1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka masalah yang akan
dicari pemecahannya dapat dirumuskan sebagai berikut: 1.4.1 Adakah perbedaan pengaruh antara latihan beban bench press sudut
45° dan latihan beban bench press sudut 135° terhadap prestasi tolak peluru gaya O’Brien ?
1.4.2 Adakah perbedaan pengaruh antara berat badan normal kurus dan berat badan normal gemuk terhadap prestasi tolak peluru gaya O’Brien ?
1.4.3 Adakah interaksi antara latihan beban dan berat badan terhadap
prestasi tolak peluru gaya O’Brien ?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: 1.5 1 Perbedaan pengaruh latihan beban antara latihan beban bench press
sudut 45° dan latihan beban bench press sudut 135° terhadap prestasi tolak peluru gaya O’Brien.
1.5.2 Perbedaan pengaruh antara berat badan normal kurus dan berat badan normal gemuk terhadap prestasi tolak peluru gaya O’Brien.
1.5.3 Interaksi antara latihan beban dan berat badan terhadap prestasi tolak peluru gaya O’Brien.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi para guru Pendidikan Jasmani, pembina dan pelatih atletik
khususnya nomor tolak peluru dalam menyusun program latihan untuk menyiapkan atletnya menghadapi suatu kompetisi olahraga. Hasil penelitian
ini merupakan salah satu dari beberapa komponen kondisi fisik dalam tolak peluru yang perlu dipadukan dengan aspek-aspek lain dalam penyusunan
program latihan, yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi tolak peluru secaramaksimal.
15
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori 2.
1.1 Pengertian Atletik
Atletik merupakan cabang olahraga yang terdiri dari empat nomor, yaitu: jalan, lari, lempar, dan lompat. Istilah atletik berasal
dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu athlon yang berarti berlomba atau bertanding. Kalau kita mengatakan lomba atletik, pengertiannya
adalah meliputi perlombaan jalan cepat, lari, lempar, dan lompat yang dalam bahasa Inggris digunakan istilah track and field atau kalau
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah: perlombaan yang dilakukan di atas lintasan track dan di lapangan field Syaifuddin,
Aip. 1992:2. Atletik adalah induk dari semua olahraga, berisikan latihan
fisik yang lengkap menyeluruh dan mampu memberikan kepuasan kepada manusia atas terpenuhinya dorongan nalurinya untuk
bergerak, namun tetap mematuhi suatu disiplin dan aturan main. Atletik adalah aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-
gerak alamiahwajar seperti jalan, lari, lompat, dan lempar. Dengan berbagai cara, atletik telah dilakukan sejak awal sejarah manusia
Ballesteros, J.M. 1979:1. Atletik adalah salah satu cabang olahraga
yang tertua, yang telah dilakukan oleh manusia sejak zaman purba sampai dewasa ini. Bahkan boleh dikatakan sejak adanya manusia
dimuka bumi ini atletik sudah ada, karena gerakan-gerakannya yang terdapat dalam cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari,
melompat, dan melempar adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupannya sehari-hari Syaifuddin, Aip.1992:1.
2.1.2 Tolak Peluru
Salah satu nomor yang dilombakan dalam nomor lempar adalah tolak peluru. Tolak Peluru adalah suatu bentuk gerakan menolak atau
mendorong suatu alat yang bundar dengan berat tertentu yang terbuat dari logam peluru yang dilakukan dari bahu dengan satu tangan
untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya Syaifuddin, Aip. 1992:144. Tolak peluru adalah gerakan menolakkan peluru dengan
menggunakan satu lengan, dimana teknik gerakannya terdiri dari lima bagian, yaitu: 1 persiapan awalan, 2 awalan, 3 tolakan, 4 lepasnya
peluru, dan 5 gerak lanjutan atau memelihara keseimbangan Basuki, Sunaryo. 1979:130. Khusus untuk teknik dasar persiapan awalan dan
awalan dibedakan dalam dua gaya, yaitu: gaya Ortodoks atau gaya menyamping dan gaya O’Brien atau gaya membelakang Basuki,
Sunaryo. 1979:132.
2.1.3 Tolak Peluru Gaya O’Brien
Dalam penelitian ini gaya yang digunakan subyek pada saat melakukan tes kemampuan tolak peluru adalah gaya O’Brien.
Thompson, Peter J.L. 1993:33-34 mengatakan ada dua azas praktekpelaksanaan yang digunakan khusus dalam lari, lompat, dan
lempar dimana atlet berkepentingan untuk menciptakan kekuatan optimal dan kecepatan power: 1 gunakan semua persendian yang
dapat digunakan, 2 gunakan setiap sendi secara berurutan. Kekuatangaya dari tiap persendian harus dikombinasikan untuk
menghasilkan efekpengaruh yang maksimal. Hal ini yang terbaik dilakukan bila semua sendi yang dapat digunakan, ini akan membantu
memperoleh kecepatan tinggi atau percepatan dari suatu gerakan. Pada tolak peluru, lutut, pinggang, bahu, siku, pergelangan tangan, dan
sendi jari-jari tangan, semua harus digunakan untuk menggunakan kekuatan paling besar pada peluru. Bila beberapa persendian
digunakan dalam melakukan suatu skill, maka urutan penggunaan dan ketepatan waktunya adalah penting. Azas ini menunjukkan pada kita
kapan sendi itu digunakan. Gerakan itu dimulai dengan bekerjanya grup-grup otot besar dan terus bergerak secara progresif melalui otot-
otot kecil, jadi dari otot besar menuju otot-otot kecil. Pola gerak ini menghasilkan kekuatan optimal dan gerakan mengalir terus menerus.
Gerakan mengalir terus menerus ini menghasilkan suatu pengumpulan
kekuatan. Kekuatan ini digerakkan oleh satu bagian badan terbentuk oleh kekuatan dari sendi-sendi berikutnya. Dalam tolak peluru yang
tepat, gerakan pinggul dimulai pada saat pelurusan tungkai memperlambatnya. Gerakan bahu dimulai pada saat putaran pinggang
memperlambat dan seterusnya. Kecepatan lepasnya alatpeluru tergantung pada kecepatan bagian terakhir badan pada saat lepas.
Urutan gerakan yang benar dan ketepatan waktu memungkinkan si atletpelontar mencapai kecepatan maksimal lepasnya peluru.
Secara lebih rinci teknik dasar tolak peluru gaya O’Brien dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Persiapan Awalan
Atlet memasuki lingkaran bagian belakang. Peluru dibawa dengan tangan kiri, tangan kanan masih bebas.
1 Mengatur posisi kaki: kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar
badan segaris dengan arah lemparan. 2
Peluru dipegang dengan tangan kanan dengan pegangan yang serasi.
3 Tangan yang memegang peluru mengatur letak peluru: peluru diletakkan pada batas leher dengan pundak, dibawah telinga;
ketiak membuka lengan terentang segaris dengan pundak. 4 Lengan kiri di muka dada sedikit ditekuk.
5 Kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan berada pada kaki
kanan. 6
Badan membungkuk dan sedikit condong ke depan, pandangan mata ditujukan kira-kira empat meter di depannya.
7 Mengadakan pemusatan pikiran. Jika dirasa bersifat psikologis
untuk menenangkan dan merasa apakah kaki kanan telah memperoleh posisi yang kokoh Basuki, Sunaryo 1979:133.
Lihat gambar 1.
Gambar 1: Sikap Persiapan Awalan dalam Tolak Peluru Gaya O’Brien Sumber: Dumadi. 1986. Pengaruh Jumlah Latihan, Interval