Lepasnya Peluru Latihan PENGARUH LATIHAN BENCH PRESS DAN BERAT BADAN TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN PADA PESERTA DIDIK PUTRA KELAS II SMK NEGERI 1 WANAREJA KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2006/2007.

Gambar 3: Sikap Badan Menolakkan Peluru dalam Tolak Peluru Gaya O’Brien Sumber: Dumadi. 1986. Pengaruh Jumlah Latihan, Interval Waktu dan Kemampuan Strength terhadap Hasil Belajar Tolak Peluru Mahasiswa. Disertasi. IKIP Jakarta:286. Pada fase menolakkan peluru ini, otot yang berfungsi adalah: deltoid, trapezius, latissimus dorsi dan pectoralis. Beachle, Thomas R. 2002:8-9.

d. Lepasnya Peluru

Gerakan tolak peluru telah selesai dilakukan, dengan badan yang condong ke depan, menghabiskan daya dorong dari belakang. Saat terakhir dari lepasnya peluru disertai dengan tolakan jari-jari tangan Basuki, Sunaryo. 1979:135. Lihat gambar 4 halaman 23. Gambar 4: Sikap Melepas Peluru dalam Tolak Peluru Gaya O’Brien Sumber: Dumadi. 1986. Pengaruh Jumlah Latihan, Interval Waktu dan Kemampuan Strength terhadap Hasil Belajar Tolak Peluru Mahasiswa. Disertasi. IKIP Jakarta:286. Pada fase menolakkan peluru ini, otot yang berfungsi adalah: bracioradialis dan flexor of the wrist and fingers Beachle, Thomas R. 2002:8-9.

