Identifikasi Penyebab Downtime Sistem Perawatan Mesin Electric

5.2.3. Langkah-langkah Analisis Waktu Antar Kerusakan Menggunakan

Metode Failure Finding Interval FFI

5.2.3.1. Rekapitulasi Data Kerusakan Electric Motor di Area Fiberline

Adapun data kerusakan electric motor di area fiberline yang ditinjau adalah data kerusakan selama 1 tahun yang terjadi pada tahun 2011. Electric motor merupakan mesin penggerak utama mesin-mesin pada proses produksi PT. Riau Pulp anak perusahaan dari PT. Riau Andalan Pulp and Paper khususnya di area Fiberline. Kerusakan yang terjadi pada mesin produksi electric motor mengakibatkan dampak buruk bagi perusahaan dimana jadwal produksi dan kegiatan produksi perusahaan menjadi tertunda dan mengakibatkan lose cook kehilangan proses masak. Lose cook akan mengakibatkan tingkat produktivitas produksi menjadi rendah. Karena 1 kali proses cook yang berkisar antara 3-4 jam akan menghasilkan 70 ton pulp. Semakin lama total waktu kerusakan maka semakin banyak kehilangan kesempatan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari area fiberline 421 sebagai berikut. Total kerusakan area 421 selama tahun 2011 adalah 63 jam Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 70 ton pulp adalah 4 jam Harga 1 ton pulp berkisar adalah 700. Kalau harga 1 = Rp 9.500 , maka harga 1 ton dalam rupiah adalah : 700 x 9.500 = Rp 6.650.000 Biaya kehilangan 4 jam adalah 70 x Rp 6.650.000 = Rp 465.500.000 Jadi, biaya kehilangan yang dialami perusahaan apabila terjadi kerusakan 63 jam selama 1 tahun adalah 63 : 4 = 15.75 x Rp 465.500.000 = Rp 7.331.625.000 Rekapitulasi kerusakan electric motor dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut. No Area FREK kerusakan Total Kerusakan Jam Kehilangan Biaya karena Kerusakan 1 411 15 51 Rp5.935.125.000 2 412 6 18,5 Rp2.152.937.500 3 413 3 13,5 Rp1.571.062.500 4 421 19 63 Rp7.331.625.000 5 422 11 41 Rp4.771.375.000 6 423 8 29 Rp3.374.875.000 7 431 11 49,5 Rp5.760.562.500 8 432 1 4 Rp 465.500.000 9 433 9 32 Rp3.724.000.000 Total 83 301,5 Rp35.087.062.500 Sumber : Hasil Pengolahan Data Untuk menentukan area Fiberline yang kehilangan biaya tertinggi digunakan Pareto Diagram. Dengan Pareto Diagram ditentukan area Fiberline yang menjadi bahan observasi dalam penelitian ini. Pareto Diagram yang digunakan menggunakan aturan 80:20. Sebelum Pareto Diagram dibuat, maka data kehilangan biaya setiap area Fiberline diurutkan dari yang terbesar hingga kehilangan biaya yang terkecil. Rekapitulasi kehilangan biaya yang telah diurutkan dapat dilihat pada Tabel 5.12 berikut. Tabel 5.12. Persentase Kumulatif Pareto Diagram di Fiberline Pada Tahun 2011 Area FREK kerusakan Persentase FREK kerusakan Persentase kumulatif Kehilangan Biaya karena Kerusakn Persentase Kehilangan Biaya Persentase kumulatif 421 19 0,1111 11,11 Rp7.331.625.000 0.2090 20.90 411 15 0,1111 22,22 Rp5.935.125.000 0.1692 37.81 431 11 0,1111 33,33 Rp5.760.562.500 0.1642 54.23 422 11 0,1111 44,44 Rp4.771.375.000 0.1360 67.83 433 9 0,1111 55,56 Rp3.724.000.000 0.1061 78.44 423 8 0,1111 66,67 Rp3.374.875.000 0.0962 88.06 412 6 0,1111 77,78 Rp2.152.937.500 0.0614 94.20 413 3 0,1111 88,89 Rp1.571.062.500 0.0448 98.67 432 1 0,1111 100,00 Rp 465.500.000 0.0133 100.00 Total 83 1 Rp35.087.062.500 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data Dari Tabel 5.12 diatas dibuat Pareto Diagram untuk menentukan area Fiberline yang akan diobservasi. Adapun Pareto Diagram dari data kehilangan biaya setiap area Fiberline dapat dilihat pada gambar 5.2. berikut. Gambar 5.2. Diagram Pareto Kehilangan Biaya Setiap Area di Fiberline