keputusan diambil berdasarkan informasi yang diterima individu sebagai pengambil keputusan, berdasarkan dari pengetahuan dan sikap yang mengarah untuk menerima
atau menolak inovasi. Kwick dalam Notoatmodjo 2007, menyatakan perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan dipelajari. Selanjutnya Azwar 2006 menyatakan kontrol perilaku ditentukan oleh pengalaman masa lalu dan
perkiraan individu tentang seberapa sulit atau mudah dalam melakukan tindakan. Hasil analisis koefisien determinasi Regresi Linear Berganda menunjukkan
bahwa besarnya sumbangan variabel pengetahuan, sikap, dan dukungan anggota keluarga secara bersama-sama dalam memengaruhi kesiapsiagaan rumah tangga
menghadapi bencana gempa bumi adalah 76,3, sedangkan sisanya 23,7 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk ke dalam model. Berdasarkan hasil
indepth interview peneliti dengan 6 enam orang informan, secara keseluruhan
peneliti menyimpulkan bahwa faktor lain yang turut memengaruhi kesiapsiagaan rumah tangga dalam menghadapi bencana gempa bumi di Deyah Raya Kecamatan
Syiah Kuala Kota Banda Aceh, yakni pengalaman, emosi, kebutuhan, dan pendapatan. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Pengalaman
Menurut Azjen 1991, pengalaman masa lalu merupakan sumber yang paling penting yang dapat memberikan informasi dalam mengontrol perilaku. Fungsi
pengalaman masa lalu telah diuji dalam beberapa penelitian seperti penelitian tentang
Universitas Sumatera Utara
self efficacy dan pelatihan keahlian. Compeau dan Higgins 1995 menemukan bahwa
pengalaman masa lalu sangat berhubungan dengan self efficacy. Pengalaman masa lalu dioperasionalkan sebagai nilai kinerja dalam pelatihan hari sebelumnya. Peranan
pengalaman juga telah diteliti dalam literatur Sistem Informasi Manajemen SIM dalam bidang penerimaan pengguna. Pengalaman masa lalu ini dikembangkan oleh
Azjen dan Feishbein 1980 dari Teori Aksi Beralasan TAB menjadi Teori perilaku Terrencana TPT, inti dari TPT dan TAB adalah niat individu untuk melakukan
perilaku tertentu berdasarkan pengalaman masa lalu. Berdasarkan hasil indepth interview, diketahui bahwa alasan informan
melakukan tindakan penyelamatan diri seperti yang telah dijelaskan, adalah karena informan belajar dari pengalaman masa lalu ketika menghadapi bencana gempa bumi
dan tsunami tahun 2004. Oleh karena itu, tindakan tersebut menjadi perilaku terencana bagi individu untuk menghadapi bencana gempa bumi dimasa yang akan
datang. Menurut teori belajar yang dikembangkan oleh Bandura dalam Pieter dan
Lumongga 2010, pembentukan perilaku terjadi akibat interaksi antara person dengan lingkungannya dan adanya proses imitasi perilaku model. Perilaku model
yang mampu memberikan pengalaman yang menyenangkan akan menimbulkan perilaku positif. Akan tetapi perilaku model yang menimbulkan pengalaman kurang
menyenangkan akan dihilangkan. Peniruan perilaku model sangat dipengaruhi oleh kesenangan, minat, keyakinan, karakter, atau perilaku dominan model.
Universitas Sumatera Utara
Wilopo 1993 menyatakan pengalaman merupakan faktor yang dapat memengaruhi persepsi seseorang sehingga selanjutnya dapat memengaruhi
perilakunya. Hal senada juga dinyatakan oleh Keith dan Newston 1993, yang menyatakan bahwa pengalaman dan nilai-nilai pada diri seseorang dalam kerangka
yang terorganisasi merupakan salah satu faktor dalam mempersepsikan lingkungannya.
2. Emosi