Proses pembelajaran PERMASALAHANDALAMPENGELOLAANPENDIDIKANINKLUSIF DISEKOLAHDASARNEGERIPIYAMANIII KECAMATANWONOSARIKABUPATENGUNUNGKIDUL.

90

2. Proses pembelajaran

Proses pembelajaran di SD N Piyaman III yaitu dengan menggabungkan anak berkebutuhan khusus dengan anak normal dalam satu kelas. Di SDN Piyaman III ini terjadi permasalahan terkait dengan proses pembelajaran seperti guru semakin susah menangani anak berkebutuan khusus dan anak berkebutuhan khusus sulit menerima pelajaran. Dalam hal ini yang dilakukan kepala sekolah memberikan pengarahan terhadap guru terkait permasalahan proses pembelajaran pengarahan yaitu dengan memberikan jam tambahan untuk peserta didik yang kurang paham akan pelajaran yang dijelaskan oleh guru. Hal itu berlaku untuk semua peserta didik akan tetapi pada jam tambahan kelas akan di pisah untuk anak berkebutuhan khusus dengan anak normal. Selain itu kepala sekolah mengadakan rapat dengan guru terkait permasalahan proses pembelajaran perencanaan dan hasilnya yaitu diadakannya jam ke 0 khusus untuk mata pelajaran matemantika karena pelajaran tersebut paling luas, jam ke 0 tersebut hanya untuk anak berkebutuhan khusus. hal ini seperti yang diungkapkan oleh ibu EI selaku kepala SDN Piyaman III sebagi berikut : “...Kami memperlakukan anak itu secara sama, akan tetapi jika ada kendala ada anak yang tidak menguasai maka kami memulangkan anak lebih akhir, selain itu kalau untuk anak lambat belajar yang dalam pembelajarannya nulis dan waktunya sudah habis maka di pulangkan akhir juga untuk menyelesaikan menulisnya. Dan juga untuk anak berkebutuhan khusus ada jam ke 0 untuk mata pelajaran matematika” EI08032016 91 Selain itu, hal senada juga diungkapkan oleh ibu AW dan Bapak BD sebagai berikut: “...guru tetap beruasaha dengan setiap selesai pembelajaran dan anak belum bisa menguasai maka anak di suruh tinggal di kelas dan diberikan arahan dari guru” AW15032016 “Untuk pelajaran matematika sekolah kita mengadakan jam ke 0 untuk anak berkebutuhan khusus karena anak berekbutuhan khusus yang ada di sekolah ini yaitu lambat belajar dan paling susah menerima pelakarajan matematika. Selain itu ada jam tambahan sehabis pulang sekolah jika anak belum bisa menenrima pelajaran dengan baik. Jam tambahan ini di berikan kepada semua murid tidak hanya untuk anka berkebutuhan khusus” BD17032016 Pernyataan lain terkait dengan upaya untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran pendidikan inklusif diperkuat oleh bapak HS dan BS sebagai berikut : “jika dalam proses pembelajaran anda anak yang tidak mengerti maka sepulang sekolah anak tersebut tinggal di kelas dan di beri arahan kembali oleh guru. Tambahan jam pulang sekolah ini diperuntukkan untuk semua murid, akan tetapi waktu jam tambahan anak berkebuthan khusus dengan anak normal kelasnya dibedakan agar anak dapat memahaminya dengan sungguh- sungguh. Selain itu juga ada jam ke 0 untuk anak berkebuthan khusus itu untuk mata pelajara n matematika saja” HS21032016 “untuk proses pembelajarannya ada jam ke 0 khsuus mata pelajaran matematika untuk anak berkebutuhan khusus yang di ajar oleh saya sendiri” BS10032016 Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa upaya sekolah dalam mengatasi permasalahan pada proses pembelajaran di dalam pendidikan inklusif yaitu dengan memberikan jam ke 0 mata pelajaran matematika untuk anak berkebutuhan khusus lambat belajar dan tunadaksa. Selain itu memberikan jam tambahan untuk semua peserta didik jika peserta didik tidak mengerti atau paham mengenai pelajaran. 92 Jam tambahan dengan cara peserta didik yang masih kurang paham pulang akhir dan diberikan pengajaran ulang. Untuk kali ini anak berkebutuhan khusus dipisah dengan anak normal.

3. Sarana dan Prasarana