96
Wawancara dengan “CFR” :
“Bisa, sering tanya juga, sering ngobrol. Tapi kalo lagi praktek jahit kan fokus masing-masing jadi jarang ngobrol.
” CW 5.15 Wawancara dengan
“SS” : “Bisa sih mbak, yang lain juga baik, jadi enak diajak ngobrol.” CW
6.15
Wawancara dengan “ADP” :
“Bisa mbak kalau lagi gak sibuk praktek jahit. Soalnya kan kalo udah praktek jahit fokus sama jahitan.
” CW 8.15 Berdasarkan hasil wawancara dan hasil pengamatan yang peneliti
lakukan dilapangan pada hari Selasa, 23 Februari 2016 CL. IV : 186, antara warga belajar satu dengan warga belajar lainnya dapat berinteraksi dengan
baik. Mereka bisa saling bertanya jika ada materi yang tidak dipahami, atau pembicaraan lain diluar tentang program kursus yang diikuti.
b. Aktivitas Tutor
Aktivitas tutor dalam hal ini adalah kegiatan yang dilakukan tutor pada saat melakukan pembelajaran. Termasuk didalamnya interaksi antara tutor
dengan warga belajar.
1 Aktivitas Tutor
Aktivitas tutor dalam pembelajaran adalah dengan melihat kegiatan tutor dalam pembelajaran dan bagaimana tutor dapat menciptakan suasana
yang kondusif. “RAW” selaku pengelola mengungkapkan bahwa kegiatan
yang tutor lakukan dalam pembelajaran adalah :
97
“Dalam pembelajaran tutor melihat kegiatan yang dilakukan oleh peserta. Gak cuma duduk aja. Soalnya ibu tidak suka kalo tutornya
Cuma diem aja. ” CW 1.26
“MH” selaku tutor mengungkapkan bahwa ia memiliki cara untuk menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran agar warga belajar
yang ikut merasa bersemangat. “MH” menyatakan caranya menciptakan
suasana yang kondusif adalah dengan cara : “Memberikan terus motivasi kepada warga belajar, memberikan
perhatian yang ekstra, dan membuat bagaimana caranya agar warga belajar tidak putus asa mbak
”. CW 2.25 “WTY” selaku tutor juga mengungkapkan bahwa :
“Berusaha buat lebih akrab lagi sama peserta nya mbak kalo saya, jadi lebih bisa santai peserta nya.
” CW 4.25 Berdasarkan hasil wawancara dan hasil pengamatan yang peneliti
lakukan dilapangan, tutor menjelaskan materi kepada warga belajar dengan detail. Di dalam proses pembelajaran, tutor tidak hanya diam, tetapi tutor
berpindah dari satu warga belajar kepada warga belajar yang lain untuk memberikan arahan kepada warga belajar. Tutor menguasai materi dimulai
dari menjahit tingkat dasar sampai dengan mahir. Tutor juga memberikan motivasi dan melakukan pendekatan kepada warga belajar agar warga bealjar
merasa nyaman berada dalam proses pembelajaran.
2 Interaksi Tutor dengan Warga Belajar
Aktivitas tutor dalam proses pembelajaran juga melihat bagaimana interaksi antara tutor dengan warga belajar. Dalam proses pembelajaran kursus
98
menjahit ini, tutor dapat berinteraksi dengan warga belajar. Seperti yang diungkapkan oleh
“RAW” selaku pengelola, yaitu : “Bisa, kalo dilihat ada interaksi antara keduanya. Antara tutor sama
peserta juga sering ngobrol dan sharing masalah menjahit. Pas pembelajaran juga keduanya komunikatif
”. CW 1.27 “WTY” selaku tutor mengungkapkan bahwa :
“Bisa aja sih mbak. Peserta nya juga gampang buat diajak ngobrol dan gampang akrab sama saya.
” CW 4.26 Sedangkan
“MH” mengungkapkan bahwa : “Bisa mbak. Tapi saya juga menyesuaikan dengan warga belajarnya
juga. Kalo yang ramah ya bisa saya ajak ngobrol. Kalo yang gak ramah ya saya jawab sewajarnya dia bertanya saja.
” CW 2.26 Warga belajar juga mengungkapkan bahwa tutor dapat berinteraksi
dengan mereka. Berikut pendapatnya : Wawancara dengan
“EAK” : “Bisa mbak, tutornya pada ramah kok.” CW 7.20
Wawancara dengan “ADP” :
“Bisa sih mbak, tutor nya baik, mudah akrab juga.” CW 8.20 Berdasarkan hasil wawancara dan hasil dari pengamatan yang peneliti
lakukan pada hari Selasa, 23 Februari 2016 CL. IV : 186, tutor dapat berinteraksi dengan warga belajar. Tutor ramah dan bisa mudah akrab dengan
warga belajar. Sehingga terjalin interaksi antara keduanya.
c. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara yang dilakukan oleh tutor agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif, sehingga dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. “RAW” selaku pengelola mengungkapkan bahwa :
99
“Tutor melakukan pendekatan kepada peserta, dan tutor juga harus menguasai semua jenis tingkatan kursus dari dasar, terampil, dan
mahir ”. CW 1.28
Senada dengan pendapat “RAW” selaku pengelola, “MH” selaku tutor
mengungkapkan : “Setiap peserta kan beda-beda kemampuan dan pemahamannya, jadi
saya lihat dulu kemampuan peserta masing-masing. Saya harus luwes, harus menguasai semua tingkatan kursus. Terus juga pas ngajar saya
gak boleh maksa sama pesertanya.
” CW 2..27 “IJ” selaku tutor juga mengungkapkan :
“Pas pembelajaran saya menyesuaikan sama peserta mbak, ngejelasinnya pelan-pelan per tahapan biar pesertanya ngerti.
” CW 3.27
Pendapat dari pengelola dan tutor tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang tutor lakukan didalam proses pembelajaran adalah
dengan melihat kemampuan dari warga belajar terlebih dahulu. Sehingga tutor dapat menyesuaikan antara apa yang telah dikuasai oleh warga belajar dan apa
yang akan tutor sampaikan. Tutor juga tidak dapat memaksa warga belajar untuk melanjutkan ke materi berikutnya jika memang warga belajar belum
mampu sampai pada tahap itu. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan dalam proses pembelajaran, tutor mengajarkan kepada warga belajar teknik
dan cara-cara yang benar dalam menjahit dan memotong pola dengan sangat detail.
Hal tersebut diperjelas oleh pendapat warga belajar yang mengikuti pembelajaran, bahwa :
Wawancara dengan “CFR” :