K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
93
5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai
5.2.1. Transaksi Kliring
Kebutuhan masyarakat akan kecepatan, kehandalan, dan keamanan dalam bertransaksi semakin meningkat seiring dengan globalisasi perekonomian. Bank
Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran menyadari sepenuhnya keperluan masyarakat
dan merupakan tujuan Bank Indonesia untuk memperlancar kegiatan sistem pembayaran di Indonesia. Salah satu mekanisme dalam sistem pembayaran
adalah kliring, yaitu pertukaran w arkat atau data keuangan elektronik antar peserta kliring, dan perhitungannya diselesaikan pada w aktu tertentu.
Pada triw ulan IV–2009, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring di w ilayah Jaw a Tengah melalui KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purw okerto secara
triw ulanan mengalami peningkatan baik secara volume maupun secara nominal, kecuali KBI Tegal yang mengalami penurunan nominal dan volume transaksi kliring.
Transaksi kliring di Jaw a Tengah secara nominal mengalami peningkatan sebesar 7,09 dibandingkan triw ulan III-2009 yaitu dari Rp20,42 triliun menjadi Rp21,87
triliun. Secara volume, transaksi kliring meningkat sebesar 3,92 qtq. Peningkatan transaksi kliring secara triw ulanan ini diduga karena banyaknya aktivitas ekonomi
yang terjadi pada akhir tahun 2009, misalnya tingginya realisasi anggaran dan pembayaran proyek yang dilakukan oleh pemerintah dan sw asta. Bila dilihat secara
tahunan, transaksi kliring Jaw a Tengah juga mengalami peningkatan baik secara nominal maupun volume masing-masing sebesar 16,48 dan 5,22 .
Tabel 5.1. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jaw a Tengah
Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purw okerto dan w ebsite BI
2008 TW IV
TW I TW II
TW III TW IV
qtq yoy
Jawa Tengah Nominal Triliun Rp
18.78 18.16
16.18 20.42
21.87 7.09
16.48
Volume 738,289
673,141 744,887
747,497 776,831
3.92 5.22
Semarang Nominal Triliun Rp
10.22 9.62
7.94 11.47
12.60 9.84
23.29
Volume 451,596
388,526 459,543
449,751 471,408
4.82 4.39
Solo Nominal Triliun Rp
6.80 6.47
6.59 6.68
7.04 5.37
3.50
Volume 210,769
187,939 210,348
209,711 211,997
1.09 0.58
Purwokerto Nominal Triliun Rp
1.45 1.28
1.33 1.45
1.51 4.14
3.89
Volume 58,408
56,022 57,900
46,002 60,771
32.11 4.05
Tegal Nominal Triliun Rp
0.30 0.78
0.32 0.82
0.72 -12.07 139.67
Volume 17,516
40,654 17,096
42,033 32,655 -22.31
86.43 Pertumbuhan
2009 Wilayah
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
94
5.2.2. Transaksi RTGS
Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per
transaksi secara individual. Penerapan Sistem BI-RTGS di Indonesia dimulai sejak tanggal 17 November 2000. Kehadiran sistem BI-RTGS di Indonesia sebagai sarana
settlement penyelesaian akhir transaksi pembayaran sangat penting mengingat
transaksi pembayaran perbankan bernilai besar merupakan mayoritas dari total transaksi pembayaran di Indonesia.
Pada triw ulan IV-2009, transaksi non tunai melalui BI-RTGS secara tahunan mengalami peningkatan, namun secara triw ulanan nilai transaksinya menurun. Rata-
rata volume transaksi RTGS per bulan meningkat tajam sebesar 250,27 qtq dari rata-rata per bulan pada triw ulan III-2009, yaitu dari sebanyak 6.985 transaksi
menjadi 24.466 transaksi pada triw ulan IV-2009. Sementara itu, nominal transaksi secara triw ulanan menurun sebesar 32,54 qtq dari Rp45,32 triliun menjadi
Rp30,57 triliun. Secara tahunan, total nominal dan volume transaksi RTGS pada triw ulan IV–2009 meningkat masing-masing sebesar 37,77 yoy dan 0,64 yoy.
Sumber: Bank Indonesia
Grafik 5.5. Perkembangan Transaksi RTGS Jaw a Tengah
10,000 20,000
30,000 40,000
50,000 60,000
70,000 80,000
90,000 100,000
5,000 10,000
15,000 20,000
25,000 30,000
35,000 40,000
45,000
O kt
8 N
o v
8 D
e s
8 Ja
n 9
Fe b
9 M
a r
9 A
p ri
l0 9
M e
i0 9
Ju n
i0 9
Ju l0
9 A
u g
9 S
ep t
9 O
kt 9
N o
v 9
D e
s 9
Miliar Rp Warkat
Nilai Volume
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
95
6.1 Ketenagakerjaan
Perkembangan ketenagakerjaan
di Jaw a Tengah pada triw ulan
IV-2009 menunjukkan adanya penurunan yang tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia
Usaha SKDU yang dilakukan Bank Indonesia Semarang pada triw ulan IV-2009. Saldo Bersih Tertimbang SBT realisasi penggunaan tenaga kerja pada triw ulan IV-2009
sebesar -4,23 mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan triw ulan III-2009 sebesar 6,43
Grafik 6.1.
