Karakteristik Tutor Hasil Penelitian

87

c. Kurikulum

Kurikulum merupakan pedoman yang digunakan didalam sebuah program, agar program yang diselenggarakan dapat terarah dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kurikulum yang digunakan didalam program kursus menjahit disesuaikan dengan kurikulum nasional dari pusat tentang tata busana. “RAW” selaku pengelola mengungkapkan pernyataan sebagai berikut : “Kurikulumnya menyesuaikan dengan kurikulum yang dibuat dari pusat ”. CW 1.14 “MH” selaku tutor juga mengungkapkan bahwa kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran di LKP Ar-Rum mengacu dari kurikulum nasional. “Kurikulumnya menyesuaikan dengan kurikulum yang dibuat dari pusat ”. CW 1.14 “IJ” juga mengungkapkan bahwa, “Kurikulumnya mengacu dari kurikulum nasional ”. CW 3.13. Dari pernyataan yang diungkapkan oleh pengelola dan tutor dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang digunakan dalam program menjahit di LKP Ar-Rum mengacu dan menyesuaikan dengan kurikulum nasional.

d. Pendanaan

Pendanaan merupakan faktor yang mempengaruhi keberlangsungan suatu program. Tanpa ada dana yang memadai untuk suatu program, tentu program tidak akan dapat berjalan dengan optimal. Pendanaan program kursus menjahit ini berasal dari dana swadaya warga belajar dan dari dana swadaya 88 pengelola. Seperti yang diungkapkan oleh “RAW” selaku pengelola LKP Ar- Rum : “Pendanaan dalam program ini peserta membayar, tapi ada subsidi silang dari dana pribadi saya dan hasil dari Ar-Rum Collection. Karena jika mengandalkan dari biaya peserta saja tidak cukup sebenarnya mbak. ” CW 1.16 Sama halnya seperti yang diungkapkan oleh pengelola, “MH” selaku tutor juga mengungkapkan : “Pendanaan dalam program ini swadaya dari pengelola dan dari warga belajar sendiri mbak. ” CW 2.15 Berdasarkan pernyataan dari pengelola dan tutor, dana yang digunakan untuk keberlangsungan program tidak hanya dari biaya pendaftaran warga belajar saja, tetapi juga berasal dari dana pribadi pengelola. Karena jika dari biaya pendaftaran warga belajar saja tidak dapat untuk mencukupi. Sedangkan lembaga juga harus membayar gaji tutor, dan biaya lain yang diperlukan oleh lembaga. “SS” selaku warga belajar mengungkapkan, “Untuk kursus menjahit tingkat mahir saya bayar Rp. 2.000.000; ” CW 6.10 “EAK” selaku warga belajar juga mengungkapkan hal yang sama, yaitu “Pendanaannya dari saya sendiri, bayar Rp. 1.250.000;” CW 7.10 “ADP” selaku warga belajar juga mengungkapkan, “Saya bayar biaya pendaftaran Rp.50.000; buat biaya kursusnya Rp. 1.250.000; CW 8.10 Dari pernyataan beberapa warga belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa pendanaan kursus menjahit berasal dari warga belajar sendiri dengan membayar biaya pendaftaran dan biaya kursus. Serta untuk biaya kursus tiap 89 tingkatan berbeda biayanya. Seperti pendapat yang telah diungkapkan oleh warga belajar diatas. Dari penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan pendanaan program kursus menjahit di LKP Ar-Rum berasal dari dana warga belajar dengan membayar biaya pendaftaran dan biaya kursus, dan berasal dari dana pribadi pengelola.

e. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung didalam proses pembelajaran. Dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, maka proses pembelajaran pun akan dapat lebih optimal. Serta kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana yang ada juga dapat memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. 1 Kondisi Sarana dan Prasarana Kondisi sarana dan prasarana sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Kondisi sarana dan prasarana yang baik akan memperlancar jalannya proses pembelajaran, sedangkan jika sarana dan prasarana dalam kondisi yang kurang baik maka akan menghambat proses pembelajaran. “RAW” selaku pengelola mengungkapkan tentang kondisi sarana dan prasarana yang ada di LKP Ar-Rum sebagai berikut : “Untuk peralatan sudah lengkap, tetapi dari segi ruang masih kurang. Karena bangunannya kan menjadi satu dengan rumah, jadi masih kurang luas. ” CW 1.17 “CFR” selaku warga belajar mengungkapkan bahwa : 90 “Untuk mesin-mesin jahit masih ada beberapa yang harus diperbaiki, soalnya untuk pemula seperti saya agak sedikit sulit mengoperasikannya. ” CW 5.11 Dari pendapat pengelola dan warga belajar yang telah diungkapkan diatas, kondisi sarana dan prasarana yang ada di LKP Ar-Rum dari segi peralatan sudah lengkap, tetapi masih ada beberapa masin yang masih perlu diperbaiki karena untuk pemula masih merasa sedikit kesulitan dalam menggunakannya. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil pengamatan yang peneliti lakukan dilapangan pada hari Kamis, 25 Februari 2016 CL. V : 187, dari segi ruang masih kurang luas, karena bangunan yang digunakan masih menjadi satu dengan rumah. Jika warga belajar melakukan aktivitas pembuatan pola dan memotong pola, ruangan yang tersedia masih kurang memadai, sehingga warga belajar menggunakan halaman rumah yang telah disediakan meja untuk kegiatan warga belajar dalam proses pembelajaran. 2 Kualitas dan Kuantitas Sarana dan Prasarana Kualitas dan kuantitas peralatan yang ada di LKP Ar-Rum sudah dapat dikatakan cukup baik. “RAW” selaku tutor mengungkapkan : “Dari segi kualitas sudah baik, selalu ada perawatan rutin tiap bulan. Untuk kuantitas juga sudah memenuhi, kalo praktek kan satu orang bisa pake satu mesin. ” CW 1.18 “MH” selaku tutor juga mengungkapkan : “Dari segi kualitas masih bagus ya mbak, soalnya setiap satu bulan sekali rutin di servis. Dari segi kuantitas juga sudah cukup ”. CW 2.17 Pendapat lain diungkapkan oleh “CFR” dan “EAK” selaku warga belajar program menjahit tingkat dasar. Wawancara dengan “CFR” :