sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan, 3 dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, 4 menulisannya harus jelas dan ringkas serta
menggunakan istilah yang baku, 5 sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan, 6 setiap pencatatan harus mencantumkan inisial paraf nama
perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya, 7 menggunakan formulir yang baku, 8 disimpan sesuai dengan pengaturan yang berlaku.
4. Model Asuhan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, model asuhan keperawatan yang yang lazim dipakai meliputi metode kasus, metode fungsional, tim keperawatan,
keperawatan primer dan sistem manajemen kasus Kozier Erb, 1990 dikutip dari Priharjo R, 1995.
1. Metode kasus
Disebut juga sebagai perawatan total total care yang merupakan metode paling awal. Pada metode ini seorang perawat bertanggung jawab untuk
memberikan perawatan pada sejumlah pasien dalam waktu 8-12 jam setiap shift. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda pada setiap pergantian shift,
metode ini banyak dipakai pada keadaan kurang tenaga perawat. Jalan keluarnya adalah dengan merekrut tenaga perawat yang baru.
2. Metode fungsional
Sistem tugas mengacu pada ilmu manajemen dalam bidang administrasi bisnis yang berfokus pada tugas yang harus diselesaikan. Perawat dengan
pendidikan kurang akan melakukan tindakan yang lebih ringan dibandingkan dengan perawatan profesional. Dalam model ini dibutuhkan pembagian tugas job
Universitas Sumatera Utara
description, prosedur, kebijakan dan alur komunikasi yang jelas. Metode ini cukup ekonomis dan efisien serta mengarahkan pemusatan pengendalian.
Kelemahan dari metode ini adalah munculnya fragmentasi keperawatan dimana pasien menerima perawatan dari berbagai kategori tenaga keperawatan.
Skema 1 : Sistem pemberian asuhan keperawatan Fungsional
3. Metode tim
Metode ini dirancang oleh Elanor Lambertson pada tahun 1950-an yang digunakan untuk mengatasi fragmentasi dari metode orientasi pada tugas dan
memenuhi peningkatan tuntutan kebutuhan perawat profesional yang muncul karena kemajuan teknologi, kesehatan dan peralatan. Tim keperawatan terdiri dari
perawat profesional registered nursing, perawat praktis yang mendapat izin serta pembantu perawat. Tim bertanggung jawab dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada sejumlah pasien selama 8-12 jam. Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota dimotivasi untuk
belajar Nursalam, 2002.
Kepala Ruangan
Pasien klien Perawat:
Injeksi Perawat:
Merawat luka Perawat:
Merawat Perawat:
Pengobatan
Universitas Sumatera Utara
Hal pokok yang harus diketahui adalah konfrensi tim yang dipimpin ketua tim, rencana asuhan keperawatan dan keterampilan kepemimpinan. Tujuan
metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua
personil adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi
tujuan asuhan keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim
untuk membantu menyusun dan memenuhi standar asuhan keperawatan Gillies, 1998.
Skema 2 : Sistem pemberian asuhan keperawatan Tim
4. Keperawatan Primer
Metode ini merupakan sistem dimana perawat bertanggung jawab selama 24 jam sehari, 7 hari minggu. Ini merupakan metode yang memberikan perawatan
secara komprehensif, individual dan konsisten. Metode keperawatan primer membutuhkan pengetahuan dan keterampilan manajemen. Perawat primer
Kepala Ruangan
Ketua Tim
Staf Perawat Pasien Klien
Ketua Tim Staf Perawat
Pasien Klien Ketua Tim
Staf Perawat Pasien Klien
Universitas Sumatera Utara
mempunyai tugas mengkaji dan membuat prioritas setiap kebutuhan pasien, mengidentifikasi diagnosa keperawatan, mengembangkan rencana keperawatan,
dan mengevaluasi keefektifan keperawatan. Sementara perawat lain memberikan tindakan keperawatan, perawat primer mengkoordinasikan keperawatan dan
menginformasikan tentang kesehatan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya. Keperawatan primer melibatkan semua aspek peran profesional termasuk
pendidikan kesehatan, advokasi, pembuatan keputusan dan kesinambungan perawatan. Perawat primer merupakan manejer garis terdepan bagi perawatan
pasien dengan akuntabilitas dan tanggung jawab yang menyertainya.
