18.16 20.42 7.09 5.22 9.62 11.47 9.84 4.39 6.47 6.68 5.37 0.58 1.28 1.45 4.14 4.05 Ketenagakerjaan PROSPEK PEREKONOM IAN

K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 93

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai

5.2.1. Transaksi Kliring

Kebutuhan masyarakat akan kecepatan, kehandalan, dan keamanan dalam bertransaksi semakin meningkat seiring dengan globalisasi perekonomian. Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran menyadari sepenuhnya keperluan masyarakat dan merupakan tujuan Bank Indonesia untuk memperlancar kegiatan sistem pembayaran di Indonesia. Salah satu mekanisme dalam sistem pembayaran adalah kliring, yaitu pertukaran w arkat atau data keuangan elektronik antar peserta kliring, dan perhitungannya diselesaikan pada w aktu tertentu. Pada triw ulan IV–2009, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring di w ilayah Jaw a Tengah melalui KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purw okerto secara triw ulanan mengalami peningkatan baik secara volume maupun secara nominal, kecuali KBI Tegal yang mengalami penurunan nominal dan volume transaksi kliring. Transaksi kliring di Jaw a Tengah secara nominal mengalami peningkatan sebesar 7,09 dibandingkan triw ulan III-2009 yaitu dari Rp20,42 triliun menjadi Rp21,87 triliun. Secara volume, transaksi kliring meningkat sebesar 3,92 qtq. Peningkatan transaksi kliring secara triw ulanan ini diduga karena banyaknya aktivitas ekonomi yang terjadi pada akhir tahun 2009, misalnya tingginya realisasi anggaran dan pembayaran proyek yang dilakukan oleh pemerintah dan sw asta. Bila dilihat secara tahunan, transaksi kliring Jaw a Tengah juga mengalami peningkatan baik secara nominal maupun volume masing-masing sebesar 16,48 dan 5,22 . Tabel 5.1. Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jaw a Tengah Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purw okerto dan w ebsite BI 2008 TW IV TW I TW II TW III TW IV qtq yoy Jawa Tengah Nominal Triliun Rp

18.78 18.16

16.18 20.42

21.87 7.09

16.48 Volume 738,289 673,141 744,887 747,497 776,831

3.92 5.22

Semarang Nominal Triliun Rp

10.22 9.62

7.94 11.47

12.60 9.84

23.29 Volume 451,596 388,526 459,543 449,751 471,408

4.82 4.39

Solo Nominal Triliun Rp

6.80 6.47

6.59 6.68

7.04 5.37

3.50 Volume 210,769 187,939 210,348 209,711 211,997

1.09 0.58

Purwokerto Nominal Triliun Rp

1.45 1.28

1.33 1.45

1.51 4.14

3.89 Volume 58,408 56,022 57,900 46,002 60,771

32.11 4.05

Tegal Nominal Triliun Rp

0.30 0.78

0.32 0.82

0.72 -12.07 139.67

Volume 17,516 40,654 17,096 42,033 32,655 -22.31

86.43 Pertumbuhan

2009 Wilayah K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 94

5.2.2. Transaksi RTGS

Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual. Penerapan Sistem BI-RTGS di Indonesia dimulai sejak tanggal 17 November 2000. Kehadiran sistem BI-RTGS di Indonesia sebagai sarana settlement penyelesaian akhir transaksi pembayaran sangat penting mengingat transaksi pembayaran perbankan bernilai besar merupakan mayoritas dari total transaksi pembayaran di Indonesia. Pada triw ulan IV-2009, transaksi non tunai melalui BI-RTGS secara tahunan mengalami peningkatan, namun secara triw ulanan nilai transaksinya menurun. Rata- rata volume transaksi RTGS per bulan meningkat tajam sebesar 250,27 qtq dari rata-rata per bulan pada triw ulan III-2009, yaitu dari sebanyak 6.985 transaksi menjadi 24.466 transaksi pada triw ulan IV-2009. Sementara itu, nominal transaksi secara triw ulanan menurun sebesar 32,54 qtq dari Rp45,32 triliun menjadi Rp30,57 triliun. Secara tahunan, total nominal dan volume transaksi RTGS pada triw ulan IV–2009 meningkat masing-masing sebesar 37,77 yoy dan 0,64 yoy. Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.5. Perkembangan Transaksi RTGS Jaw a Tengah  10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000 100,000 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 O kt 8 N o v 8 D e s 8 Ja n 9 Fe b 9 M a r 9 A p ri l0 9 M e i0 9 Ju n i0 9 Ju l0 9 A u g 9 S ep t 9 O kt 9 N o v 9 D e s 9 Miliar Rp Warkat Nilai Volume K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 95

