sumber bencana atau daerah pemusatan penduduk. Selain itu, juga timbulnya masalah kesehatan seperti mengalami kecacatan akibat patah tulang, terjadinya kerusakan fisik
berupa kerusakan bangunan, sarana dan prasarana, bencana kebakaran, kerusakan dam bendungan, tanah longsor dan banjir serta kerusakan fasilitas suplai air.
2.3. Teori Pembentukan Perilaku
Menurut Chaplin dalam Pieter dan Lumongga 2010, perilaku adalah kumpulan reaksi, perbuatan, aktivitas, gabungan gerakan, tanggapan ataupun jawaban
yang dilakukan seseorang, seperti proses berpikir, bekerja , dan sebagainya. Walgito dalam Pieter dan Lumongga 2010, menyatakan perilaku adalah interelasi stimulus
eksternal dengan stimulus internal yang memberikan respons eksternal. Stimulus internal adalah stimulus-stimulus yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan
psikologis. Sedangkan stimulus eksternal adalah segala macam reaksi seseorang akibat faktor dari luar diri atau dari lingkungan.
Pieter dan Lumongga 2010, menjelaskan bahwa pembentukan perilaku manusia antara lain berdasarkan pada:
1. Teori Sikap Menurut Green, et al 1989, faktor perilaku ditentukan oleh 3 tiga kelompok,
yaitu: 1 Faktor predisposisi predisposing factors, yakni faktor yang mendasari terjadinya perilaku, mencakup pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, dan variabel
demografi tertentu, 2 Faktor pemungkin enabling factors, yakni faktor yang memungkinkan timbulnya motivasi atau aspirasi untuk terlaksananya suatu
Universitas Sumatera Utara
perilaku, mencakup ketersediaan sumber daya kesehatan, keterjangkauan sumber daya kesehatan, prioritas dan komitmen pemerintah dan masyarakat terhadap
kesehatan, serta keterampilan yang berkaitan dengan kesehatan, 3 Faktor penguat reinforcing factors, yakni faktor penyerta yang datang sesudah
terjadinya perilaku. Yang termasuk kedalam faktor penguat adalah keluarga, teman sebaya, guru, pengambil kebijakan, dan petugas kesehatan.
2. Teori Belajar Menurut Teori Belajar Sosial Kognitif yang dikemukakan oleh Rotter dalam
Feist dan Feist 2008, perilaku manusia dapat diprediksi paling baik dengan memahami interaksi manusia dan lingkungannya yang paling bermakna. Rotter
yakin bahwa perilaku manusia berasal dari interaksi antara faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor-faktor kognitif personal manusia seperti
pengetahuan, ekspektansi, persepsi subjektif, nilai, tujuan, dan standar pribadi berperan penting dalam membentuk kepribadian, selanjutnya kepribadian akan
memengaruhi perilaku manusia. Menurut Stern dalam Walgito 2004, keluarga merupakan lingkungan sosial
primer bagi setiap individu, yakni lingkungan sosial yang ditandai dengan adanya hubungan erat antara anggota satu dan anggota lain, anggota satu saling kenal
mengenal dengan anggota lain. Oleh karena itu diantara anggota telah ada hubungan erat, maka pengaruh lingkungan sosial ini terhadap perilaku individu akan lebih
mendalam dibandingkan dengan lingkungan sosial yang hubungannya tidak erat.
Universitas Sumatera Utara
Friedman 1998 menyatakan teori pembelajaran sosial yang diterapkan pada keluarga sangat berguna dalam menilai cara setiap anggota keluarga bersosialisasi,
berkomunikasi dan berfungsi dalam peran-peran keluarga, serta cara setiap anggota keluarga beradaptasi baik sebagai individu maupun sebagai keluarga. Baik keluarga
inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota- anggotanya. Caplan dalam Friedman 1998, menyatakan bahwa keluarga memiliki 4
empat fungsi dukungan, yaitu dukungan informasional, penilaian, instrumental, dan emosional. Dukungan keluarga penting khususnya ketika adanya kejadian kehidupan
situasional yang berhadapan dengan keluarga, tidak bisa tidak, pasti memengaruhi berfungsinya peran keluarga. Situasi ini merupakan kejadian yang penuh stress,
seperti bencana alam yang menimbulkan dampak besar bagi individu dan keluarga.
2.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesiapsiagaan Rumah Tangga