Deskripsi Data Input Input a. Karakteristik Warga Belajar

82 sedangkan untuk yang belum memiliki kemampuan menjahit biasanya mengambil dari kursus tingkat dasar. 2 Karakteristik Warga Belajar Berdasar Usia Karakteristik warga belajar dilihat dari usia juga beragam. “RAW” selaku pengelola mengungkapkan bahwa usia warga belajar yang mengikuti program kursus beragam. Berikut pernyataannya : “Sekitar 30 – 45 tahun, tapi yang usia lulusan SMA juga ada tapi tidak banyak ”. CW 1.8 “IJ” selaku tutor yang mengampu pembelajaran juga mengungkapkan : “Rata-rata usia lulusan SMA – 30 tahunan gitu mbak” CW 3.6 “MH” juga mengungkapkan hal yang serupa, yaitu, “Rata-rata 20 tahun keatas mbak ”. CW 2.6 Dari tiga pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata usia warga belajar yang mengikuti kursus menjahit di LKP Ar-Rum beragam, dari usia lulusan SMA yaitu 19 atau 20 tahun sampai dengan kisaran 45 tahun. Hal tersebut juga diperkuat dengan data identitas informan yang tercantum pada lampiran catatan wawancara yang dilakukan kepada warga belajar. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dilapangan, peneliti menemukan bahwa tidak ada batasan usia untuk warga belajar yang ingin mengikuti program kursus menjahit di LKP Ar-Rum. “RAW” selaku pengelola mengungkapkan : “Untuk program reguler ini tidak dibatasi usia mbak. Dulu yang pensiunan juga ada. Asalkan dia masih mau dan mampu untuk mengikuti tidak apa-apa. ” CW 1.9 83 “MH” selaku tutor juga menyatakan hal yang senada, yaitu : “Untuk program yang reguler ini tidak ada batasan usia”. CW 2.7 Dari pernyataan pengelola dan tutor diatas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk warga belajar yang ingin mengikuti program kursus menjahit di LKP Ar-Rum tidak dibatasi usia. Bahkan yang pensiunan pun boleh mengikuti program kursus menjahit asalkan masih mau dan mampu untuk mengikuti, seperti apa yang telah dinyatakan oleh pengelola. 3 Karakteristik Warga Belajar Berdasar Motivasi Warga Belajar dalam Mengikuti Pembelajaran Motivasi merupakan dorongan yang membuat seseorang tergerak untuk melakukan sesuatu untuk dapat mencapai tujuannya. Warga belajar yang mengikuti pembelajaran kursus ini juga tentu memiliki suatu dorongan yang membuat mereka lebih bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. “RAW” selaku pengelola menyatakan bahwa motivasi warga belajar untuk mengikuti program yaitu sebagai berikut : “Kalau dilihat peserta yang ikut semangat mengikuti pembelajaran. Karena mereka ingin segera bisa menjahit ”. CW 1.10 Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari warga belajar yang mengikuti program kursus menjahit. Wawancara dengan “CFR” : “Harus bisa menjahit, nanti kan hasilnya bisa membuka usaha sendiri. biar cepet dapet penghasilan sendiri. ” CW 5.6 Wawancara dengan “SS” : “Biar bisa lebih baik lagi jahitnya mbak. Jadi kan nanti bisa lebih PD lagi kalo mau buka usaha sendiri. ” CW 6.6 84 Wawancara dengan “ADP” : “Biar bisa menjahit, sama itu mbak, biar bisa bikin desain baju sendiri”. CW 8.6 Berdasarkan pernyataan yang diungapkan oleh pengelola dan warga belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi dari warga belajar untuk mengikuti pembelajaran dapat dikatakan baik, karena warga belajar memiliki motivasi untuk mengikuti kursus agar bisa menjahit, yang nantinya bisa dijadikan bekal untuk membuka usaha.

