wujud perlindungan keluarga terhadap ancaman dan tantangan yang datang dari luar bagi anggota keluarga.
Potter dan Perry 2005 menyatakan keluarga memiliki pengaruh kuat pada individu, begitu pula sebaliknya. Menurut Febriana 2009, keluarga seyogyanya
bekerjasama untuk mengenal dan mengumpulkan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan dasar ketika terjadi bencana dan setelahnya. Ketika
seseorang merasa siap, maka akan mampu menanggulanginya dengan lebih baik.
2.5. Landasan Teori
Kesiapsiagaan rumah tangga merupakan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan di dalam rumah tangga untuk mempersiapkan diri dan keluarga
menghadapi bencana sebelum terjadi bencana. Pentingnya kesiapsiagaan rumah tangga mengingat ketika bencana menyerang, keluarga akan berhadapan dengan
dampak yang besar dari bencana tersebut Febriana, 2009. Pieter dan Lumongga 2010, menyatakan pembentukan perilaku didasarkan
pada teori sikap dan teori belajar. Menurut Green, et al 1989, faktor perilaku ditentukan oleh 3 tiga kelompok, yaitu: 1 Faktor predisposisi pengetahuan,
keyakinan, nilai, sikap, dan variabel demografi tertentu, 2 Faktor pemungkin ketersediaan sumber daya kesehatan, keterjangkauan sumber daya kesehatan,
prioritas dan komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap kesehatan, serta keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan, 3 Faktor penguat keluarga, teman
sebaya, guru, pengambil kebijakan, dan petugas kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Teori Belajar Sosial Kognitif yang dikemukakan oleh Rotter 1982 dalam Feist dan Feist 2008, faktor-faktor kognitif manusia seperti pengetahuan,
ekspektansi, persepsi subjektif, nilai, sikap, tujuan, dan standar pribadi berperan penting dalam membentuk kepribadian. Selanjutnya kepribadian berinteraksi dengan
lingkungan keluarga akan memengaruhi perilaku manusia. Pengetahuan merupakan kunci utama kesiapsiagaan. Pengetahuan dan sikap
mengenai tanda-tanda bahaya dan kesiapsiagaan menghadapinya menjadi prioritas, namun untuk mewujudkannya menjadi lebih baik tentu sangat diperlukan dukungan
dari orang-orang terdekat, khususnya keluarga LIPI-UNESCOISDR, 2006. Merujuk pada Teori Green dan Teori Belajar, serta berdasarkan survei
pendahuluan yang dilakukan peneliti, terkait dengan kesiapsiagaan rumah tangga menghadapi bencana gempa bumi, maka faktor yang paling berperan dalam
memengaruhi kepala keluarga melakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana adalah pengetahuan, sikap dan dukungan anggota keluarga.
2.6. Kerangka Konsep Penelitian