REALISASI TENAGA KERJA SELURUH SEKTOR
-6 -4
-2 2
4 6
8 1 0
Tw . I Tw . II
Tw . III Tw . IV
Tw . I Tw . II
Tw .III Tw . IV
2 0 0 8 2 0 0 9
S B
T
Sumber : SKDU KBI Semarang
Grafik 6.1. Penggunaan Tenaga Kerja di Jaw a Tengah
Berdasarkan tiga sektor ekonomi utama di Jaw a Tengah, penurunan realisasi penggunaan tenaga kerja tersebut dikarenakan sektor pertanian belum memasuki
masa panen sehingga mempengaruhi tingkat realisasi penggunaan tenaga kerja. Dimana nilai SBT realisasi penggunaan tenaga kerja sektor pertanian turun dari 1,72
pada triw ulan III-2009 menjadi -3,89 pada triw ulan IV-2009. M embaiknya kondisi pasca krisis, berpengaruh positif bagi sektor industri pengolahan yang terlihat dari
peningkatan nilai SBT realisasi penggunaan tenaga kerja sektor industri pengolahan dari 2,33 pada triw ulan III-2009 menjadi 3,22 pada triw ulan IV-2009. sedangkan
untuk sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PHR pada triw ulan IV-2009 relatif stabil jika dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya.
Grafik 6.2.
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
96
Sumber : SKDU KBI Semarang
Grafik 6.2. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jaw a Tengah
Peningkatan realisasi tenaga kerja di sektor industri pengolahan juga diperkuat olah hasil liaison yang dilakukan oleh KBI Semarang. Subsektor Barang Lainnya
mengalami penambahan tenaga kerja yang cukup signifikan sebanyak 1.563 orang atau meningkat 95 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Peningkatan
tersebut terkait
dengan peningkatan
target produksi
dan investasi
untuk pengembangan infrastruktur. Terkait dengan investasi, sebagian besar contact liaison
KBI Semarang melakukan investasi yang ditujukan untuk penjualan di masa mendatang dan menunjang produktivitas operasional.
Penggunaan tenaga kerja dari hasil SKDU yang dilakukan oleh KBI Semarang tersebut sejalan dengan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas yang
dilakukan oleh BPS. Hasil survei tersebut menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja sektoral tertinggi masih berada pada sektor Pertanian 37,04 kemudian
disusul oleh sektor PHR 21,86 dan sektor Industri Pengolahan 16,78 .
Sumber : Sakernas BPS
Grafik 6.3. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jaw a Tengah Triw ulan IV-2009
Keuangan Jasa Perusahaan
0,98 Angkutan dan
Pergudangan 4,30
Perdagangan 21,86
Bangunan 6,49
Li stri k, Gas Air 0,18
Industri 16,78
Pertambangan 0,77
Jasa Kemasyarakatan
11,60 Pertanian
37,04 -5
-4 -3
-2 -1
1 2
3 4
Tw . I Tw . II
Tw . III Tw . IV
Tw . I Tw . II
Tw .III Tw . IV
20 08 2 00 9
S B
T
PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN
PHR
K
AJIAN
E
KONOMI
R
EGIONAL
P
ROVINSI
J
AWA
T
ENGAH
T
RIWULAN
IV-2009
97
Jumlah pengangguran di Jaw a Tengah hingga triw ulan IV-2009 sebesar 1,252 juta orang atau naik sebesar 2,03 jika dibandingkan posisi yang sama tahun 2008.
Tingkat pengangguran terbuka hingga triw ulan IV-2009 7,33 juga mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan periode sebelumnya 7,28 . Secara umum,
kondisi ini menunjukkan bahw a tidak ada peningkatan
jumlah orang
yang menganggur dari tahun sebelumnya yaitu 7 orang menganggur setiap 100 orang
angkatan kerja. Di sisi lain, jumlah pekerja mengalami peningkatan sebesar 2,40 dari tahun 2008 atau menjadi 15,835 juta orang
Tabel 6.2.
Relatif tingginya tingkat Pengangguran Terbuka di Jaw a Tengah yang mencapai 7,33 patut menjadi perhatian bagi pemerintah provinsi Jaw a Tengah. Terlebih
dengan mulai diterapkannya kebijakan ACFTA pada 2010, perlu diw aspadai lonjakan pengangguran akibat persaingan beberapa sektor ekonomi dengan China. Beberapa
upaya yang
dapat dilakukan
untuk mengantisipasi
dampak ACFTA
adalah memberikan
pelatihan, bantuan
peralatan, permodalan,
pemasaran, dan
pengembangan ekonomi kreatif.
TABEL 6.2 INDIKATOR TENAGA KERJA JAWA TENGAH 2009 Ribu Orang
Angkat an Kerja 16.691
17.088 Bekerja
15.464 15.835
Pengangguran 1.227
1.252 Bukan Angkat an Kerja
7.721 7.582
Sekolah 1.868
1.879 M engurus RT
4.328 4.271
Lainnya 1.525
1.432 Penduduk Usia Kerja
24.412 24.670
Tingkat Part isipasi Angkat an Kerja TPAK 68,37
69,27 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT
7,35 7,33
2009 Indikator
2008
Sumber : BPS
6.2. Nilai Tukar Petani