152
TRANSRIP WAWANCARA DENGAN GURU KELAS I SDN PIYAMAN III
Identitas Informan a.
Nama : Ani Wahyuni, S.Pd
b. Tempat dan tanggal lahir
: Kulon Progo, 31 Agustus 1966 c.
Pendidikan terakhir : S1
d. Pekerjaan
: PNS e.
Alamat :Ngerbo
1, Piyaman,
Wonosari, Gunungkidul
f. Jabatan
: Guru Kelas I g.
Hari, tanggal wawancara : Selasa, 15 Maret 2016
h. Waktu wawancara
: 10.05 WIB
1. Menurut bpkibu sejak kapan SD N Piyaman III dijadikan sebagai
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif?
Setelah di canangkannya kabupaten Gunungkidul sebagai kabupaten inklusif. nah setelah itu sekolah ini di tunjuk untuk di jadikan sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif.
2. Menurut bapakibu apakah pelakasanaan pendidikan inklusif ini
sudah mengacu pada peraturan bupati tentang pengelolaan pendidikan inklusif?
Sudah sesuai dengan peraturan bupati.
3. Bagaimana menurut bapakibu mengenai keefektifan dalam
pengelolaan pendidikan inklusif di SD N Piayaman III?
Belum, karena belum ada guru pendamping yang datang ke sekolah, jadi anak berkebutuhan khusus hanya di tangani oleh guru kelas masing-
masing sehingga pembelajarannya masih kurang efektif. Selain itu alat pembelajaran yang digunakan untuk anak berkebutuhan khusus belum ada.
4. Menurut bapakibu apa saja yang harus dipersiapkan dalam
pelaksanaan pengelolaan pendidikan inklusif ?
Yang harus di persiapkan yaitu sesuai dengan kebutuhan masing-masing, misalnya anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah itu apa? Kalau
153
kebetulan di sekolah ini adalah tunadaksa dan anak lambat belajar. Memang sudah ada bantuan dari pemerintahdinas sendiri akan tetapi
kurang sesuai dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah ini. Bantuan yang diberikan dinas itu diperuntukkan untuk anak
berkebutuhan khusus Tunanetra, padahal di sekolah ini tidak ada anak Tunanetra.
5. Apa saja menurut bpkibu permasalahan yang muncul dalam proses
pengelolaan pendidikan inklusif di SD N Piyaman III?
Belum ada guru pemdamping khusus, dan yang menangani anak berkebutuhan khusus itu guru kelas atau guru umum sehingga dalam
menangani anak berkebutuhan khusus tidak bisa maksimal. Selain itu Kurikulum yang di pakai untuk anak berkebutuhan khsusus di sini hanya
kurikulum yang diselipkan atau kurikulum yang di pakai sama dengan kurikulum anak normal, guru di sini kesulitan dalam merancang kurikulum
untuk anak berkebutuhan khusus. Serta sarana dan prasarana di sini hanya ada lantai ulir dan pegangannya untuk anak tunanetra. Alat alat
pembelajaran sendiri belum ada sama sekali yang peruntukkan untuk anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah sehingga kita kesulitan untuk
menangani anak berkebutuhan khusus tapi kita berusaha semaksimal mungkin untuk menanganinya.
6. Bagaiamana menurut bpkibu manajemen sekolah di SD N Piyaman