Latar Belakang Masalah PENGARUH LATIHAN BENCH PRESS DAN BERAT BADAN TERHADAP HASIL TOLAK PELURU GAYA O’BRIEN PADA PESERTA DIDIK PUTRA KELAS II SMK NEGERI 1 WANAREJA KABUPATEN CILACAP TAHUN PELAJARAN 2006/2007.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran, dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai sikap- mental-spiritual-sosial, dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Dengan Pendidikan Jasmani peserta didik akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat, dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain- lain serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik- metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pembelajaran Depdiknas. 2003:5-6. Salah satu tujuan Pendidikan Jasmani adalah meningkatkan keterampilan gerak dasar dalam berbagai cabang olahraga. Pendidikan Jasmani dalam pelaksanaannya dibedakan ke dalam 2 program, yaitu: 1 program kurikuler, yang lebih menekankan pada perbaikan gerak dasar dan pengenalan keterampilan dasar cabang-cabang olahraga, 2 program ekstrakurikuler, diperuntukkan bagi peserta didik yang ingin mengembangkan bakat dan kegemarannya dalam cabang olahraga. Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar dalam atletik yang diajarkan dalam program kurikuler dan dikembangkan untuk program ekstrakurikuler mulai dari tingkat SLTP sampai SMUSMK. Dari hasil pembinaan para atlet tolak peluru tingkat pelajar yang telah dilakukan sampai saat ini baik melalui program ekstrakurikuler maupun pembinaan atlet usia dini, khususnya di Kabupaten Cilacap ternyata belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang dicapai atlet-atlet Kabupaten Cilacap bila dibandingkan dengan hasil POPDA Jateng, ternyata prestasinya masih jauh dibanding atlet dari daerah lain. Ketertinggalan atlet-atlet tersebut di nomor tolak peluru dapat digambarkan dengan melihat hasil tolak peluru pada POPDA 2006 lihat tabel 1. Tabel 1. Hasil Tolak Peluru POPDA Kabupaten Cilacap dan Jateng 2006 Sumber: Laporan Pekan Olahraga Pelajar Daerah POPDA 2006. Binmudora Depdiknas Kabupaten Cilacap dan Laporan Pekan Olahraga Pelajar Daerah POPDA Jawa Tengah XII 2006. Koni Propinsi Jawa Tengah. Gambaran yang dihasilkan oleh atlet tingkat pelajar dari Kabupaten Cilacap pada nomor tolak peluru yang belum mampu bersaing dengan atlet No. Nama Kabupaten LP Prestasi Juara 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Dika Shodikun Gilas Saga Sri Lestari Yuliana R Almayanti Arif Wibowo Suranto Angga Haris Ikewati Puji Astuti Ayu Pramiswari Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Cilacap Karanganyar Sukoharjo Semarang Pekalongan Kendal Semarang L L L P P P L L L P P P 8,55 meter 8,52 meter 8,24 meter 7,05 meter 6,38 meter 6,27 meter 12,33 meter 11,72 meter 11,67 meter 9,45 meter 8,81 meter 8,47 meter I II III I II III I II III I II III dari daerah lain tersebut, tentu perlu dicermati oleh semua pihak yang terkait dalam pembinaan olahraga di Kabupaten Cilacap untuk mencari jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Menurut H.P, Suharno 1985:2-3 ada banyak unsur penentu prestasi olahraga diantaranya adalah: 1 Keterampilan dan teknik-teknik yang diperlukan, dikembangkan, dikuasai dan dimantapkan atau diotomatisasikan, 2 Kemampuan-kemampuan yang didasarkan pengaturan gerak badan, 3 Tingkah laku yang memadai untuk situasi sportif tertentu, misalnya: perubahan kompetitif, atau kondisi latihan, ketegangan, kekalahan, dan sebagainya, 4 Pengembangan strategi-strategi atau taktik, 5 Kualitas tingkah laku afektif, kognitif, dan sosial. Pendapat yang lain menyatakan bahwa faktor-faktor penentu pencapaian prestasi maksimal adalah faktor endogen, yang terdiri dari: 1 Kesehatan fisik dan mental yang baik, 2 Bentuk tubuh, proporsi tubuh selaras dengan macam cabang olahraga yang diikutinya, 3 Kondisi fisik dan kemampuan fisik yang meliputi kekuatan,daya tahan