2. Diagnosa dan intervensi
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya dan menurunnya aliran darah ke daerah gangrene akibat adanya obstruksi pembuluh darah
Tujuan : mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.
Kriteria hasil : Denyut nadi perifer traba kuat dan regular, warna kulit sekitar luka tiadk pucatsianosis, kulit sekitar luka teraba hangat, odema
tidak terjadi dan luka tidak bertambah parah, sensorik dan motorik membaik.
INTERVENSI RASIONAL
1. Anjurkan pasien untuk
melakukan mobilisaasi. 2.
Tinggikan kkai sedikit lebih rendah dari jantung posisi
elevasi pada waktu istirahat, hindari penyilangan kaki,
hindari balutan ketat, hindari penggunaan bantal dibelakang
lutut dan sebagainya.
3. Hindari diet tinggi kolesterol,
teknik relaksasi, menghentikan kebiasaan merokok, dan
penggunaan obat vasokontriksi.
4. Kerja sama dengan tim
kesehatan lain dalam pemberian vasodilator, pemeriksaan gula
darah secara rutin dan terapi oksigen HBO
Meningkatkan sirkulasi darah Meningkatkan dan emlancarkan aliran
arah balik sehingga tidak terjadi odema.
Kolesterol tinggi dapat mempercepat terjadinya arterosklerosis, merokok
dapat menyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh arah, relaksasi
untuk mengurangi efek dari stress.
Pemberian vasodilator akan meningkatkan dilatasi pembuluh darah
sehingga perfusi jaringan dapat diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula
darah secara rutin dapat mengetahui perkembangan dan keadaan pasien,
HBO untuk memperbaiki oksigenasi daerah ulkusgangren.
Universitas Sumatera Utara
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dieresis osmotic dari
hipoglikemik, kehilangan gastric berlebihan diaremuntah, masukan dibatasi mual, kacau mental ditandai dengan poliuria, urine encer, kelemahan,
polidipsi haus, penurunan berat badan tiba-tiba, kulit kering, turgor kulit jelek, hipotensi, takikardi, CR lambat.
Tujuan : Kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria hasil : Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda- tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan CR
baik, haluaran urine tepat secar individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Pantau pola nafas seperti adanya
pernafasan Kusmaul atau
3. Pernafasan yang berbau keton
4. Kaji frekwensi dan kualitas
pernafasan, penggunaan otot bantu pernafasan
5. Pantau pemasukan dan
pengeluaran Hivopolemi dapat dimanifestasikan
oleh hipotensi dan takikardi Paru-paru mengeluarkan asam karbinat
melalui pernafasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis respiratori
terhadap keadaan ketoasidosis. Pernafasan yang berbau aseton
berhubungan dengan pemecahan asam asetoasetat.
Peningkatan kerja pernafasan, pernafasan dangkal, pernafasan cepat,
dan asidosis sebagai indikasi dari kelemahan pernafasan dan kehilangan
kompensasi terhadap asidosis.
Indicator tingkat dehidrasi atau volume sirkulasi yang adekuat.
Memberikan perkiraan kebutuhan cairan pengganti fungsi ginjal dan
keefektifan dari terapi yang diberikan.
Universitas Sumatera Utara
6. Pertahankan utnuk memberikan
cairan paling sedikit 2500mlhari dalam batas yang
dapat ditoleransi jantung
7. Berikan selimut kepada pasien
8. Kaji adanya perubahan
mentalsensori
9. Catat laporan seperti mual,
muntah, nyeri abdomen, distensi lambung.
10. Observasi adanya perasaan
kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan berat
badan, nadi tidak teratur, adanya distensi pada vaskuler.
Kolaborasi
11. Berikan terapi cairan sesuai
indikasi 12.
Pantau pemeriksaan laboratorium Ht, BUN?Kreatini,
Osmolalitas darah, Na, K.
13. Berikan bikarbonat jika pH 7
14. Pasang selang NGT dan lakukan
penghisapan sesuai dengan indikasi.
Mempertahankan hidrasivolume sirkulasi
Mencegah kehilangan cairan
Perubahan mental dapat berhubungan dengan glukosa yang tinggi atau
rendah.
Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung yang akan
menimbulkan mual muntah sehhingga berpotensi menimbulkan kekurangan
cairan dan elektrolit.
Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat mungkin sangat berpotensi
menimbulkan kelebihan beban cairan dan GJK
Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respon
pasien secara individual.
Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah.
Universitas Sumatera Utara
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketiakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipemetabolisme pelepasan hormone stress, epinefrin, dan hormone pertumbuhan ditandai
dengan masukan tidak adekuat, anoreksia, penurunan berat badan, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, diare.
Tujuan : kebutuhan psien terpenuhi
Kriteria hasil : mencerna jumlah kalori nutrient yang tepat, menunjukkan tingkat energi biasanya, berat badan stabil.
INTERVENSI RASIONAL
1. Timbang berat badan setiap
minggu 2.
Auskultasi bising usu.
3. Kaji nyeri abdomenperut
kembung, mualmuntah. 4.
Berikan diet sesuai indikasi
5. Kaji makanna yang
disukaitidak disukai pasiien. 6.
Pantau tanda-tanda hipoglikemi. Mengkaji pemasukan makanna yang
adekuat.
Hiperglikemi dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
dapat emnurunkan motilitas fungsi lambung
Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi
gastrointestinal baik.
Jika makanan yang disukai dapat dimasukkan dalam pencernaan
makanan, kerja sama ini dapat diupayakan setelah pulang.
Karena metabolism karbohidrat mulai terjadi dan sementara tetap diberikan
insulin maka hipoglikemi dapat terjadi.
Analisa gula darah di tempat tidur lebih akurat ari pda urine
Universitas Sumatera Utara
Kolaborasi
7. Lakukan pemeriksaan gula
darah melalui “finger stick” 8.
Pantau pemeriksaan laboratoriun seperti glukosa
darah, aseton, pH, dan HCO3.
9. Berikan pengobatan insulin
secara teratur. 10.
Berikan larutan glukosa seperti dekstrosa dan setengah saline
normal. Insulin regular memiliki awitan lebih
cepat dan akrenanya dengan cepat dapat membantu memindahkan glukosa
dalam sel.
Kadar glukosa dalam darah akan menjadi media terbaik bagi
pertumbuhan kuman sehingga dengan pemberian insulin dapat emnurunkan
kadar glukosa darah.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan
fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi, infeksi pernafasan, ISK Tujuan
: mencegah terjadinya sepsis Kriteria hasil : mencegahmenurunkan resiko infeksi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda-tanda infeksi dan
peradangan seperti demam, kemerahan, pus, sputum
purulen, urine berkabut dan kuning.
2. Pertahankan teknik steril pada
prosedur invasive. 3.
Berikan perawatan kulit secara teratur.
Pasien mungkin masuk dengan infeksi dengan keadaan ketoasidosis atau dapat
mengalami infeksi nasokomial.
Kadar glukosa dalam darah akan menjadi media terbaik bagi
pertumbuhan kuman. Sirkulasi perifer terganggu yang
Universitas Sumatera Utara
4. Atur posisi semi fowler pada
pasien 5.
Ajarkan pasien batuk efektif latihan nafas dalam jika pasien
sadar dan koperatif.
6. Bantu pasien melakukan oral
hygiene 7.
Anjurkan pasien makan dan minum adekuat kira-kira 3000
mlhari
Kolaborasi
8. Lakukan pemeriksaan kultur
dan sensitivitas susuai indikasi 9.
Berikan obat antibiotic sesuai indikasi.
menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya
kerusakan pada kulitiritasi kulit dan infeks.
Memberikan kenudahan bagi paru untuk berkembang, menurunkan resiko
terjadinya aspirasi.
Mencegah agar secret tidak statid dengan terjadinya peningkatan terhadap
resiko infeksi.
Menurunkan resiko terjadinya penyakit mulut dan gusi.
Menurunkan kenungkinan terjadinya infeksi. Meningkatkan aliran urine yang
statis dan membantu dalam mempertahankan pHkeasaman urine,
yang menurunkan pertumbuhan bakteri dan mengeluarkan oragnisme dari
system organ tersebut.
Mengidentifikasiorganisme sehingga dapat memilikh atau memberikan terapi
antibiotic yang terbaik.
