hebatnya akibat bencana tanpa materi pendidikan seringkali membuat masyarakat menjadi gelisah dan memunculkan tindakan yang tidak realistis terhadap suatu isu.
Menumbuhkan suatu sikap dan pengetahuan dalam menghadapi bencana ini semakin menjadi bagian penting khususnya di negara yang seringkali dilanda bencana seperti
Indonesia Priyanto, 2006.
2.4.3. Dukungan Anggota Keluarga
Menurut Bailon dan Maglaya dalam Mubarak 2006, keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan. Depkes RI dalam Mubarak 2006, menyatakan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga merupakan jaringan yang mempunyai hubungan erat dan bersifat mandiri, dimana masalah seorang individu “menyusup” dan memengaruhi anggota
keluarga yang lain dan seluruh sistem. Keluarga merupakan pusat utama yang penting dan keluarga adalah kelompok bagi setiap individu. Sistem keluarga merupakan
konteks belajar yang utama bagi suatu pikiran, perasaan dan perilaku dari seorang individu. Keluarga merupakan jaringan yang mempunyai hubungan erat dan
Universitas Sumatera Utara
merupakan sistem pendukung yang vital bagi individu-individu dalam keluarga Friedman, 1998.
Menurut Sarwono 2003, dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam
melaksanakan kegiatan. Friedman 1998 menyatakan dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan
berbeda-beda pada setiap tahap siklus kehidupan. Menurut Friedman 1998, baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi
sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Caplan dalam Friedman 1998, menyatakan bahwa keluarga memiliki 4 empat fungsi dukungan yaitu:
1. Dukungan informasional, yakni anggota keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator atau penyebar informasi, memberikan saran, sugesti,
dan informasi yang dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor,
karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek dalam dukungan informasional adalah nasehat, usulan,
saran, petunjuk dan pemberian informasi. Anggota keluarga berfungsi sebagai pencari informasi yang berhubungan dengan bencana dan kesiapsiagaan
menghadapinya melalui media cetak maupun sumber lain yang mendukung, serta dapat pula memberikan saran dan usulan kepada kepala keluarga.
Universitas Sumatera Utara
2. Dukungan penilaian adalah anggota keluarga bertindak sebagai bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas anggota keluarga, diantaranya memberikan support
, perhatian dan penghargaan. 3. Dukungan instrumental adalah anggota keluarga sebagai sumber pertolongan
praktis dan konkrit untuk menyelesaikan masalah. 4. Dukungan emosional adalah anggota keluarga sebagai sebuah tempat pemulihan
yang aman dan damai untuk beristirahat dan pemulihan serta membantu secara psikologis untuk menstabilkan emosi dan mengendalikan diri. Aspek dukungan
emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.
Menurut Kamanto 2004, salah satu fungsi keluarga adalah memberikan perlindungan kepada anggota keluarga baik perlindungan fisik maupun yang bersifat
kejiwaan. Fungsi perlindungan keluarga menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 dalam Ali 2009 adalah memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota
keluarga bebas dari rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar keluarga, membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari dalam maupun luar, serta membina, menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. Kesiapsiagaan menghadapi bencana merupakan salah satu
Universitas Sumatera Utara
wujud perlindungan keluarga terhadap ancaman dan tantangan yang datang dari luar bagi anggota keluarga.
Potter dan Perry 2005 menyatakan keluarga memiliki pengaruh kuat pada individu, begitu pula sebaliknya. Menurut Febriana 2009, keluarga seyogyanya
bekerjasama untuk mengenal dan mengumpulkan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan dasar ketika terjadi bencana dan setelahnya. Ketika
seseorang merasa siap, maka akan mampu menanggulanginya dengan lebih baik.
2.5. Landasan Teori