b. Karakteristik Tutor

Tutor merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan warga belajar dalam mengikuti pembelajaran. Karakteristik tutor dilihat dari latar belakang pendidikan tutor dan dari pengalaman kerja tutor sebelumnya apakah sesuai atau tidak dengan program yang dilaksanakan. Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh tutor adalah sebagai modal tutor untuk dapat melaksanakan pembelajaran. 1 Latar Belakang Pendidikan Tutor Latar belakang pendidikan tutor berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran. Latar belakang pendidikan tutor yang sesuai dengan program akan membuat tutor lebih menguasai materi kursus yang diajarkan dan tutor akan lebih optimal dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam program kursus menjahit ini terdapat tiga orang tutor yang mengampu proses pembelajaran. Dua tutor diantaranya memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan program, dan satu lagi tidak sesuai dengan program. Hal ini sesuai dengan pernyataan “RAW” selaku pengelola, bahwa : 85 “Dua tutor yang ada di sini lulusan dari pendidikan tata busana, dan yang satunya lagi lulusan SMA tetapi mengikuti kursus dibawah bimbingan ibu, jadi hasilnya ibu udah tau kayak gimana ”. CW 1.11 Pernyataan dari “RAW” selaku pengelola didukung oleh pernyataan dari tutor yang mengampu dalam pembelajaran kursus menjahit. Berikut pernyataannya : Wawancara dengan “MH” : “Saya lulusan tata busana UNY mbak, jadi sesuai dengan program yang diselenggarakan ”. CW 2.9 Wawancara dengan “IJ” : “Saya hanya lulusan SMA. Tidak sesuai mbak sebenarnya kalau dilihat dari pendidikan saya. Sewaktu SMA juga tidak pernah diajarkan tentang menjahit. Tapi saya ikut kursus menjahit dan bordir, jadi punya keterampilan dalam bidang ini ”. CW 3.9 Wawancara dengan “WTY” : “Saya lulusan pendidikan tata busana, jadi sesuai sama pekerjaan saya sebagai tutor kursus jahit disini. ” CW 4.9 Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada pengelola dan kepada tutor yang mengampu pembelajaran kursus menjahit di LKP Ar-Rum dapat disimpulkan bahwa untuk latar belakang pendidikan dua tutor telah sesuai dengan program, yakni keduanya lulusan dari program pendidikan tata busana. Dan untuk satu tutor hanya lulusan SMA tetapi memiliki kemampuan dibidang menjahit dan layak untuk menjadi tutor. 2 Pengalaman Kerja Tutor Selain dilihat dari latar pendidikan, peneliti juga mencari informasi tentang pengalaman kerja yang pernah dijalani oleh tutor sebelum menjadi 86 tutor di LKP Ar-Rum. Berikut hasil pernyataan dari tutor yang mengampu pembelajaran kursus menjahit di LKP Ar-Rum : Wawancara dengan “MH” : “Pengalaman saya banyak mbak, udah kerja dimana-mana. Dulu pernah bekerja di perusahaan garmen, di Margaria, di AKK, dan sekarang di LKP ini ”. CW 2.10 Wawancara dengan “IJ” : “Sudah mbak, tapi cuma magang di LKP pas waktu ikut program kursus bordir dari Disnakertrans. ” CW 3.10 Wawancara dengan “WTY” : “Udah mbak, dulu saya pernah kerja di lembaga kursus jahit juga tapi keluar, terus sempat bekerja di toko pakaian juga sebagai adminnya tapi sering bantu bikin desain sama jahit juga, terus saya keluar deh soalnya capek. ” CW 4.10 “RAW” selaku pengelola juga menyatakan bahwa tutor yang mengampu dalam program pembelajaran kursus menjahit telah memiliki pengalaman kerja yang sesuai dengan program yang dilaksanakan. Berikut pernyataannya : “Iya mbak, tutornya yang ada disini udah pernah kerja di bidang busana juga, jadi sesuai sama program yang diselenggarakan. ” CW 1. 12 Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, tutor yang mengampu dalam pembelajaran program kursus menjahit telah memiliki pengalaman kerja yang sesuai dengan program. Sehingga dengan pengalaman kerja yang telah dimiliki tersebut akan membuat tutor memiliki penguasaan materi yang lebih, dan akan membantu memperlancar jalannya proses pembelajaran. 87

c. Kurikulum

Kurikulum merupakan pedoman yang digunakan didalam sebuah program, agar program yang diselenggarakan dapat terarah dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kurikulum yang digunakan didalam program kursus menjahit disesuaikan dengan kurikulum nasional dari pusat tentang tata busana. “RAW” selaku pengelola mengungkapkan pernyataan sebagai berikut : “Kurikulumnya menyesuaikan dengan kurikulum yang dibuat dari pusat ”. CW 1.14 “MH” selaku tutor juga mengungkapkan bahwa kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran di LKP Ar-Rum mengacu dari kurikulum nasional. “Kurikulumnya menyesuaikan dengan kurikulum yang dibuat dari pusat ”. CW 1.14 “IJ” juga mengungkapkan bahwa, “Kurikulumnya mengacu dari kurikulum nasional ”. CW 3.13. Dari pernyataan yang diungkapkan oleh pengelola dan tutor dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang digunakan dalam program menjahit di LKP Ar-Rum mengacu dan menyesuaikan dengan kurikulum nasional.

d. Pendanaan

Pendanaan merupakan faktor yang mempengaruhi keberlangsungan suatu program. Tanpa ada dana yang memadai untuk suatu program, tentu program tidak akan dapat berjalan dengan optimal. Pendanaan program kursus menjahit ini berasal dari dana swadaya warga belajar dan dari dana swadaya