2.2.3 Kerangka Teori Interaksi Antara Latihan Bench Press dan Berat
Badan terhadap Hasil Tolak Peluru
Latihan fisik merupakan latihan yang sangat penting dan perlu mendapatkan prioritas utama di banding persiapan lainnya Bompa,
Tudor O. 1986:35. Tujuan utama latihan bench press adalah untuk meningkatkan power otot-otot bahu, lengan, dan dada. Hal ini sesuai
dengan pendapat Ballesteros, J.M 1979:68 yang menyatakan bahwa latihan bench press merupakan salah satu bentuk latihan dari beberapa
bentuk latihan beban yang sangat penting untuk power otot bahu, lengan, dan dada dalam menolak dalam nomor tolak peluru. Masih sama
dengan pendapat Ballesteros, J.M adalah Basuki, Sunaryo yang mengemukakan latihan untuk power otot-otot lengan, bahu, dan dada
diantaranya adalah berbaring terlentang, barbel dipegang dengan telapak tangan menghadap ke atas di muka dada. Angkat barbel ke atas, lalu
kembali turun angkatan press Basuki, Sunaryo. 1979:19-20. Struktur dan postur tubuh termasuk di dalamnya ukuran tinggi dan panjang
tubuh, ukuran besar, lebar, dan berat badan serta bentuk tubuh merupakan faktor penentu pencapaian prestasi dalam olahraga Sajoto,
M. 1995:3. Pengalaman-pengalaman olahraga prestasi menyatakan bahwa faktor-faktor yang sangat mempengaruhi hasil prestasi yang akan
dicapai oleh olahragawan adalah sebagai berikut: 1 Kondisi kesehatan, 2 Bentuk tubuh, 3 Nilai-nilai psychis, 4 Kesegaran jasmani
keseluruhan general physical fitness, 5 Efisiensi teknik, 6 Kapasitas khas dari alat-alat tubuh specific capacity of the organism , 7
Kecakapan taktiksiasat, 8 Pengalaman bertanding Siregar, M.F. 1982:3.
Sajoto, M 1995:2-3 menyatakan bahwa struktur dan postur tubuh, termasuk ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar,
dan berat badan serta bentuk tubuh merupakan salah satu faktor penentu pencapaian prestasi dalam olahraga. Dengan demikian berat tubuh
sangat dibutuhkan dalam olahraga berat seperti tolak peluru, karena dengan berat badan disitulah ditentukan jumlah massa tubuh yang
terdiri dari tulang, otot, lemak, jaringan, dan lain-lain. Semakin besar tulang, kuatnya otot-otot yang diperlukan semakin cemerlang pula
prestasi olahraga khususnya olahraga yang membutuhkan kekuatan. Sebagaimana diutarakan Syaifuddin, Aip 1992:145 bahwa persyaratan
untuk menjadi seorang pelempar umumnya dan seorang penolak peluru yang baik, antara lain sebagai berikut: a harus memiliki pemahaman
dan penguasaan terhadap prosedur gerakan untuk melakukan tolak peluru, serta konsep cara untuk melakukannya, b harus memiliki
power, daya ledak, kecepatan, daya tahan, kelentukan, dan koordinasi gerakan, c harus memiliki badan yang tinggi dan besar, serta lincah
dalam melakukan gerakan, d harus memiliki semangat yang besar untuk selalu melakukan latihan secara teratur dan terus menerus.
Interaksi adalah kerjasama saling mempengaruhi dua variabel bebas atau lebih dalam mempengaruhi variabel terikat Kerlinger, Fred
N. 2000:398. Dalam banyak penelitian, kita sering terlibat dengan
lebih dari satu macam variabel bebas yang memberikan efek, pengaruh, atau akibat pada variabel tak bebas atau variabel respon yang hasilnya
ingin diketahui. Bisa juga kita berhadapan dengan variabel respon yang nilainya berubah-ubah dikarenakan efek variabel bebas dengan nilai
yang berubah-ubah pula. Untuk keperluan disain, variabel bebas akan dinamakan faktor
dan nilai-nilai atau klasifikasi-klasifikasi dari pada sebuah faktor dinamakan taraf faktor Sudjana. 1982:13. Antara faktor-faktor yang
memberikan efek pada variabel respon, bias bebas atau indipenden satu sama lain atau bias pada umumnya demikian interdipenden, sehingga
akan terjadi interaksi diantara faktor-faktor Sudjana. 1982:14. Lihat contoh grafik yang menunjukkan terjadinya interaksi diantara faktor-
faktor pada gambar 17 halaman 70. Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa latihan bench press sudut 135° akan memberi
pengaruh yang lebih besar daripada latihan bench press sudut 45° terhadap hasil tolak peluru gaya O’Brien, begitu pula berat badan
normal gemuk akan memberi pengaruh yang lebih besar daripada berat badan normal kurus terhadap hasil tolak peluru gaya O’Brien, sehingga
tidak terjadi interaksi perubahan dua variabel bebas atau lebih dalam mempengaruhi suatu variabel terikat. Lihat contoh grafik yang
menunjukkan tidak terdapat interaksi diantara faktor-faktor pada gambar 18 halaman 71.
Hasil tolak peluru meter Hasil tolak peluru meter
7,36 7,36
7,34 7,34
7,32 7,32
7,30 7,30
7,28 7,28
7,26 7,26
7,24 A1 B2 7,24
7,22 7,22
7,20 7,20
7,18 7,18
7,16 7,16
7,14 B1 A2 7,14
7,12 7,12
7,10 7,10
7,08 7,08
7,06 7,06
7,04 7,04
A1 Bench press sudut 45° A2 Bench press sudut 135°
B1 Berat badan normal kurus B2 Berat badan normal gemuk
Gambar 17. Grafik yang Menunjukkan Bahwa ”Terdapat Interaksi antara Latihan Bench Press A dan Berat Badan B terhadap Hasil
Tolak Peluru Gaya O’Brien”.
Latihan bench press dan berat badan merupakan variabel bebas faktor. Latihan bench press mempunyai taraf faktor yaitu latihan
bench press sudut 45° dan sudut 135°. Sedangkan berat badan mempunyai taraf faktor yaitu berat badan normal kurus dan berat badan
normal gemuk Apabila dalam grafik tampak sejajar tidak bias atau hampir sejajar hampir bias, maka dapat dibuat kesimpulan tidak terjadi
interaksi antara faktor. Secara umum interaksi didefinisikan sebagai berikut: apabila perubahan dalam sebuah faktor mengakibatkan
perubahan nilai variabel respon, yang berbeda pada taraf untuk faktor lainnya. Maka antara kedua faktor itu terjadi interaksi Sudjana.
1995:111.
Hasil tolak peluru meter Hasil tolak peluru meter
7,36 7,36
7,34 7,34
7,32 A2 7,32
7,30 7,30
7,28 7,28
7,26 7,26
7,24 7,24
7,22 B2 7,22
7,20 A1 7,20
7,18 7,18
7,16 7,16
7,14 7,14
7,12 7,12
7,10 B1 7,10
7,08 7,08
7,06 7,06
7,04 7,04
A1 Bench press sudut 45° A2 Bench press sudut 135°
B1 Berat badan normal kurus B2 Berat badan normal gemuk
Gambar 18. Grafik yang Menunjukkan Bahwa ”Tidak Terdapat Interaksi antara Latihan Bench Press A dan Berat Badan B terhadap
Hasil Tolak Peluru Gaya O’Brien”.
2.3 Rumusan Hipotesis