,86 18,70
Kab. Pekalongan 1
92 74
62 9
72 103,14
7,28 Kab. Pemalang
4 95
75 40
37 77
97,68 12,15
Kab. Tegal 11
162 129
57 62
120 108,14
11,47 Kota Tegal
2 16
11 6
5 10
103,39 14,17
Kota Pekalongan 3
46 38
12 16
28 134,23
15,78
30 573
454 243
164 407
111,61 10,31
Kab. Blora 5
136 106
53 45
98 108,41
9,62 Kab. Jepara
3 202
180 105
39 144
124,70 4,41
Kab. Kudus 7
136 112
41 65
105 106,20
16,18 Kab. Pati
11 335
306 123
115 238
128,43 15,29
Kab. Rembang 2
187 163
74 83
157 103,70
5,77
28 997
866 396
347 742
116,68 10,66
Kab. Magelang 13
754 523
182 372
554 94,37
4,91 Kota Magelang
4 104
82 10
58 69
119,30 9,23
Kab. Temanggung 7
307 233
82 157
239 97,31
9,10 Kab. Wonosobo
5 210
183 43
70 113
162,48 7,78
Kab. Purworejo 2
112 93
43 43
86 109,08
20,59 Kab. Kebumen
6 216
182 74
95 169
107,81 6,95
37 1.703
1.297 434
796 1.230
105,46 7,76
163 5.411
4.410 1.524
2.391 3.915
112,64 9,52
Kab. Klaten 19
277 229
60 117
177 129,40
13,11 Kab. Boyolali
7 289
259 64
113 178
145,68 11,46
Kab. Sragen 7
315 255
149 94
243 105,14
6,82 Kab. Sukoharjo