Penanganan awal dapat emmbantu mencegah timbulnnya sepsis.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolic
neuropati perifer. Tujuan
: gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria hasil : kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji karakteristik luka
2. Kaji tanda-tanda vital
3. Kaji karakteristik nyeri
4. Lakukan perawatan luka
5. Jaga lingkungan sekitar psien
tetap bersih
Kolaborasi
6. Berikan insulin sesuai indikasi
7. Berikan antibiotic sesuai
indikasi Memberikan informasi tentang sirkulasi
kulit dan mennetukan intervensi
selanjutnya Menunjukkan adanya tanda-tanda
infeksi
Menentukan intervensi selanjutnya dan derajat keparahan luka.
Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi.
Mencegah terjadinya infeksi.
Insulin regular memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat dapat
emmbantu memindahkan glukosa dalam sel.
Penanganan awal dapat membantu mencegah timbulnya sepsis.
6. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy metabolic,
perubahan kimia darah, insufiensi insulin, peningkatan kebutuhan energy
Universitas Sumatera Utara
ditandai dengan kelelahan, kurang energy yang berlebih, ketidakmampuan beraktifitas, kecenderungan untuk kecelakaan.
Tujuan : kelelahan berkurang dan mampu melakukan aktifitas dalam bats
toleransi. Kriteria hasil : menunjukkan peningkatan tingkat energy, menunjukkan
perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
INTERVENSI RASIONAL
1. Diskusikan, buat jadwal
perencanaan aktivitas dan
identifikasi aktivitas yang dapat menimbulkan kelelahan.
2. Berikan aktivitas alternative
dengan periode istirahat yang cukup tanpa diganggu.
3. Pantau tanda-tanda vital pasien
setelah beraktivitas. 4.
Diskusikan cara menghemat energy
5. Tingkatkan partisipasi pasien
dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang
dapat ditoleransi Pendidikan dapat meberikan motivasi
untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun psaien mungkin sangat
lemah.
Mencegah kelelahan yang berlebihan
Mengidentifikasi tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.
Pasien akan dapat banyak melakukan lebih banyak kegiatan dengan
penurunan kebutuhan energy pada setiap kegiatan.
Meningkatkan kepercayaan diriharga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas
yang dapat ditoleransi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian yang dilakukan di ruang Rindu A2 RSUP HAM Medan diperoleh bahwa penyakit terbanyak adalah pasien dengan diagnosa
Diabetes Melitus. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan di ruang Rindu A2 masih terdapat pasien yang belum mengerti tentang penyakit yang dideritanya,
komplikasi yang akan terjadi dan pencegahan komplikasi yang dapat dilakukan. Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki S.Sumosardjuno, 1986. Senam kaki dapat
membantu memperbaiki sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki. Selain itu dapat meningkatkan
kekuatan otot betis, otot paha dan juga mengatasi keterbatasan pergerakan sendi S.Sumosardjuno, 1986. Efesien dan efektifnya senam kaki dapat diukur dengan
ABPI An Ankle Brachial Pressure Index, tingkat kenyamanan seperti nyeri, kesemutan, dan pegal, dan status emosi pasien yang dilakukan pre dan post senam
kaki. Selain itu, diperoleh data bahwa discharge planning pada pasien belum
dilaksanakan secara optimal untuk mempersiapkan pasien menghadapi pemulangan. Saat akan pulang pasien biasanya hanya dianjurkan untuk minum
obat secara teratur dan mengingatkan pasien untuk datang kembali kontrol ke poli penyakit dalam untuk pemeriksaan perkembangan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Perry dan Potter 2006, menyatakan sebelum pemulangan, pasien dengan keluarganya harus mengetahui bagaiman cara memanajemen pemberian
perawatan di rumah dan apa yang diharapan di dalam memperhatikan masalah fisik yang bekelanjutan. Tanpa adanya peralatan yang dibutuhkan dan tenaga
professional, perlu dinyatakan bahwa pasien beresiko kehilangan penyembuhan sebelum dipulangkan. Oleh karena itu pasien perlu dipersiapkan untuk
menghadapi pemulangan dengan melakukan discharge planning dimana pasien memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan diri di rumah demi
kesembuhannya. Pesien memiliki kemampuan yang mencakup pengetahuan, pengalaman dan keterampilan serta keinginan yang mencakup keyakinan,
komitmen dan motivasi pasien untuk melakukan aktivitas dan kegiatan yang dianjurkan oleh perawat dan klinisi lain Martinsusilo,2007.
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai asuhan keperawatan kepada klien untuk mencegah komplikasi diabetik di RSUP
HAM Medan.
A. Hasil Penelitian