Kebijakan Perawatan Mesin Sekarang

5.2.2. Identifikasi Penyebab Downtime Sistem Perawatan Mesin Electric

Motor Sekarang Berikut ini akan dilakukan identifikasi penyebab relatif tingginya downtime mesin electric motor fiberline area yang terjadi pada sistem perawatan sekarang dengan menggunakan Cause and Effect Diagram Fishbone Diagram. Identifikasi ini bertujuan untuk mencari tahu penyebab detail yang mengakibatkan relatif tingginya downtime perusahaan. Faktor yang mungkin menjadi penyebab masalah adalah manusia, mesin, materialperalatan dan lingkungan. Untuk dapat mengidentifikasi lebih detail penyebab masalah tersebut, maka digunakan pertanyaan “Mengapa Terjadi?” sehingga dapat diperoleh akar atau sumber penyebab masalah dalam bentuk level yang diyakini merupakan akar masalah yang ingin dipecahkan 9 Tabel 5.10. Identifikasi Penyebab Tingginya Downtime Sistem Perawatan Mesin Sekarang . Faktor Umum Mengapa Terjadi ? Level 1 Level 2 level 3 Manpower personel Ketelitian dan kepedulian operator dalam menjaga fungsi mesin masih rendah Pemahaman operator terhadap operasi dan fungsi serta kegagalan mesin rendah Komunikasi prosedur perawatan mesin dengan operator per shift belum baik Methods prosedur Metode perawatan bersifat Preventif maintenance yang didalamnya masih ada corrective maintenance Tindakan pemeliharaan mesin komponen kurang memadai Jadwal pergantian mesinkomponen ataupun jadwal preventive maintenance tidak ada Machines Kerusakan mesinperalatan Umur mesin dan peralatan sudah tua Belum efektif scheduled maintenance dan operating procedure Environment Suhu tinggi Saluran udara kurang efektif Pertukaran panas konveksi tidak seimbang Sumber : Hasil Observasi dan Wawancara di PT. RAPP 9 Dorothea Wahyuni, Pengendalian Kualitas Statistik. Hal 19-21. Berdasarkan hasil identifikasi penyebab relatif tingginya downtime pada Tabel 5.10, maka digambarkan diagram sebab akibat cause and effect diagram yang dapat dilihat pada Gambar 5.1. Relatif tingginya tingkat downtime Lingkungan Metode Mesinperalatan Manusia Suhu tinggi Saluran udara kurang efektif Pertukaran panas konveksi tidak seimbang Metode perawatan bersifat preventive maintenance dimana didalamnya masih bersifat corretive maintenance Prosedur Pearawatan Kurang Memadai Jadwal pergantian mesin komponen tidak ada Ketelitian dan kepedulian operator dalam menjaga fungsi mesin masih rendah Komunikasi prosedur perawatan mesin dengan operator per shift belum baik Pemahaman operator terhadap operasi dan fungsi serta kegagalan mesin rendah Kerusakan mesinperalatan Umur mesin dan peralatan sudah tua Belum efektif scheduled maintenance dan operating procedure Gambar 5.1. Cause and Effect Diagram Penyebab Relatif Tingginya Tingkat Downtime Sistem Perawatan Sekarang Melalui diagram sebab akibat cause and effect diagram di atas, dapat dilihat bahwa akar masalah dari relatif tingginya downtime perusahaan adalah belum efektifnya jadwal pergantian komponen ataupun jadwal preventive maintenance faktor ini dominan mempengaruhi level 1, 2, dan 3. Tidak adanya jadwal pergantian komponen ataupun jadwal preventive maintenance mengakibatkan sumber daya tidak dipersiapkan dengan baik ketika terjadi kerusakan. Hal ini mengakibatkan munculnya waktu delay pada tindakan perawatan.

5.2.3. Langkah-langkah Analisis Waktu Antar Kerusakan Menggunakan

Metode Failure Finding Interval FFI

5.2.3.1. Rekapitulasi Data Kerusakan Electric Motor di Area Fiberline

Adapun data kerusakan electric motor di area fiberline yang ditinjau adalah data kerusakan selama 1 tahun yang terjadi pada tahun 2011. Electric motor merupakan mesin penggerak utama mesin-mesin pada proses produksi PT. Riau Pulp anak perusahaan dari PT. Riau Andalan Pulp and Paper khususnya di area Fiberline. Kerusakan yang terjadi pada mesin produksi electric motor mengakibatkan dampak buruk bagi perusahaan dimana jadwal produksi dan kegiatan produksi perusahaan menjadi tertunda dan mengakibatkan lose cook kehilangan proses masak. Lose cook akan mengakibatkan tingkat produktivitas produksi menjadi rendah. Karena 1 kali proses cook yang berkisar antara 3-4 jam akan menghasilkan 70 ton pulp. Semakin lama total waktu kerusakan maka semakin banyak kehilangan kesempatan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari area fiberline 421 sebagai berikut. Total kerusakan area 421 selama tahun 2011 adalah 63 jam Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan 70 ton pulp adalah 4 jam Harga 1 ton pulp berkisar adalah 700. Kalau harga 1 = Rp 9.500 , maka harga 1 ton dalam rupiah adalah : 700 x 9.500 = Rp 6.650.000 Biaya kehilangan 4 jam adalah 70 x Rp 6.650.000 = Rp 465.500.000 Jadi, biaya kehilangan yang dialami perusahaan apabila terjadi kerusakan 63 jam selama 1 tahun adalah 63 : 4 = 15.75 x Rp 465.500.000 = Rp 7.331.625.000