Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Pekalongan

K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 59 Karisidenan Semarang di dominasi oleh Kota Semarang, yang mempunyai porsi sebesar 88 -92 dari keseluruhan indikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Semarang. Dominasi ini mengindikasikan bahw a kinerja perbankan yang akan mendorong geliat pembangunan perekonomian masih terpusat pada ibukota provinsi Jaw a Tengah dan belum merata ke seluruh w ilayah Jaw a Tengah. Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triw ulan IV-2009 bank umum di Eks. Karesidenan Semarang tercatat masing-masing sebesar 11,5 yoy, 14,16 yoy, dan 9,91 menjadi Rp50,85 triliun, Rp40,02 triliun, dan Rp32,55 triliun. Pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Kab. Semarang yaitu 22,43 yoy menjadi Rp773 miliar, sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kab. Kendal yaitu 5,53 yoy menjadi Rp814 miliar. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggi terletak di Kab. Kendal yaitu mencapai 23,09 yoy menjadi Rp708 miliar, sementara pertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kodya Salatiga yang sebesar 5,18 yoy menjadi Rp889 miliar. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi di Kab. Semarang sebesar 23,35 yoy menjadi Rp743 miliar, dan pertumbuhan terendah di Kodya Semarang sebesar 8,67 yoy menjadi Rp28,66 triliun. Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Semarang cukup baik yang tercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 81,41 . Kinerja penyaluran kredit di Eks. Karesidenan Semarang juga cukup baik yang tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah yang hanya sebesar 2,28 .

3.5.2. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Pekalongan

Bank umum di Eks. Karesidenan Pekalongan mengalami perkembangan yang cukup baik, dan mempunyai pangsa 9 -10 dari keseluruhan bank umum di Jaw a Tengah. Komposisi aset, penghimpunan DPK, dan penyaluran kredit bank umum di Eks. Karisidenan Pekalongan mempunyai pangsa masing-masing sebesar 9,46 , 9,44 dan 10,11 terhadap total kinerja perbankan di Jaw a Tengah. KabupatenKota sebagai penyumbang terbesar pertumbuhan indikator perbankan di Eks. Karisidenan Pekalongan adalah Kodya Tegal, yang mempunyai porsi 37 -41 dari keseluruhan indikator kinerja perbankan di Eks. Karisidenan Pekalongan. Hal ini dikarenakan aktivitas ekonomi industri logam, industri dok kapal, industri batik tegalan, industri konveksi, industri shuttlecock, dan usaha berbasis perikanan yang terpusat di Kodya Tegal. Pertumbuhan Aset, DPK, dan Kredit pada triw ulan IV-2009 bank umum di Eks. Karesidenan Pekalongan tercatat masing-masing sebesar 12,64 yoy, 10,01 yoy, dan 14,75 menjadi Rp11,03 triliun, Rp8,60 triliun, dan Rp8,37 triliun. Pertumbuhan aset tertinggi dicapai oleh Kab. Batang yaitu 27,01 yoy menjadi K AJIAN E KONOMI R EGIONAL P ROVINSI J AWA T ENGAH T RIWULAN IV-2009 60 Rp677 miliar, sementara itu pertumbuhan aset terendah dicapai oleh Kodya Tegal yaitu 9,14 yoy menjadi Rp4,35 triliun. Pertumbuhan penghimpunan DPK tertinggi terletak di Kab. Tegal yaitu mencapai 59,87 yoy menjadi Rp238 miliar, sementara pertumbuhan DPK terendah dicapai oleh Kota Tegal yang sebesar 2,97 yoy menjadi Rp3,50 triliun. Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi di Kab. Batang sebesar 22,54 yoy menjadi Rp609 miliar, dan pertumbuhan terendah di Kodya Pekalongan sebesar 9,12 yoy menjadi Rp2,36 triliun. Fungsi intermediasi perbankan di Eks. Karesidenan Pekalongan cukup baikyang tercermin dari nilai Loan to Deposit Ratio sebesar 97,33 . Kinerja penyaluran kredit di Eks. Karesidenan Pekalongan juga cukup baik yang tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah yang hanya sebesar 1,42 .

3.5.3. Perkembangan Kondisi Bank Umum di Eks. Karesidenan Pati