Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Kedu

K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 61

3.5.4. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Banyumas

Bank umum di Eks. Karesidenan Banyumas mengalami perkembangan yang cukup baik, dan mempunyai pangsa 8 -10 dari keseluruhan bank umum di Jaw a Tengah. Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum di Eks. Karisidenan Banyumas mempunyai pangsa masing-masing sebesar 9,03 , 9,24 dan 8,96 terhadap total kinerja perbankan di Jaw a Tengah. KabupatenKota sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan indikator perbankan di Eks. Karisidenan Banyumas adalah Kabupaten Banyumas, yang mempunyai porsi 54 -58 dari keseluruhan indikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Banyumas. Hal ini disebabkan aktivitas ekonomi industri rokok, industri bordir, industri kertas, industri konveksipakaian jadi, industri furniture, dan industri makanan khas jenang Kudus yang terpusat di Kab. Kudus. Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triw ulan IV-2009 bank umum di Eks. Karesidenan Banyumas tercatat masing-masing sebesar 14,96 yoy, 11,84 yoy, dan 17,59 yoy menjadi Rp10,53 triliun, Rp8,42 triliun, dan Rp7,42 triliun. Pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Kab. Banjarnegara yaitu 19,12 yoy menjadi Rp796 miliar, sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kab. Cilacap yaitu 10,10 yoy menjadi Rp3,00 triliun. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggi terletak di Kab. Banjarnegara yaitu mencapai 23,22 yoy menjadi Rp600 miliar, sementara pertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kab. Cilacap yang yaitu sebesar 9,69 yoy menjadi Rp2,74 triliun. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi di Kab. Cilacap sebesar 21,80 yoy menjadi Rp1,77 triliun, dan pertumbuhan terendah di Kab. Purbalingga sebesar 15,24 yoy menjadi Rp624 miliar. Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Banyumas cukup baik yang tercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 88,10 . Kinerja penyaluran kredit di Eks. Karesidenan Banyumas juga cukup bagus yang tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah yang hanya sebesar 2,05 .

3.5.5. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Kedu

Bank umum di Eks. Karesidenan Kedu mengalami perkembangan yang cukup baik, dan mempunyai pangsa 6 -8 dari keseluruhan bank umum di Jaw a Tengah. Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum di Eks. Karisidenan Pati mempunyai pangsa masing-masing sebesar 6,89 , 7,63 dan 6,90 terhadap total kinerja perbankan di Jaw a Tengah. KabupatenKota sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan indikator perbankan di Eks. Karisidenan Kedu adalah Kodya M agelang, yang mempunyai porsi 48 -58 dari keseluruhan indikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Kedu. Hal ini dikarenakan aktivitas K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 62 ekonomi seperti industri makanan gethuk, roti, kue, kerupuk, dan tahu, industri konveksitenun sarung gloyor, industri rokok, industri kayu, dan industri kerajinan tangan terpusat di Kodya M agelang. Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triw ulan IV-2009 bank umum di Eks. Karesidenan Kedu tercatat masing-masing sebesar 11,90 yoy, 10,83 yoy, dan 12,66 menjadi Rp 8,04 triliun, Rp6,96 triliun, dan Rp5,71 triliun. Pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Kab. M agelang yaitu 21,65 yoy menjadi Rp232 miliar, sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kab. Kebumen yaitu 9,38 yoy menjadi Rp1,22 triliun. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggi terletak di Kab. Temanggung yaitu mencapai 26,81 yoy menjadi Rp498 miliar, sementara pertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kab. Kebumen yaitu sebesar 6,92 yoy menjadi Rp1,06 triliun. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi di Kab. Kebumen sebesar 23,05 yoy menjadi Rp958 miliar, dan pertumbuhan terendah di Kodya M agelang sebesar 5,53 yoy menjadi Rp2,75 triliun. Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Kedu cukup baik yang tercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 82,01 . Kinerja penyaluran kredit di Eks. Karesidenan Kedu juga cukup bagus yang tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah yang hanya sebesar 2,41 .

3.5.6. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Surakarta