e. Gerak Lanjutan atau Memelihara Keseimbangan

Pada saat lepasnya peluru, badan dalam keadaan condong kedepan dan berada di luar lingkaran. Agar tidak jatuh keluar lingkaran, maka segera diikuti dengan kaki kanan dilangkahkan ke depan sampai ujung kaki menyentuh balok tolak. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri ditarik ke belakang, demikian pula lengan kiri, untuk memelihara keseimbangan Basuki, Sunaryo. 1979:136. Lihat gambar 5 halaman 24. Pada fase gerak lanjutan atau memelihara keseimbangan ini, otot yang berfungsi adalah: 1 quadriceps group, diantaranya adalah rectus femoris, vastus lateralis, vastus medialis, dan vastus intermedius, 2 tibialis posterior, penomeus longus, penomius brevis, 3 gastrocnemius, soleus, tibialis anterior. 4. erector spinae Beachle, Thomas R. 2002:8-9. Gambar 5: Sikap Gerakan Lanjutan atau Memelihara Keseimbangan dalam Tolak Peluru Gaya O’Brien Sumber: Basuki, Sunaryo. 1979. Atletik I. PT ”PERTJA OFFSET”. Jakarta:132. Urutan gerak tolak peluru gaya O’Brien seperti terlihat pada gambar 6. Gambar 6: Rangkaian Gerakan dalam Tolak Peluru Gaya O’Brien Sumber: Basuki, Sunaryo. 1979. Atletik I. PT ”PERTJA OFFSET”. Jakarta:133. Pada saat jatuh dan yuri memberi tanda bahwa tolakan sah, atlet meninggalkan lingkaran melalui bagian belakang. Jika keluarnya lingkaran dengan melompat sebelum tolakan dinyatakan atau tidak melalui lingkaran bagian belakang, tolakan dinyatakan gagal Basuki, Sunaryo. 1979:136. Hasil pengukuran yang diperoleh dari tolakan yang dilakukan adalah merupakan prestasi tolak peluru. Pada Peraturan Perlombaan Atletik PASI. 1992:228- 229 disebutkan bahwa pengukuran setiap tolakan-peluru harus dilakukan segera, diukur dari bekas jatuhnya peluru terdekat ke sisi dalam garis lingkaran-tolak dengan alat pita bajafiber pengukur yang ditarik dari bekas jatuhnya peluru menuju ke titik pusat lingkaran-tolak. Di sebutkan pula bahwa suatu tolakan peluru yang sah, peluru harus jatuh utuh di dalam sektor tolak peluru. Tolak peluru memerlukan banyak latihan agar dapat mengembangkan gaya teknik yang sesuai. Perbedaan gaya yang ada menimbulkan banyak perdebatan, karena tiap atlet merasa bahwa gaya atau teknik yang digunakannya adalah yang paling baik dan benar memenuhi prinsip-prinsip biomekanis yang diperlukan untuk menghasilkan prestasi maksimum. Power merupakan komponen gerak otot yang sangat penting untuk melakukan satuan aktivitas gerak dalam setiap cabang olahraga berat. Power otot akan menentukan seberapa keras seseorang atlet melakukan pukulan, seberapa jauh mereka melakukan lemparan atau tolakan, seberapa tinggi mereka melompat, seberapa cepat mereka berlari dalam sprint maupun berlari cepat dengan mengubah arah dan lain-lain. Seperti telah dikemukakan pada bab pertama, bahwa rumus yang menyatakan besarnya power, oleh para ahli fisiologi dan ilmu gerak adalah: power = Force strength x Velocity speed, atau power = kekuatan x kecepatan. Power menghasilkan momentum, dan momentum merupakan power apabila kontak terjadi. Jadi power memiliki banyak kegunaan dalam aktivitas gerak berbagai macam cabang olahraga. Dalam melaksanakan aktivitas olahraga, seseorang akan menggerakkan suatu obyek dengan melempar, memukul, menyepak, dan menendang, atau menggerakkan badan sendiri sebagai obyek, seperti dalam berlari, berenang, dan melompat. Gerak suatu obyek ini akan dicapai dengan baik apabila penerapan kekuatan maksimal dilakukan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Karena power terdiri dua komponen yaitu, komponen kekuatan dan kecepatan, maka power otot dapat ditingkatkan dengan pendekatan yang dilaksanakan dengan meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan atau dengan meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan, atau dengan meningkatkan keduanya yaitu baik kekuatan maupun kecepatan. Dikemukakan pula bahwa dalam berbagai kegiatan olahraga berat dibedakan dua macam pelaksanaan power otot, yang keduanya bertumpu atas beberapa besar kemampuan kombinasi komponen kekuatan dan kecepatan kontraksi otot-otot tungkai dan pinggul masing-masing, yaitu power asiklik acyclic power seperti dalam melempar, menolak, dan melontar pada nomor-nomor olahraga atletik, elemen-elemen gerak dalam senam, anggar, loncat indah, dan semua cabang olahraga yang memerlukan lompatan-lompatan, yaitu dalam permainan bolavoli, bola basket, bulu tangkis, tenis lapangan, dan lainnya. Kemudian power lain yaitu yang bersifat siklik cyclic power ialah power otot yang diperlukan dalam cabang atletik nomor sprint, berenang, dan balap sepeda. Peningkatan power asiklik dan siklik secara benar dan teratur perlu diberikan bagi para peserta didik di sekolah-sekolah dalam proses belajar gerak, terutama berbagai macam gerak olahraga sesuai dengan yang tercantum pada kurikulum. Hal ini perlu dilaksanakan supaya para peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari dan meningkatkan keterampilan gerakannya. Salah satu cara untuk meningkatkan power otot adalah dengan menggunakan latihan beban atau weight training. Latihan beban apabila dilaksanakan dengan benar, akan dapat memperkembangkan kecepatan, power, kekuatan, dan daya tahan yang merupakan faktor-faktor penting bagi setiap atlet Harsono. 1988:186. Latihan power dalam weight training tidak boleh hanya menekankan pada beban, tetapi harus pula pada kecepatan mengangkat, mendorong, atau menarik beban. Akan tetapi juga tidak boleh terlalu ringan, sehingga otot tidak merasakan rangsangan beban. Bebannya juga tidak boleh terlalu berat sehingga transfer optimal dari strength ke power tidak terjadi. Jadi bebannya adalah sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan atlet untuk mengangkat beban dengan cepat Harsono. 1988:200. Latihan beban bench press dibedakan menjadi 3 posisi: 1 bench press sudut 45°, 2 bench press sudut 90°, dan 3 bench press sudut 135° Baechle, Thomas R. 2003:177. Dalam penelitian ini bentuk latihan yang digunakan adalah bench press, yang terdiri dari dua taraf, yaitu: 1 latihan bench press sudut 45°, dan 2 latihan bench press sudut 135°. Alasan menggunakan latihan bench press sudut 45° dan bench press sudut 135° adalah adanya perbedaan sudut yang hampir berlawanan. Dalam penelitian ini para peserta didik kelas II SMK Negeri 1 Wanareja, Kabupaten Cilacap sebagai sampel diwajibkan untuk mengikuti program latihan bench press dan tes kemampuan tolak peluru setelah program latihan beban selesai. Dengan tujuan agar dapat diketahui pengaruh mana diantara kedua macam program latihan beban, yaitu program latihan bench press sudut 45° atau program latihan bench press sudut 135° yang lebih baik hasilnya, terhadap peningkatan prestasi tolak peluru, setelah menjalankan latihan beban terhadap otot-otot bahu dan lengan.