6.1 Ketenagakerjaan

Perkembangan ketenagakerjaan di Jaw a Tengah pada triw ulan IV-2009 menunjukkan adanya penurunan yang tercermin dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU yang dilakukan Bank Indonesia Semarang pada triw ulan IV-2009. Saldo Bersih Tertimbang SBT realisasi penggunaan tenaga kerja pada triw ulan IV-2009 sebesar -4,23 mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan triw ulan III-2009 sebesar 6,43 Grafik 6.1. REALISASI TENAGA KERJA SELURUH SEKTOR -6 -4 -2 2 4 6 8 1 0 Tw . I Tw . II Tw . III Tw . IV Tw . I Tw . II Tw .III Tw . IV 2 0 0 8 2 0 0 9 S B T Sumber : SKDU KBI Semarang Grafik 6.1. Penggunaan Tenaga Kerja di Jaw a Tengah Berdasarkan tiga sektor ekonomi utama di Jaw a Tengah, penurunan realisasi penggunaan tenaga kerja tersebut dikarenakan sektor pertanian belum memasuki masa panen sehingga mempengaruhi tingkat realisasi penggunaan tenaga kerja. Dimana nilai SBT realisasi penggunaan tenaga kerja sektor pertanian turun dari 1,72 pada triw ulan III-2009 menjadi -3,89 pada triw ulan IV-2009. M embaiknya kondisi pasca krisis, berpengaruh positif bagi sektor industri pengolahan yang terlihat dari peningkatan nilai SBT realisasi penggunaan tenaga kerja sektor industri pengolahan dari 2,33 pada triw ulan III-2009 menjadi 3,22 pada triw ulan IV-2009. sedangkan untuk sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran PHR pada triw ulan IV-2009 relatif stabil jika dibandingkan dengan triw ulan sebelumnya. Grafik 6.2. K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 96 Sumber : SKDU KBI Semarang Grafik 6.2. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jaw a Tengah Peningkatan realisasi tenaga kerja di sektor industri pengolahan juga diperkuat olah hasil liaison yang dilakukan oleh KBI Semarang. Subsektor Barang Lainnya mengalami penambahan tenaga kerja yang cukup signifikan sebanyak 1.563 orang atau meningkat 95 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terkait dengan peningkatan target produksi dan investasi untuk pengembangan infrastruktur. Terkait dengan investasi, sebagian besar contact liaison KBI Semarang melakukan investasi yang ditujukan untuk penjualan di masa mendatang dan menunjang produktivitas operasional. Penggunaan tenaga kerja dari hasil SKDU yang dilakukan oleh KBI Semarang tersebut sejalan dengan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Sakernas yang dilakukan oleh BPS. Hasil survei tersebut menunjukkan tingkat penyerapan tenaga kerja sektoral tertinggi masih berada pada sektor Pertanian 37,04 kemudian disusul oleh sektor PHR 21,86 dan sektor Industri Pengolahan 16,78 . Sumber : Sakernas BPS Grafik 6.3. Penggunaan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Utama Jaw a Tengah Triw ulan IV-2009 Keuangan Jasa Perusahaan 0,98 Angkutan dan Pergudangan 4,30 Perdagangan 21,86 Bangunan 6,49 Li stri k, Gas Air 0,18 Industri 16,78 Pertambangan 0,77 Jasa Kemasyarakatan 11,60 Pertanian 37,04 -5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 Tw . I Tw . II Tw . III Tw . IV Tw . I Tw . II Tw .III Tw . IV 20 08 2 00 9 S B T PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PHR K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 97 Jumlah pengangguran di Jaw a Tengah hingga triw ulan IV-2009 sebesar 1,252 juta orang atau naik sebesar 2,03 jika dibandingkan posisi yang sama tahun 2008. Tingkat pengangguran terbuka hingga triw ulan IV-2009 7,33 juga mengalami sedikit peningkatan jika dibandingkan periode sebelumnya 7,28 . Secara umum, kondisi ini menunjukkan bahw a tidak ada peningkatan jumlah orang yang menganggur dari tahun sebelumnya yaitu 7 orang menganggur setiap 100 orang angkatan kerja. Di sisi lain, jumlah pekerja mengalami peningkatan sebesar 2,40 dari tahun 2008 atau menjadi 15,835 juta orang Tabel 6.2. Relatif tingginya tingkat Pengangguran Terbuka di Jaw a Tengah yang mencapai 7,33 patut menjadi perhatian bagi pemerintah provinsi Jaw a Tengah. Terlebih dengan mulai diterapkannya kebijakan ACFTA pada 2010, perlu diw aspadai lonjakan pengangguran akibat persaingan beberapa sektor ekonomi dengan China. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampak ACFTA adalah memberikan pelatihan, bantuan peralatan, permodalan, pemasaran, dan pengembangan ekonomi kreatif. TABEL 6.2 INDIKATOR TENAGA KERJA JAWA TENGAH 2009 Ribu Orang Angkat an Kerja 16.691 17.088 Bekerja 15.464 15.835 Pengangguran 1.227 1.252 Bukan Angkat an Kerja 7.721 7.582 Sekolah 1.868 1.879 M engurus RT 4.328 4.271 Lainnya 1.525 1.432 Penduduk Usia Kerja 24.412 24.670 Tingkat Part isipasi Angkat an Kerja TPAK 68,37 69,27 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT 7,35 7,33 2009 Indikator 2008 Sumber : BPS

6.2. Nilai Tukar Petani