Sarana dan Prasarana PERMASALAHANDALAMPENGELOLAANPENDIDIKANINKLUSIF DISEKOLAHDASARNEGERIPIYAMANIII KECAMATANWONOSARIKABUPATENGUNUNGKIDUL.

92 Jam tambahan dengan cara peserta didik yang masih kurang paham pulang akhir dan diberikan pengajaran ulang. Untuk kali ini anak berkebutuhan khusus dipisah dengan anak normal.

3. Sarana dan Prasarana

Dalam proses pengelolaan pendidikan inklusif sarana dan prasaran sangat penting. Dengan adanya sarana dan prasana maka proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan lancar. Di SDN Piyaman III terjadi permasalahan terkait dengan sarana dan prasana, seperti kurangnya sarana dan prasana yang ada di sekolah, tidak sesuainya alat pembelajaran yang dimiliki sekolah dan lainnya. oleh karena itu kepala sekolah mengadakan rapat terkait permasalahan sarana dan prasarana. Hal yang dilakukan kepala sekolah yaitu dengan menentukan kebutuhan sarana dan prasarana untuk sekolah inklusif setelah itu kepala sekolah mengajukan ke Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul untuk ditindaklanjuti dalam pengadaannya selanjutnya menunggu konfirmasi dari pihak Dinas perencanaan. Selain itu kepala sekolah memberikan arahan kepada guru untuk memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah pengarahan seperti yang di ungkapkan oleh ibu EI selaku kepala sekolah SDN Piyaman III sebagai berikut: “...sedangkan terkait sarana prasarana yang kurang kita menggunakan sarana prasarana yang ada di sekolah selain itu kita kemarin juga pernah mengajukan ke dinas mengenai kekurangan sarana prasarana untuk anak berkebutuhan khusus...” EI08032016 93 Terkait dengan upaya mengenai permasalahan sarana prasarana juga diungkapkan oleh bapak AC, BD dan HS sebagai berikut: “Upaya untuk kekurangan alat yaitu dengan mengajukan alat alat untuk anak berkebutuhan khusus ke dinas” AC10032016. “...Sedangakan untuk sarana prasarana kita hanya menggunakan yang ada saja. Memanfaatkan sarana prasarana yang ada di sekolah dan untuk pembelajaran kita menggunakan sesuatu yang konkret yang ada di alam untuk anak berekbutuhan khusus lambat belajar” BD17032016. “...untuk kurangnya sarana dan prasarana, kita hanya memanfaatkan yang ada disekolah dan terkait kurang sesuainya alat pembelajaran, ya kita tetap menyimpan alat-alat tersebut dan kita menggunakan alat atau media yang ada di sekolah selain itu kita juga mengajukan a lat ke dinas pendidikan” HS21032016. Senada dengan yang pernytaan di atas bapak BS dan Ibu AW juga mengungkapkannya sebagai berikut: “..untuk sarana prasarana kita hanya memberdayakan yang sudah ada atau yang sudah dimiliki oleh sekolah” BS10032016 “...untuk kurangnya sarana prasarana untuk abk kita hanya memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah ada di sekolah. Untuk alat pembelajran kami sudah mengajukan ke dinas akan tetapi belum ada balasan dari dinas...” AW15032016 Dari uraian di atas dapat diketahui mengenai upaya untuk mengatasi permasalah terkait sarana dan prasarana yaitu dengan mengajukan kebutuhan sarana dan parasana ke dinas pendidikan setempat, selain itu memanfaatkan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah. upaya tersebut sudah dianggap paling efektif untuk menangani permasalahan dalam pengelolaan pendidikan inklusif. 94

4. Kerjasama