kecepatan, kelincahan, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, ketepatan, power, reaksi, dan stamina, 4 Penguasaan teknik yang sempurna, 5 Menguasai masalah-masalah taktik, pola-pola, sistem-sistem, dan tipe-tipe permainan, 6 Memiliki aspek kejiwaan dan kepribadian yang baik, 7 Memiliki kematangan juara. Bentuk tubuh seseorang merupakan wujud dari perpaduan antara tinggi badan, berat badan, serta berbagai ukuran anthropometrik lainnya yang ada pada diri seseorang. Variasi dari ukuran-ukuran bagian tubuh akan membentuk kecenderungan tipe bentuk tubuh. Pencapaian prestasi yang baik di suatu cabang olahraga ada hubungannya dengan tipe tubuh. Tipe tubuh tertentu cenderung cocok untuk mencapai prestasi di cabang olahraga tertentu. Hal ini disebabkan karena tipe tubuh tertentu mempunyai sifat kemampuan tertentu, sedangkan setiap cabang olahraga juga mempunyai sifat tertentu yang memerlukan sifat kemampuan tertentu pula agar bisa menguasai dengan baik. Tipe tubuh yang mendekati tipe mesomorph baik untuk mencapai prestasi pada cabang olahraga berat seperti tolak peluru, tipe tubuh yang mendekati tipe ectomorph baik untuk lari marathon, tipe tubuh yang berada antara tipe mesomorph dan endomorph baik untuk renang jarak jauh, dan sebagainya Sugiyanto dan Sudjarwo. 1991:109- 110. Dari beberapa faktor penentu prestasi tersebut, faktor fisik merupakan salah satu faktor penting dan mutlak untuk dikembangkan secara optimal pada diri setiap atlet, termasuk atlet tolak peluru. Karena tanpa kondisi fisik yang prima sulit bagi atlet untuk berprestasi secara maksimal. Dalam pengembangan kondisi fisik atlet tolak peluru belum banyak pilihan metode latihan yang digunakan, khususnya dalam pengembangan power yang diperlukan. Pelatih di daerah dalam penyusunan program latihannya pada umumnya masih didasarkan pada pengalaman semata pada saat menjadi atlet, belum sampai pada tahapan mencari tahu informasi apa yang tepat untuk metode latihan yang sesuai dengan kondisi atletnya. Selain itu pembinaan olahraga prestasi di daerah terkesan berjalan sangat lamban bahkan cenderung tak berkembang, karena belum diterapkan pengembangan olahraga melalui pendekatan ilmiah. Hal ini dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang ada di Depdiknas daerah, yang pada umumnya masih sangat kurang. Program olahraga ekstrakurikuler di sekolah bagi peserta didik pada umumya belum menunjukkan suatu program yang diatur secara rapi dan terpisah. Penyebabnya mungkin adalah karena kurang didukungnya sarana dan prasarana yang memadai dan waktu pelaksanaan yang terbatas. Selain itu program latihan yang dibuat oleh guru Pendidikan Jasmani belum seluruhnya mengacu pada informasi ilmiah. Dengan melihat kenyataan tersebut, jelas akan terus mengalami kesulitan untuk menghasilkan calon atlet yang potensial bila tidak segera dicarikan jalan keluarnya, terutama yang terkait dengan pembinaan kondisi atlet. Power adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa daya otot power = kekuatan force X kecepatan velocity. Seperti dalam lompat tinggi, tolak peluru serta gerak lain yang bersifat eksplusif Sajoto, M. 1995:8-9. Tenaga ledak otot muscular power adalah kualitas yang memungkinkan otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik secara eksplosif. Penggunaan tenaga oleh otot atau sekelompok otot secara eksplosif berlangsung dalam kondisi dinamis. Ii terjadi pada melemparkan benda, pemindahan tempat atau sebagian atau seluruh tubuh, dan sebagainya. Intensitas konyraksi otot tergantung kepada pengerahan sebanyak mungkin ”motor unit” serta kepada volume otot. Dengan kata lain: kekuatan yang lebih besar memungkinkan terjadinya kerja lebih banyak dalam setiap satuan waktu. Kecuali itu produksi kerja otot secara eksplosif menambahkan satu unsur baru, yaitu hubungan antara otot dengan sistem saraf, maka penentu-penentu tenaga-ledak otot muscular power adalah kekuatan otot dan kecepatan rangsang saraf serta kecepatan