Skema 3 : Sistem pemberian keperawatan ”Primary Nursing”
5. Sistem Manejemen Kasus
Metode ini merupakan sistem pelayanan keperawatan, dimana para manajer kasus case manager bertanggung jawab terhadap muatan kasus pasien
selama dirawat. Para manejer dapat terkait dengan muatan kasus dalam beberapa cara seperti :
1 Dengan dokter dan pasien tertentu
2 Dengan pasien secara geografis berada dalam satu unit atau unit-unit
Dokter Kepala ruangan
Sarana RS
Perawat primer
PP pagi PP sore
PP malam
Universitas Sumatera Utara
3 Dengan mengadakan diagnosa
Metode ini mempertahankan filsafat keperawatan primer dan membutuhkan seorang sarjana keperawatan atau perawat dengan pendidikan tingkat master
untuk mengimplementasikan praktek keperawatan dengan budget yang tinggi.
Skema 4 : Sistem pemberian keperawatan Manajemen Kasus
6. Model Praktek Keperawatan Profesional MPKP
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan system
MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini, dan akan menentukan kualitas produksi jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak
memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan keperawatan dalam memenuhi
kepuasan klien tidak akan dapat terwujud. Unsur-unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu: 1 standar, 2 proses keperawatan, 3 pendidikan keperawatan, dan 4 system MAKP. Dalam menetapkan suatu model, maka keempat hal tersebut harus
menjadi bahan pertimbangan, karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kepala Ruangan
Staf Perawat PasienKlien
Staf Perawat Staf Perawat
PasienKlien PasienKlien
Universitas Sumatera Utara
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada klien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional. Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek, maka metode system pemberian asuhan
keperawatan harus efektif dan efisien. a.
Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Asuhan Keperawatan Profesional MAKP
Mc Laughin, Thomas, dan Barterm 1995 mengidentifikasi 8 model pemberian asuhan keperawatan, terapi model yang umum digunakan di rumah
sakit adalah Asuhan Keperawatan Total, keperawatan Tim, dan Keperawatan Primer. Tetapi, setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi
model untuk mengelola asuhan keperawatan berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan prasarana, dan kebijakan rumah sakit. Karena setiap
perubahan akan berakibat suatu stress, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
Marquis Huston, 1998:143. 1.
Sesuai dengan Visi dan Misi Institusi Dasar utama penentuan model pemberian asuhan keperawatan harus
didasarkan pada visi dan misi rumah sakit. 2.
Dapat diterapkannya Proses Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan Proses keperawatan merupakan unsure penting terhadap kesinambungan
asuhan keperawatan kepada pasien. Keberhasilan dalam asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh pendekatan proses keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
3. Efisien dan Efektif Penggunaan Biaya
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektivitas dalam kelancaran pelaksanaannya. Bagaimana pun baiknya suatu
model, tanpa ditunjang oleh biaya memadai, maka tidak akan didapat hasil yang sempurna.
4. Terpenuhinya Kepuasan Klien, Keluarga, dan Masyarakat
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu, model yang baik
adalah model asuhan keperawatan yang dapat menunjang kepuasan klien. 5.
Kepuasan Kinerja Perawat Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan
kinerja perawat. Model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan perawat, bukan justru menanbah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaannya.
6. Terlaksananya Komunikasi yang Adekuat antara Perawat dan Tim
Kesehatan Lainnya Komunikasi secara professional sesuai dengan lingkup tanggung jawab
merupakan dasar pertimbangan penentuan model. Model Asuhan Keperawatan diharapkan akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara
perawat dan tenaga kesehatatan lainnya. b.
Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional MAKP Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant Massey 1997 dan
Marquis Huston 1998
Universitas Sumatera Utara
Model Deskripsi
Penanggung Jawab
Fungsional • Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi
keperawatan • Perawat melaksanakan tugas tindakan
tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada • Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat
dalam pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia
kedua. Pada saat itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi misalnya, merawat luka keperawatan kepada
semua pasien di bangsal. Perawat yang
bertugas pada tindakan tertentu
Kasus • Berdasarkan pendekatan holistic dari filosofi
keperawatan • Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
dan observasi pada pasien tertentu • Rasio: 1:1 pasien-perawat.
