sebagai berat badan normal gemuk dan berat badan yang kurang 10 dari berat badan ideal sebagai berat badan normal kurus.
3.7.2 Untuk mendapat data hasil tolak peluru gaya O’Brien digunakan tes tolak peluru gaya O’Brien, dengan alat ukur roll meter. Instrumen ini
diambil dari buku Perwasitan dan Penjurian Atletik 1992:228-229.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik Analisis Varian ANAVA dua jalan, dengan taraf signifikan 95. Kerlinger,
Fred N 2000:395 mengatakan bahwa analisis varian adalah metode statistik yang menganalisis akibat-akibat mandiri maupun akibat-akibat interaksi dari
dua variabel atau lebih terhadap suatu variabel terikat. Langkah-langkah menghitung dengan ANAVA dua jalan: 1 uji atau asumsikan bahwa data
masing-masing dipilih secara acak, 2 uji atau asumsikan bahwa data masing- masing berdistribusi normal, 3 uji atau asumsikan bahwa data masing-masing
homogen, 4 tulis H
a
dan H
o
dalam bentuk kalimat, 5 tulis H
a
dan H
o
dalam bentuk statistik, dan 6 buat tabel ANAVA penolong Usman, Husaini.
2003:159. Untuk uji normalitas digunakan uji Lilliefors Sudjana. 1982:467. Asumsi bahwa populasi berdistribusi normal, asumsi normalitas, telah
melancarkan teori dan metoda sebegitu rupa dan cepat. Karenanya, cukup mudah dimengerti kiranya bahwa asumsi normalitas perlu dicek
keberlakuannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat dipertanggungjawabkan. Jika ternyata asumsi yang diambil tidak benar atau
terlalu menyimpang, tidak hanya mengenai normalitas tetapi juga pengamatan bersifat independen sampel acak, tidak terdapat kesalahan ketika mencatat
hasil pengamatan, homogenitas tentang varians dan sebagainya, bukan saja langkah-langkah penelitian tidak dapat dipertanggungjawaban tetapi juga
ternyata salah Sudjana. 2002:291-292. Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis
dengan validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, regresi dapat dilakukan Usman, Husaini. 2003:109.
Uji homogenitas digunakan uji Bartlett Sudjana.1982:261-262. Ketika menaksir selisih rata-rata dan menguji kesamaam atau perbedaan dua rata-rata
telah berulang kali ditekankan adanya asumsi bahwa kedua populasi mempunyai varians yang sama agar menaksir dan menguji bisa berlangsung.
Oleh karena itu terasa perlu untuk melakukan pengujian mengenai kesamaan dua varians atau lebih. Populasi-populasi yang sama besar dinamakan
populasi dengan varians yang homogen Sudjana.1982:261-249. Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut
homogen yaitu dengan membandingkan kedua variansnya. Jika kedua varians sama besarnya, maka uji homogen tidak perlu dilakukan lagi karena datanya
sudah dapat dianggap homogen. Namun untuk varians yang tidak sama besarnya, perlu diadakan pengujian homogenitas melalui uji kesamaan dua
varians ini Usman, Husaini. 2003:133. Untuk pengujian lanjut sesudah eksperimen dilakukan dengan uji Scheffe Sudjana. 1982:36-41.
Untuk pengujian hipotesis penelitian, perlu disusun hipotesis nihil Ho dan alternatif Ha nya sebagai berikut:
Hipotesis Pertama
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang berbeda antara latihan bench press sudut
45° A
1
dan sudut 135° A
2
terhadap hasil tolak peluru gaya O’Brien. μ A
1
= μ A
2
Ha: Terdapat pengaruh yang berbeda antara latihan bench press sudut 45°
A
1
dan sudut 135° A
2
terhadap hasil tolak peluru gaya O’Brien. μ A
1
≠ μ A
2
Hipotesis Kedua
Ho: Tidak ada pengaruh yang berbeda antara berat badan normal kurus B
1
dan berat badan normal gemuk B
2
terhadap hasil tolak peluru gaya O’Brien.
μ B
1
= μ B
2
Ha: Terdapat pengaruh yang berbeda antara berat badan normal kurus B
1
dan berat badan normal gemuk B
2
terhadap hasil tolak peluru gaya O’Brien.
μ B
1
≠ μ B
2
Hipotesis Ketiga
Ha: Terdapat interaksi antara latihan bench press A dan berat badan B terhadap hasil tolak peluru gaya O’Brien.
μ A x μ B = 0 Ho: Tidak terdapat interaksi antara latihan bench press A dan berat badan
B terhadap hasil tolak peluru gaya O’Brien. μ A x μ B
≠ 0
86
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data