2.1.4 Pengertian Latihan Bench Press

a. Latihan

Banyak pengertian arti dari istilah latihan. Para ahli di bidang olahraga yang telah menyampaikan pengertian tentang latihan. Dalam olahraga “latihan” atau “training” dapat di artikan sebagai: “suatu proses penyesuaian tubuh terhadap tuntutan kerja yang lebih berat dalam mempersiapkan diri menghadapi situasi pertandingan dan meningkatkan keterampilan, skill atlet untuk nomor-nomor tertentu atau cabang olahraga tertentu” Basuki, Sunaryo. 1979:13. Latihan adalah merupakan aktivitas olahraga yang sistematik dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual, yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan Bompa, Tudor O. 1986:4. Pendapat yang lain menyatakan bahwa latihan adalah proses penyempurnaan fisik dan mental atlet secara sistematis untuk mencapai mutu maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental secara teratur, terarah, meningkat, dan berulang-ulang waktunya H.P, Suharno. 1985:7. Seorang pelatih atau atlet dalam mengerjakan latihan harus berpegang teguh kepada prinsip-prinsip latihan. Hal ini sangat penting demi tercapainya tujuan latihan baik bagi pelatih maupun atlet. Selanjutnya dikatakan bahwa latihan adalah suatu proses atau dinyatakan dengan kata lain periode waktu yang berlangsung selama beberapa tahun sampai olahragawan atau olahragawati tersebut mencapai standar penampilan yang tinggi Nossek, Joseph. 1982:13. Nossek, Joseph 1982:12 yang memodifikasi istilah latihan menyatakan bahwa latihan adalah suatu proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, khususnya prinsip-prinsip yang bersifat paedagogis. Proses ini yang direncanakan dan sistematis, meningkatkan kesiapan untuk tampil dari seorang olahragawan atau olahragawati. Prestasi olahraga sekarang ini menjadi ciri khusus tujuan utama serta merupakan tolok ukur keberhasilan pembinaan olahraga. Untuk mencapai prestasi olahraga yang baik diperlukan sistem pembinaan olahraga yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam pembinaaan prestasi olahraga, latihan yang merupakan proses persiapan bagi para atlet menuju ke arah tingkat keterampilan yang paling tinggi perlu direncanakan secara matang. Agar tugas pokok latihan tersebut mencapai sasaran yang dikehendaki, ada faktor-faktor latihan dasar yang dipadukan dalam suatu program latihan secara keseluruhan. Faktor-faktor latihan tersebut meliputi latihan fisik, teknik, taktik, dan psikis yang dilakukan secara teoritik maupun praktik. Faktor-faktor latihan tersebut berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya, dan agar persiapan menuju prestasi puncak dapat dicapai dengan tepat, latihan fisik dan teknik yang lebih kompleks perlu mendapat prioritas yang harus didahulukan dibanding faktor-faktor lainnya. Latihan yang modern harus secara hati-hati direncanakan. Sebuah rencana latihan mencakup semua tindakan yang diperlukan untuk mencapai sasaran-sasaran latihan. Ada rencana jenis jangka pendek, jangka menengah, dan rencana jangka panjang. Rencana- rencana latihan demikian disusun khusus untuk satu sesi latihan mingguan, bulanan, tahunan, dan jangka waktu yang lebih panjang.

b. Intensitas Latihan

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25