kontraksi otot Bouchard, Claude; Brunelle, Jean dan Godbout, Paul. 1975:34. Dalam kelompok olahraga yang berciri power kita masukkan nomor atau cabang olahraga yang menuntut kemampuan menimbulkan akselerasi besar pada suatu massa, kerapkali melawan gaya tarik bumi Bouchard, Claude; Brunelle, Jean dan Godbout, Paul. 1975:94. Dalam kelompok olahraga power ini sekali lagi dinyatakan meliputi nomor atau cabang olahraga yang memerlukan kapasitas mengakselerasi serta memasukkan kecepatan dalam suatu lintasan yang sepanjang mungkin, kepada berbagai macam benda. Walaupun teknik mengakselerasi benda tersebut berbeda-beda dalam nomor-nomor lempar terbagi dalam akselerasi linear pada tolak peluru dan lempar lembing, serta akselerasi melingkar atau sentrifugal pada lempar cakram dan lontar martil, harus tetap diingat bahwa semua jenis tersebut menuntut kapasitas meluncurkan benda secepat mungkin ke dalam suatu parabola yang paling menguntungkan. Kegiatan yang memerlukan power juga meliputi nomor dimana massa yang terkena itu adalah badan olahragawan itu sendiri. Maka prestasi yang bagus berkaitan dengan kapasitas untuk meluncurkan badan atlet melalui gerakan-gerakan yang efisien ke dalam jalan trajectory yang sebesar mungkin. Perlu ditekankan bahwa kelompok olahraga yang memerlukan power ini tidak merangsang kapasitas anaerobik karena tanpa hutang oksigen atau kapasitas aerobik, karena sistem transportasi baru terpakai dalam mengembalikan hutang pada akhir kegiatan. Sebenarnya ”bahan bakar” yang diperlukan dalam olahraga kelompok ini telah ada di otot sehingga tidak memerlukan pelibatan sistem penyaluran energi lain Bouchard, Claude; Brunelle, Jean dan Godbout, Paul. 1975:95. Dengan melihat karakter komponen kondisi fisik yang diperlukan seorang petolak peluru adalah power otot tersebut, maka dalam pemilihan metode latihan tentu harus disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu metode latihan yang dapat mengembangkan kekuatan dan kecepatan secara bersama- sama. Menurut Sajoto, M 1993:10 dinyatakan bahwa perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan yang disebut sebagai power adalah faktor utama dalam pelaksanaan segala macam keterampilan gerak berbagai macam keterampilan olahraga. Walaupun power terdiri dari komponen kekuatan dan kecepatan, pendekatan yang paling baik untuk meningkatkan power tersebut adalah dengan meningkatkan kekuatan otot. Program latihan peningkatan kekuatan otot yang paling efektif adalah program latihan dengan memakai beban atau “Weight Training Program” Sajoto, M. 1995:30. Program latihan berbeban dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus. Misalnya pengembangan kekuatan adalah khusus bukan hanya bagi kelompok otot tertentu yang dilatih, tetapi juga terhadap pola gerakan yang dihasilkannya. Dengan kata lain latihan berbeban adalah juga latihan keterampilan motorik khusus. Ini berarti bahwa latihan peningkatan kekuatan hendaknya melibatkan gerakan yang langsung menuju nomor-nomor gerakan cabang olahraga yang bersangkutan Sajoto, M. 1995:32-33. Dari berbagai masalah-masalah yang dihadapi dalam pembinaan prestasi olahraga, yang antara lain adalah masih terbatasnya bentuk-bentuk latihan yang digunakan pelatih, maka tampaknya perlu diupayakan untuk mencari alternatif bentuk latihan yang lebih efektif dan efisien. Untuk mengembangkan power otot lengan bagi seorang atlet tolak peluru dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan menggunakan latihan beban. Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang: 1 pengaruh latihan beban, ada dua taraf, yaitu latihan beban bench press sudut 45° dan latihan beban bench press sudut 135°, 2 pengaruh berat badan, ada dua taraf, yaitu: berat badan normal kurus dan berat badan normal gemuk, 3 interaksi antara latihan beban bench press dan berat badan terhadap hasil belajar tolak peluru gaya O’Brien.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25