• Setiap pasien dilimpahkan kepada semua perawat yang melayani seluruh kebutuhannya
pada saat mereka dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift,
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
umumnya dilaksanakan untuk perawatan khusus seperti: isolasi, intensive care.
Manager keperawatan
Tim • Berdasarkan pada kelompok filosofi
keperawatan • Enam-tujuh orang perawat professional dan
perawat associate bekerja sebagai suatu tim, disupervisi oleh ketua tim.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim group yang terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu
dalam satu group kecil yang saling membantu.
Ketua Tim
Primer • Berdasarkan pada tindakan yang
komprehensif dari filosofi keperawatan. • Perawat bertanggung jawab terhadap semua
Perawat Primer
Universitas Sumatera Utara
aspek asuhan keperawatan, dari hasil pengkajian kondisi pasien untuk
mengoordinasi asuhan keperawatan. • Rasio 1:4 1:5 perawat: pasien dan
penugasan metode kasus. Metode penugasan di mana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien,
mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek
kemandirian perawat, ada kejelasan antara si pembuat rencana asuhan dan pelaksana.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi
Asuhan Keperawatan selama pasien dirawat.
Tabel 1 . Jenis model asuhan keperawatan menurut Grant Massey 1997 dan
Marquis Huston 1998
c. Model Praktik Keperawatan Profesional MPKP
1. Pengertian MPKP
Suatu sistem struktur, proses dan nilai-nilai professional yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut Hoffart and Woods, 1996.
2. Lima Komponen dalam MPKP
1
Nilai-nilai professional yamg merupakan inti dari MPKP
2 Hubungan antar professional
3 Metode pemberian asuhan keperawatan
4 Pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan
keputusan 5
System kompensasi dan penghargaan
Universitas Sumatera Utara
3. Nilai-nilai Profesional MPKP
1 Nilai-nilai tentang penghargaan atas otonomi pasien
2 Penghargaan atas harkat dan martabat klien sebagai manusia
3 Melakukan yang baik bagi klien
4 Tidak merugikan klien
5 Komitmen pada pendidikan belajar secara berkelanjutan
Nilai-nilai harus terus ditingkatkan, diperlukan pemahaman dan komitmen perawat yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Sikap perawat untuk
terus belajar sehingga selalu dapat memberikan asuhan kepewatan sesuai perkembangan IPTEK.
4. Jenis MPKP
Menurut Ratna Sudarsono 2000, berdasarkan pengalaman mengembangkan MPKP dan masukan dari berbagai pihak perlu dipikirkan untuk
mengembangkan suatu MPKP yang disebut MPKP Pemula PKPP. Ada beberapa jenis MPKP, yaitu:
1 MPKP Tingkat Pemula
Merupakan tahap awal untuk menuju MPKP: a
Model ini mampu memberikan asuhan keperawatan professional tingkat pemula
b Pada model ini terdapat tiga komponen utama yaitu ketenagan
keperawatan, metode pemberia asuhan keperwatan dan dokumen asuhan keperawatan.
Universitas Sumatera Utara
2 MPKP Tingkat I
a Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan professional
tingkat 1 b
Diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan dan
dokumentasi asuhan keperawatan c
Metode pemberian asuhan keperawatan adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim disebut tim primer.
3 MPKP Tingkat II
a Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan professional
tingkat II b
Pada ketenagaan terdapat perawat kemampuan spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu
c Perawat spesialis berfungsi memberikan konsultasi tentang asuhan
keperawatan kepada perawat primer pada area spesialinya d
Melakukan dan memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan auhan keperawatan
e Jumlah perawat spesialis direncanakan 1:10
4 MPKP Tingkat III
a Perawat mampu memberikan asuhan keperawatan professional
tingkat III b
Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan doctor dalam keperawatan klinik
Universitas Sumatera Utara
c Berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing para perawat
melakukan riset serta memanfaatkan hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.
5. Struktur Organisasi MPKP