berarti akan pentingnya pengetahuan mengenai bencana alam. Pengetahuan yang dimiliki biasanya dapat memengaruhi sikap dan kepedulian masyarakat untuk siap
dan siaga dalam menghadapi bencana, terutama bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah pesisir yang rentan terhadap bencana alam LIPI-UNESCOISDR, 2006.
Priyanto 2006 menyatakan bahwa pengetahuan terkait dengan persiapan menghadapi bencana menjadi fokus utama. Berbagai pengalaman menunjukkan
bahwa kesiapan menghadapi bencana seringkali terabaikan pada masyarakat yang belum memiliki pengalaman langsung terhadap bencana.
2.4.2. Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak langsung
dapat dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respon terhadap stimulus
tertentu Sunaryo, 2002. Menurut Notoatmodjo 2003, sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb
dalam Notoatmodjo 2003, menyatakan sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap dapat bersifat positif dan dapat bersifat negatif. Pada sikap positif
Universitas Sumatera Utara
kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu, sedangkan pada sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindar, membenci, tidak menyukai objek tertentu. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan objek. Misalnya sikap seseorang terhadap berita bencana yaitu terlihat dari kesediaan dan perhatiannya terhadap berita.
2. Merespon responding Merespon adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena, suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai valuing
Menghargai dapat dilihat dari sikap mengajak orang lain mengerjakan sesuatu atau berdiskusi mengenai suatu masalah. Misalnya seorang petugas yang
mengajak petugas lainnya untuk menilai resiko bencana disuatu daerah serta melakukan mitigasi terhadap resiko bencana tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung atau tidak langsung.
Menurut Allport dalam Notoatmodjo 2003, sikap biasanya memberikan penilaian menerima atau menolak terhadap objek yang dihadapi, oleh karena itu
sikap merupakan predisposisi untuk berespon yang akan membentuk tingkah laku. Terdapat 3 tiga komponen pokok sikap yaitu:
1. Komponen kognisi yang berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan, serta ide dan konsep terhadap objek, artinya keyakinan dan pendapat atau pemikiran
seseorang terhadap objek. 2. Komponen afeksi yang berhubungan dengan kehidupan emosional seseorang
atau evaluasi orang terhadap objek, artinya penilaian terkandung dalam faktor emosi orang tersebut terhadap objek.
3. Komponen konasi yang berhubungan dengan kecenderungan untuk bertingkah laku atau bertindak tend to behave, sikap merupakan komponen yang
mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka.
Sikap pada fase kesiapsiagaan preparedness, berbentuk adanya perilaku yang berlebihan pada masyarakat karena minimnya informasi mengenai cara
mencegah dan memodifikasi bahaya akibat bencana jika terjadi. Berita yang berisi
Universitas Sumatera Utara
hebatnya akibat bencana tanpa materi pendidikan seringkali membuat masyarakat menjadi gelisah dan memunculkan tindakan yang tidak realistis terhadap suatu isu.
Menumbuhkan suatu sikap dan pengetahuan dalam menghadapi bencana ini semakin menjadi bagian penting khususnya di negara yang seringkali dilanda bencana seperti
Indonesia Priyanto, 2006.
2.4.3. Dukungan Anggota Keluarga